Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kejadian Dini Hari di Segara Anak

3 Oktober 2024   15:22 Diperbarui: 3 Oktober 2024   15:31 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selesai packing barang-barang ke dalam carrier, saya segera keluar tenda dan bergabung dengan team. Untuk keperluan dokumentasi, kami semua memakai baju PDL hitam pagi hari itu. Selanjutnya kami mengambil beberapa foto di pinggir danau. Kebetulan Fano yang diberi tugas sebagai fotografer sudah menyiapkan tripod, sehingga kita semua bisa foto bersama. Beberapa foto diambil dalam posisi yang berbeda, tapi tetap dengan latar belakang danau Segara Anak dan gunung Barujari. Momen yang begitu langka ini harus didokumentasikan dengan baik agar bisa dijadikan foto kenangan di kemudian hari.

Fano, sang fotografer (foto:dokpri)
Fano, sang fotografer (foto:dokpri)

Selesai berfoto kami kembali mengecek tenda dan memastikan tidak ada barang yang ketinggalan. Carrier yang akan kami panggul juga kita periksa sekali lagi untuk memastikan tali -- talinya sudah terpasang dengan benar. Agar nanti waktu dipanggul di punggung kondisinya nyaman sehingga tidak mengganggu irama kaki ketika berjalan. Trekpol juga tak lupa disiapkan sebelum mulai berjalan turun. Saya siapkan beberapa snack ringan di saku carrier yang mudah dijangkau untuk bekal selama perjalanan. Agar nanti ketika diperlukan saya mudah mengambilnya.

Hengki, seorang runner yang mencoba merasakan sensasi mendaki (foto:dokpri)
Hengki, seorang runner yang mencoba merasakan sensasi mendaki (foto:dokpri)

Sambil melakukan persiapan, kami sempat mengobrol dengan pendaki lokal asal Mataram tentang kejadian dini hari tadi. Ternyata yang terganggu dengan suara teriakan oknum pendaki yang membangunkan temannya bukan hanya kami, tapi mereka yang tendanya di belakang kami juga ikut terganggu. Tapi mereka masih bisa memberikan nasehat bijak atas kejadian yang tidak mengenakkan tersebut.

" Ambil hikmah positifnya saja bang. Anggap saja kita ada yang bantu membangunkan. Sehingga bisa melakukan persiapan untuk turun lebih awal. Tidak sampai kesiangan" begitu ucap salah satu dari mereka yang mengaku bekerja di instansi pemerintah di Mataram.

Mendengar penuturan tersebut kami hanya bisa tersenyum dan mengiyakan saja. Memang kalau kita bisa mengambil hikmah positif dari setiap kejadian, maka hal itu bisa menenangkan hati. Rasa jengkel di hati akan berganti dengan rasa sabar karena hati akan menjadi lebih dingin. Benar juga yang disampaikan oleh pendaki lokal tersebut, hikmahnya kami bisa melakukan persiapan lebih awal. Mengingat perjalanan yang akan ditempuh menuju Torean sangat jauh dan memakan waktu cukup lama sekitar 10 jam. Maka kami harus berangkat pagi-pagi agar tidak sampai kemalaman di jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun