Sebelumnya jalur Torean ini memang tidak dijadikan jalur resmi sebab ada bagian medan jalur yang sangat berbahaya karena lokasinya memang ada di bibir jurang. Bahkan saking bahaya nya titik rawan tersebut digambarkan sebagai jalur neraka. Itulah alasannya mengapa dulunya jalur ini tidak dibuka untuk para pendaki. Tapi sekarang titik yang rawan tersebut sudah dilengkapi dengan tali pengaman sebagai pegangan. Dan bahkan beberapa jalur berupa lembah atau tebing yang terputus jalurnya sudah dipasangi tangga besi untuk membantu pendaki menuruni atau menaiki jalur tersebut. Â Saya menghitung ada sekitar 8 tangga besi yang terpasang di sepanjang jalur Torean ini.
Torean sendiri adalah nama sebuah dusun di Desa Loloan, Kecamatan Bayan, kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Dusun Torean ini berada pada ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dengan dibukanya jalur baru Torean ini menjadikan ekonomi masyarakat Torean ikut terangkat. Peluang pekerjaan baru bagi penduduk desa Torean bermunculan dengan banyaknya para pendaki gunung yang datang ke dusun mereka. Penduduk desa yang sebagian besar adalah petani, pada musim pendakian bisa bekerja sebagai guide, porter, ojek gunung, dan sebagainya.
Dengan kondisi jalur Torean yang masih asri dan eksotis, jalur ini menjadi digemari oleh para para pendaki. Sehingga ketika melakukan pendaftaran online di aplikasi eRinjani, pendaki banyak yang memilih masuk lewat Sembalun dan turun lewat Torean. Sebab cerita keindahan jalur Torean ini sudah menyebar luas di media social dengan primadona utamanya view air terjun Panimbungan. Ini yang menjadikan banyak pendaki penasaran untuk melewati jalur Torean ini.
Jalur Torean ini menyajikan hamparan sabana, air terjun, hutan tropis, aliran sungai, air panas, hamparan pasir, lanskap tebing batuan yang merupakan sebagian dari banyaknya fenomena serta atraksi alam yang dimiliki Taman Nasional Gunung Rinjani. Dan yang paling penting di sepanjang jalur ini tersedia sumber air bersih yang berupa aliran sungai dan juga sumber air yang bisa dengan mudah didapatkan oleh pendaki. Sehingga pendaki tak perlu kuatir kehabisan air selama mendaki melalui jalur ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H