Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kejadian Dini Hari di Segara Anak

3 Oktober 2024   15:22 Diperbarui: 3 Oktober 2024   15:31 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

XPDC Gunung Rinjani  (Bagian 7)

Baru jam 03.00 dinihari ketika saya terbangun karena mendengar suara orang berteriak-teriak. Rupanya itu suara pendaki di sebelah tenda kami yang membangunkan teman-temannya yang masih terlelap tidur dengan cara berteriak-teriak. Karena masih dinihari suara teriakan pendaki itu terdengar cukup keras, dan terus diulang-ulang. Terus terang kami sangat terganggu dengan suara teriakan tersebut, karena kami jadi terbangun dan tidak bisa tidur kembali karena mendengar suara berisik tersebut.

Ini sudah menyangkut soal etika di alam bebas. Bahwa yang mgecamp di tempat itu bukan kelompok mereka saja, tapi banyak juga pendaki lain. Termasuk juga para porter yang seharian bekerja keras mengangkut barang bawaan tamu, juga butuh untuk tidur beristirahat. Jika cara oknum pendaki tersebut dalam membangunkan kawannya dengan berteriak-teriak keras begitu pasti akan mengganggu pendaki lain yang sedang beristirahat. Bukannya masih ada cara lain yang lebih baik yaitu dengan mendatangi tenda temannya satu per satu, lalu membangunkan tanpa berteriak keras-keras begitu.

foto:dokpri
foto:dokpri

"Heyyy Berisikkkk" sebuah suara yang lebih keras terdengar dari tenda lain yang terganggu akibat ulah oknum pendaki yang membangunkan kawan-kawannya. Rupanya ada juga yang tidak bisa menahan diri melihat kelakuan oknum pendaki yang berteriak-teriak tadi. Sejenak suasana menjadi hening, tak terdengar lagi suara teriakan seperti tadi. Tapi kami sudah terlanjur terbangun, susah untuk memejamkan mata lagi. Walaupun sebenarnya masih mengantuk.

Saya akhirnya bangun dan membuka tenda, lalu berjalan keluar menuju danau untuk mengambil wudlu. Kami lalu menjalankan kewajiban sholat subuh di pinggir danau di pagi yang hawanya dingin tersebut. Porter kami juga sudah bangun dan juga sudah selesai menjalankan ibadah sholat subuh. Selanjutnya mereka memasak untuk menyiapkan sarapan pagi kami. Menu pagi ini adalah masakan ikan sarden. Ini adalah hari terakhir kami menginap di danau. Agenda hari ini adalah turun melalui jalur Torean.

Rosi, menikmati suasana danau di pagi hari (foto:dokpri)
Rosi, menikmati suasana danau di pagi hari (foto:dokpri)

Saya menikmati sarapan pagi berupa menu nasi putih dengan masakan ikan sarden. Karena akan melakukan perjalanan panjang, maka saya dengan lahap menghabiskan sepiring nasi yang diberikan porter kami. Perjalanan panjang sekitar 10 jam yang akan kami tempuh untuk tiba di basecamp Torean memerlukan tenaga prima, jadi harus sarapan pagi yang cukup. Sarapan hari itu ditutup dengan segelas kopi hitam yang masih mengepul asapnya dan tercium segar aroma kopinya.

Silo dengan banner Indrialoka (foto:dokpri)
Silo dengan banner Indrialoka (foto:dokpri)

Untuk mengurangi beban selama perjalanan turun, saya titipkan sleeping bag dan matras ke porter yang barang bawaannya sudah banyak berkurang. Logistik yang dibawa porter tinggal menu untuk makan siang di tengah perjalanan nanti. Juga masih ada tersisa buah melon, nanas, dan buah naga untuk pelengkap menu makan siang. Saya isi botol-botol kosong dengan air sumber yang diambilkan mas porter untuk bekal minum di perjalanan nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun