Sekali lagi saya kasih tahu ya, supaya kamu benar paham ne. Sekarang di zaman yang serba edan ini 'tak ada makan siang gratis, '. Ingin mendapatkan sesuatu di pemerintahan, kamu harus siap menyikut sana sini, menjelekkan sesama, membunuh karir lawanmu.
Maka engkau bisa melenggang dengan mulus untuk menggapai kue kekuasaan. Tapi kamu juga harus tahu masih ada juga pribadi-pribadi yang memegang amanah seperti diriku yang benar-benar bersih.Â
Sekali lagi kamu jangan tanya kenapa, sebab pertanyaanmu bisa membuatku murka. Apa lagi kamu bawahanku. Kalau begitu saya kasih kamu kesempatan selama dua minggu, apakah kamu masih ingin kerja di sini, atau beralih ke tempat lain.Â
Semua terserah keputusanmu, saya tidak mau mengambil pusing tentang dirimu. Sebab, kamu adalah seorang bawahan.Â
****
Tiba-tiba adzan subuh membangunkanku dari pembaringan  yang melelahkan, ternyata saya bermimpi. Bermimpi menjadi seorang pejabat di suatu lembaga di pemerintahan.Â
Saya melihat diriku seperti predator bagi yang lain. Saya tidak menghargai bawahan, memerintahkan bawahan sesuka hati, dan tidak memberinya ruang untuk menyampaikan gagasan demi kemajuan lembaga yang saya pemimpin.
Tapi untung itu hanyalah mimpi, semoga saja saya menjadi pejabat di kemudian hari tidak melakukan yang demikian. Karena jabatan adalah amanah, kapanpun akan pergi dan berakhir.Â
Namun adakah sikap pejabat hari ini seperti dalam mimpiku di atas? Kamu punya hak berkomentar dan memberikan pandangan, karena saya bukan atasanmu...Â