Mohon tunggu...
Supriyadi Supriyadi
Supriyadi Supriyadi Mohon Tunggu... profesional -

Guru Bimbingan Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode Menghapal Perkalian dalam 1 Minggu

15 Februari 2015   18:18 Diperbarui: 4 April 2017   17:49 5312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adakah suatu keharusan mengajarkan suatu perkalian pada siswa secara berurutan ?

Dalam mengajarkan perkalian kepada siswa kita tidak harus mengajarkan perkalian secara berurutan mulai dari perkalian 1, 2, 3, 4 ...... sampai 10. Sebaiknya kita memulai dari yang termudah. Perkalian 1 lalu 10 siswa akan lebih mudah dan cepat menghapalnya karena perkalian dengan angka 1 dan 10 hasilnya membentuk pola angka yang sama.

(perlu diingatkan penanaman konsep pada siswa dalam mengajarkan perkalian bahwa
1 x 2 itu berbeda dengan 2 x 1, dimana 1 x 2 berarti ada 1 duanya (2), sedangkan 2 x 1 berarti ada dua satunya (1+1) sehingga tidak menjadi suatu polemik dalam berhitung nantinya. Tapi 1 x 2 dan 2 x 1 akan memberikan hasil yang sama yaitu 2)

Sedangkan untuk perkalian 9 merupakan langkah 3 yang harus kita berikan. Beberapa siswa umumnya kesulitan dalam menghapalkan perkalian 9. INGAT KEMBALI PENJUMLAHAN 10 Pada postingan terdahulu akan sangat membantu dalam berlatih perkalian 9. Sama dengan perkalian 1 dan 10 perkalian 9 juga membentuk pola yang mudah untuk di ingat dalam otak mereka bahwa perkalian sembilan berarti di KURANG SATU LALU KAWANNYA, misalkan 9 x 4 berarti 4 - 1 berapa? (3) kawannya 4 berapa ? (6) jadi 36. dan seterusnya. Metode dengan jari boleh tapi sebagai pembuktian saja jangan dilakukan untuk waktu yang lama. Ingatlah bahwa kita sudah mengajarkan ANGKA pada siswa berarti kita sudah memberikasn suatu bentuk yang abstrak kepada otak mereka tentang jumlah. (Pelajaran TK dan awal-awal kelas satu). Dengan mengajarkan penggunaan jari tentunya kita membawa kembali bentuk yang abstrak ke bentuk nyata. Bukankah ini suatu langkah yang menghambat kemajuan siswa untuk hapal perkalian pada akhirnya.

Tidak sulit mengajarkan perkalian pada siswa setelah memberikan konsep pada mereka bahwa jika bilangan dikali 2 berarti ditambah bilangan yang sama 2 x 3 berarti 2 kali tiganya ( 3 + 3) jika siswa sudah hapal penjumlahan 1 angka tentu mudah kita mengajarkannya bukan ???. Untuk itu saya mengharapkan sebelum naik ke kelas 2 siswa memiliki kematangan dalam penjumlahan atau sebaiknya diberikan waktu tambahan pada semester 1 kelas 2 sebelum kita mengajarkan perkalian di semester 2 kelas 2 SD. Pastikan kembali kemampuan penjumlahan yang mereka miliki.

Perkalian dengan angka lima membentuk pola angka akhiran yang mudah di ingat kalau tidak 0 ya angka 5. Bisa di mulai dengan mengunakan tangan 10 x 5 berati ada 5 pasang jari (Tepuk Tangan) berarti 50 hasilnya sedangkan 5 x 7 berarti ada 3 jari berpasangan 30 dan 1 jari tidak berpasangan berarti 5 sehingga 35. Sekali lagi penggunaan alat bantu tangan ini hanya sementara setelah mereka mengenal bilangan ganjil dan genap ajarkan kembali bahwa jika bilangan genap dikali 5 pasti angka satuannya 0 dan jika bilangan ganjil di kali 5 pasti angka satuannya 5.

Setelah siswa menguasai perkalian 1,10. 9, 2, dan 5 maka kita dapat memulai kembali pelajaran berhitung perkalian selanjutnya.

Pada perkalian 3 dan empat, diperlukan kempuan perkalian 2. Seperti kita ketahui bahwa 3 adalah (2 +1) dan 4 dapat di artikan (2+2). sehungga suatu bilangan dikalikan dengan 3 berarti dikaliakan 2 lalu ditambah bilangan itu sendiri. Misalkan 3 x 4 kita dapat menentukan hasil perkalian tersebut
3 x 4 = (2 x 4) + 4 = 8 + 4 = 12.

Sedangan mengakali bilangan dengan angka 4 berarti bilangan tersebut dikali 2 lalu ditambah hasi kali dari perkalian tersebut Misalkan 4 x 6 berarti (2 x6) + (2 x6) <--> 12 + 12 = 24

Kita dapat mengetahui apakah siswa sudah memiliki kematangan dalam berhitung perkalian dengan memberikan pertanyaan perkalian 6, 7 dan 8. Terdapat kecendrungan mereka menemui kesulitan dalam menghapal perkalian tersebut. Seperti halnya perkalian 3 dan 4 yang dipelajari dengan pendekatan perkalian 2, perkalian 6, 7 dan 8 juga dapat diajarkan melalui pendekatan perkalian 5. pada penjumlahan 6 = (5 +1), 7 = (5 + 2) dan 8 = (5 + 3).

misalkan 6 x 7 berarti (7 x 5) + (7 x 1) <---> 35 + 7 = 42. atau  (6 x 5) + (6 x 2) <----> 30 + 12 = 42

untuk dapat menghapal perkalian tersebut diharapkan siswa harus sudah menguasai perkalian sebelumnya sehingga dihapkan tidak mengalami kesulitan dalam mempelajarinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun