JADI mereka menambah daftar panjang dan memperkuat hipotesis - postulat - aksioma - paradigma - argumen - sinyalemen bahwa agama tidak mengubah kelakuan. Mereka rajin mengaji, fasih mengutip ayat suci, Â nampak rajin ibadah, sudah ke tanah suci, sudah berhaji, sering umrah, tapi kelamin siap melenting - setiap saat dibutuhkan.Â
Di luar kehidupan selebritis, yang memang badaniah, lahiriah, Â fisikal - Â di pesantren, dimana para santri mengkaji kitab kitab - tampil tertutup dari kepala hingga kaki, ada juga ustadz bahlul yang tega menggarap santri mereka. Bahkan sampai hamil dan melahirkan anak. Dalam jumlah banyak juga. Sedangkan ustadz 'hombreng' menyodomi muridnya, hingga korbannya puluhan.Â
Menjadi bukti nyata, bahwa agama sering hanya sebatas pengetahuan. Tidak membentuk karakter, mengubah kelakuan dan watak. Tidak mencegah nafsu bermaksiat.Â
Dosa besar itu, selain seks, juga korupsi, intoleransi, seperti heboh di Bekasi tempo hari, setingkat kepala bagian di instansi pemerintah, berhijab dan sudah cukup tua, masih mengumbar kebencian. Sibuk mengurusi agama dan menagganggu ibadah umat lain. Â
Ramai jadi pergunjingan juga, di kementrian agama, para ulama, ustadz, bergelar 'Gus' dan 'Ning' mempermainkan kuota haji, menjual jalur khusus untuk keuntungan sendiri dan grupnya. Berangkat ke Tanah Suci berkali kali, atas tanggungan negara, menutup kesempatan mereka yang sungguh sungguh mau ibadah dengan menabung bertahun tahun.Â
Jadi bertahun tahun belajar dan menekuni agama buat apa, ya!? Â ***
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H