Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membayangkan Diri Menjadi Seorang Pejabat

22 Maret 2020   21:48 Diperbarui: 22 Maret 2020   21:46 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JIKA kelak saya seorang pejabat, seorang pemimpin yang memiliki banyak bawahan, yang sewaktu-waktu saya intruksikan untuk mengerjakan sesuatu. Mereka tentu pasti akan segera melaksanakannya. 

Kenapa? Karena saya atasannya. 

Menjadi orang nomor satu dalam suatu lembaga tertentu, tentu memiliki kewenangan yang besar untuk menentukan jalannya suatu kebijakan. Semua pasti mengaminkan, semua memuji, tunduk, patuh dan bahkan tidak ada yang mungkin berani membangkang. Berani membangkang, siap-siap disisihkan dan bahkan  dilengserkan. 

Kenapa? Ya, karena saya atasannya. 

Bawahan, tetaplah bawahan, tidak boleh banyak mengkritik, memberi saran apa lagi mengesampingkan keinginan atasan. Sebab, atasan memiliki kewenangan yang besar untuk membawa kemana arah kapal yang mengarungi ruang samudra yang bernama lembaga untuk berlabuh. 

Atasan selalu tampil di depan, berbicara, memberikan  pengarahan kepada bawahan apa yang hendak dikerjakan. Apa yang mesti dilakukan, dan seperti apa pekerjaan itu bisa membawa kemajuan bagi lembaga. 

Walaupun yang dikerjakan adalah ide saya selaku atasan, bawahan tidak boleh menolak, tidak mau, apalagi tidak mengerjakan yang diperintahkan. Mereka harus siap sedia, walaupun dikerjakan dengan terpaksa, karena perintah atasan yang tidak bisa dibantah.

Kenapa? Kok, kamu nggak bisa di kasih tahu ya, ya karena saya atasan. Mau dipecat kamu protes-protes terus dari tadi. 

Sudahlah kalau kamu sudah tak nyaman kerja di sini, dan tidak mematuhi apa yang saya perintahkan, kamu bisa saja pergi kapanpun yang kamu mau. 

Tapi harap kamu tahu, saya mendapatkan jabatan ini, posisi saya sekarang ini tidaklah gampang. Saya harus memburu restu atasan, mengiyakan apa yang diperintahkan, menyenangkan hatinya dan tidak berhenti memuji apa saja yang dilakukannya. Baru saya mendapatkan jatah sebagai pemimpin di lembaga ini, yang kini menjadi atasanmu.

Sekali lagi saya kasih tahu ya, supaya kamu benar paham ne. Sekarang di zaman yang serba edan ini 'tak ada makan siang gratis, '. Ingin mendapatkan sesuatu di pemerintahan, kamu harus siap menyikut sana sini, menjelekkan sesama, membunuh karir lawanmu.

Maka engkau bisa melenggang dengan mulus untuk menggapai kue kekuasaan. Tapi kamu juga harus tahu masih ada juga pribadi-pribadi yang memegang amanah seperti diriku yang benar-benar bersih. 

Sekali lagi kamu jangan tanya kenapa, sebab pertanyaanmu bisa membuatku murka. Apa lagi kamu bawahanku. Kalau begitu saya kasih kamu kesempatan selama dua minggu, apakah kamu masih ingin kerja di sini, atau beralih ke tempat lain. 

Semua terserah keputusanmu, saya tidak mau mengambil pusing tentang dirimu. Sebab, kamu adalah seorang bawahan. 

****

Tiba-tiba adzan subuh membangunkanku dari pembaringan  yang melelahkan, ternyata saya bermimpi. Bermimpi menjadi seorang pejabat di suatu lembaga di pemerintahan. 

Saya melihat diriku seperti predator bagi yang lain. Saya tidak menghargai bawahan, memerintahkan bawahan sesuka hati, dan tidak memberinya ruang untuk menyampaikan gagasan demi kemajuan lembaga yang saya pemimpin.

Tapi untung itu hanyalah mimpi, semoga saja saya menjadi pejabat di kemudian hari tidak melakukan yang demikian. Karena jabatan adalah amanah, kapanpun akan pergi dan berakhir. 

Namun adakah sikap pejabat hari ini seperti dalam mimpiku di atas? Kamu punya hak berkomentar dan memberikan pandangan, karena saya bukan atasanmu... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun