Mohon tunggu...
Supriyanto Martosuwito
Supriyanto Martosuwito Mohon Tunggu... Editor - Jurnalis, penulis

Jurnalis pensiunan media cetak, gemar membaca, mengamati, menulis, kakek bahaagia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Yang Hijrah Pakaiannya, Bukan Kelakuannya

11 Oktober 2024   09:30 Diperbarui: 11 Oktober 2024   09:30 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram/Paula_Verhouven 

Jadi fokus postingan ini bukan pada sosok selebritis, yang sempurna, kecukupan, melainkan bagaimana ajaran agama menjadi kedok. Palsu! Ada suami melaporkan isterinya dengan tudingan selingkuh - dan itu serius - karena jadi berita seantero Nusantara bahkan jagat raya. 

Jika benar, maka betapa malangnya suami yang diselengkuhi. Kegantengan dan kekayaan tak menjadikan isterinya setia. Tak bisa membikin isterinya patuh, nurut, mengabdi.  

Sebaliknya, apa artinya hijab yang dipakai si isteri, jika tak bisa menjaga kehormatan sebagai isteri, patuh pada suami yang ditahbiskan sebagai imam dalam rumah tangga. Yang tidak berhijab saja paham.

Tapi kenapa saya yang harus kotbah di sini? Mentang ini hari Jumat dan pada mau Jumatan? 

Kelakuan kaum hijrah, hijabers, jenggoters, yang suka teriak teriak nama Allah, memuliakan Nabi, sibuk menutup aurat, rajin menasehati orang lain ; royal mengumbar ayat dengan aksen was-wes-wos, lafal Timur Tengah,  ternyata cuma kedok. Pencitraan! 

 

Sebagian dari mereka tetaplah mengumbar kelamin secara tak sah dengan orang lain, yang disukai, lazimnya orang yang tidak paham agama. Longgar moralnya.

MEREKA hanya model. Kapstok. Manekin. Itu faktanya.  Tampil sesuai kebutuhan, event organizer yang mengundang dan membayar.  Yang membayar adalah ormas,  produsen hijab, yang punya jenggot, dan diminta tampil seperti client yang memberi order. Lalu lenggak lenggok di sosial media. Tak ada hubungan dengan hati, jiwa dan kelakuan.  

Mereka bagian kapstok yang sedang kampanye menghijabkan dunia, mengIslamkan dunia, sebagai proyek global kaum sektarian-intoleran. Tak ada hubungannya dengan kehidupan di balik itu.  

Target mereka, kaum awam masuk Islam dulu, agamis dulu, berjilbab dulu, jenggotan dulu, cingkrangan dulu, urusan bagaimana beragama nanti saja, menyusul kemudian. 

Agama dan akhlak menjadi dua hal yang berbeda. Mereka beragama, meski kurang berakhlak.  Hijab, niqab hanya kemasan, bungkusan, pakaian - tak ada hubungannya dengan tindakan, moral, dan akhlak, praktik berkehidupan, bermasyarakat dan bernegara. Bahkan sekadar attitude.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun