Mohon tunggu...
Refra Elthanimbary
Refra Elthanimbary Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang Penulis lepas yang melepas diri dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemuda dan Peradaban Baru

3 November 2021   09:29 Diperbarui: 3 November 2021   09:40 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara tentang pemuda memang tidak ada habisnya. Di tangan pemuda, masa depan peradaban bangsa, negara, bahkan umat diletakkan. Pemuda dan segala keunggulan yang dianugerahkan, memiliki peran strategis dalam menentukkan posisi bangsa di dalam suatu masa. Apatah lagi dengan kondisi dunia hari ini yang tidak baik-baik saja.

Dengan kondisi seperti ini, peran aktif pemuda sebagai tonggak kebangkitan bangsa, negara dan umat, dituntut hadir dan memberikan ruh baru. Hingga melahirkan banyak gerakan yang memberikan manfaat dan kontribusi besar pada wajah peradaban Indonesia ke depan. Sebagaimana orang-orang kampung saya menyatakan bahwa "the young today is leader tomorrow"(Pemuda hari ini adalah pemimpin yang akan datang).

Pemuda yang diharapkan oleh zaman, adalah pemuda yang mampu melakukan kerja-kerja peradaban yang memberikan dampak kebermanfaatan bagi umat. Tidak dihitung seberapa besar gerakan yang dilakukan, tetapi dengan nilai-nilai kebaikan yang terasa adalah bukti nyata yang dihasilkan oleh kerja pemuda hebat.

Indonesia di tahun 2045 akan mendapatkan bonus demografi, dimana rata-rata umur penduduk Indonesia adalah adalah pemuda yang berusia produktif. Inilah mengapa, pemuda sangat diharapkan dapat menyiapkan kualitas dan kemampuan dirinya. Karena untuk menginstal peradaban bangsa, negara, dan umat yang besar ini, butuh tanggung jawab besar dan peran serta pemuda.

Move On dari "Zaman Kuno"

Karena kita paham, era ini disebut sebagai masa teknologi. Di mana perkembangan teknologi yang sangat pesat ini telah menjadi sebuah gaya hidup bagi para generasi di dalamnya. Maka, bangsa yang memiliki pemuda yang hebat, adalah yang turut berkembang dan paham, serta menguasai teknologi modern.

Salah satu indikator keberhasilan suatu bangsa di era modern adalah yang berhasil "move on" dari masa lalu, dan memasuki era milineal serta terus merefresh kehidupan bernegara dari berbagai aspek yang ada. Karena, di era ini menuntut kepahaman terhadap teknologi. Sebab persaingan yang juga semakin tinggi, sehingga menuntut kualitas dan kinerja manusianya terkhusus pemuda untuk lebih ditingkatkan.

Di era yang semakin ganas ini, pemuda dituntut untuk terus meningkat kemampuan dan daya saing dalam segala aspek, agar supaya tidak menjadi korban serta budak daripada teknologi. Menggunakan waktu sebaik mungkin adalah satu langkah dan modal yang baik untuk meningkatkan kemampuan diri kita sebagai pemuda. Sebaliknya, waktu yang hilang dan terbuang percuma menjadi salah satu pemicu lahirnya generasi-generasi pemuda pemalas, lemah nalar, hingga mental apatis.

Berpikir, Bergerak dan Bermanfaat

Sebagaimana yang dikatakan  oleh Tan Malaka, "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda". Bahwa berarti pemuda merupakan aset berharga yang akan mengubah wajah masa depan perdaban bangsa, negara, terlebih umat ini. Pemuda harus sadar betul bahwa kemajuan pemuda sebagai tolok ukur ke arah peradaban yang berkemajuan.

Karena pemuda dalah pewaris peradaban, maka idealisme pemuda juga harus berfondasikan pada nilai-nilai yang beradab. Yang mana setiap tindakannya dilandasi oleh pikiran yang selalu terpaut kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai syarat utama untuk melakukan pergerakan atau gerak-gerak yang mengantarkannya pada hasil yang bermanfaat untuk kehidupan bersama. Karena dengan tindak pikir yang terpaut pada nilai-nilai ilahiyyah akan menghasilkan presentase keberhasilan yang tinggi.

Di dalam sejarah Islam, banyak figur pemuda yang bisa kita jadikan sebagai contoh akan hal tersebut diatas. Sebut saja salah satunya Khalifah Abdurrahman An Nashir, pada usia 21 tahun telah memimpin Andalusia mencapai puncak keemasannya. Dengan memanfaatkan kemampuan dan "jiwa muda" nya, beliau mampu membuat kemajuan dalam bidang sains yang tiada dua pada zamannya.

Ada tiga kunci sukses bagi pemuda islam di dalam menghadapi era teknologi yang semakin pesat ini. Tiga kunci itu adalah ilmu pengetahuan agama, pergaulan atau jaringan dan pengalaman. Dengan ilmu pengetahuan agama yang mumpuni, akan menjadi pondasi diri yang kokoh. Karena banyak sekali pemuda yang sukses dunianya, memiliki banyak kekayaan, tetapi dasar pengetahuaannya terhadap agama ini kurang, bahkan tidak ada sama sekali. Hal ini tentu menjadi satu kelemahan tersendiri bagi kemajuan umat kedepannya.

Selain ilmu pengetahuan agama, seorang pemuda dituntut untuk memiliki dan membangun jaringan pergaulan seluas dan sebanyak mungkin. Dengan begitu akan mudah nantinya untuk membangun satu tim masyarakat muda yang solid untuk menunjang "new peradaban".

Dengan pengetahuan agama yang kuat akan menjadi dasar kokoh. Jaringan atau pergaulan akan membentuk seorang pemuda dalam memiliki pengalam yang banyak. Namun harus tetap disaring akan setiap dampak dalam ke tiga hal tersebut.

Terakhir, yang harus disiapkan selain dari ketiga hal tersebut adalah kemampuan dalam mengeksekusi ide-ide dari jiwa muda yang masih segar, menjadi sebuah gerakan yang bermanfaat. Tentu dengan landasan visi dan misi yang jelas untuk bertindak, berpikir, bergerak dan mengahsilkan gerakan dan wadah yang bermanfaat untuk menyambut "new peradaban".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun