"Saya bersaksi bahwa Pak To adalah orang yang baik. Beliau adalah Manusia Masjid yang sebagian besar waktunya selama hidup digunakan untuk mengurusi kemakmuran masjid" begitu tutur Kyai Achmad ketika mengisi ceramah pengajian rutin hari Minggu bakda Maghrib di masjid kampungku.
"Saya masih ingat dulu ketika pertama kali datang ke masjid ini untuk numpang sholat. Saat itu saya kebingungan untuk mencari tempat istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan untuk mengisi ceramah di kota lain. Ya Pak To ini yang dengan senyum ramah datang menghampiri saya dan menawari saya tempat  untuk istirahat. Padahal waktu itu beliau belum mengenal saya." ujar Kyai Achmad lagi.
" Dan sekarang orang yang baik tersebut sedang terbaring di rumah sakit dan hingga malam ini masih belum sadarkan diri. Oleh karena itu mari kita bersama panjatkan do'a kepada Allah SWT agar diberikan yang terbaik untuk Pak To" begitu ajak Kyai Achmad kepada seluruh jamaah yang malam itu datang di masjid.
Memang lima hari sebelumnya, di hari Rabu malam Pak To mendadak jatuh sakit tak sadarkan diri di masjid. Beberapa orang mengatakan bahwa darah tinggi Pak To sedang naik hingga dia tak sadarkan diri. Malam itu juga beliau segera dilarikan ke Rumah Sakit dengan mobil ambulan  masjid.
Kabar tentang Pak To yang sakit mendadak ini cepat menyebar ke para jamaah. Mereka banyak yang tidak menyangka bahwa Pak To yang selalu tampak sehat dan jarang sakit ini tiba - tiba harus dilarikan ke rumah sakit. Ucapan doa - doa untuk kesembuhan Pak To pun meluncur dari mulut para jamaah. Begitupun tulisan do'a kesembuhan juga bertebaran di group WA jamaah dan takmir masjid.
Memang Pak To sangat dikenal oleh jamaah masjid di kampungku. Selaku marbot masjid, lelaki baik hati ini selalu menyapa jamaah dengan senyumnya yang ramah. Setiap subuh Pak To akan berdiri menunggu di pintu utama masjid untuk menyambut jamaah yang datang ke masjid. Dan ketika ada jamaah datang, Pak To akan tersenyum bahagia dan selalu menyalami setiap jamaah sambil berucap 'Alhamdulillah'.
Dan amalan baik Pak To yang paling diingat oleh seluruh jamaah masjid adalah kebiasaannya untuk memberikan minuman kopi dan teh kepada seluruh jamaah pengajian bakda subuh. Dengan membawa nampan berisi cangkir kopi dan teh, Pak To akan berkeliling membagikan minuman ke jamaah satu per satu. Sehingga jamaah tidak mengantuk dan bisa lebih fokus mendengarkan ceramah pengajian dari pak Kyai.
Dari kabar yang disampaikan oleh takmir masjid bahwa sehari setelah masuk rumah sakit, pihak dokter rumah sakit langsung melakukan tindakan operasi untuk menyelamatkan Pak To. Kabarnya Pak To mengalami pendarahan hingga menyebabkan pecah pembuluh darah di otak.
Selesai operasi dia dibawa ke ruang ICU dalam kondisi yang masih belum sadarkan diri. Kembali do'a - do'a untuk kesembuhan Pak To terus dipanjatkan oleh pengurus takmir dan para jamaah masjid. Beberapa orang takmir juga datang ke rumah sakit untuk membesuk Pak To. Tapi mereka hanya bisa menyaksikan pasien dari balik kaca di ruang ICU.
Hari Rabu sore, tepat seminggu Pak To dirawat di rumah sakit, kembali di group WA takmir ada update info yang dikirim oleh Abah Hudin selaku penasehat takmir yang mengabarkan tentang kondisi terkini Pak To pasca operasi kedua.
" Pak To selesai menjalani operasi kedua, sekarang sudah pindah ruangan. Mohon barokah do'a panjenengan semua agar Pak To segera diberikan kesembuhan oleh Allah SWT " begitu tulis Abah Hudin.
"Alhamdulillah semoga kondisinya semakin membaik dan segera sembuh serta sehat kembali, aamiin yaa Rabbal 'aalamiin" begitu tulis haji Sur menimpali informasi di WA group takmir.
"Semoga Allah SWT cepat memberikan kesembuhan untuk Pak To, segera sehat kembali  amin ya rabbal alamin" tulis lek Yanto.
Do'a - do'a kesembuhan juga disampaikan oleh pengurus takmir yang lain untuk manusia masjid yang sedang dalam kondisi  lemah tak berdaya di ruang ICU ini.
" Monggo nanti sore yang mau ikut membesuk Pak To di rumah sakit kumpul jam 15.00 di masjid. Nanti kita berangkat bersama setelah sholat ashar " begitu ajakan dari Abah Hudin kepada seluruh takmir masjid.
Dan sore hari itu beberapa orang takmir datang ke rumah sakit untuk membesuk Pak To. Setibanya di rumah sakit, mereka  bergantian masuk satu persatu ke ruang perawatan. Karena pihak rumah sakit hanya mengijinkan satu orang pengunjung yang boleh masuk, itupun harus dengan memakai ID card. Jadinya mereka secara bergantian meminjam ID Card dari keluarga Pak To agar bisa masuk ke kamar pasien.
" Waktu tiba di kamar Pak To, aku sempat ngomong begini ' Pak To ini aku yang datang '. Saat itu aku melihat mata Pak To terbuka sebentar, kemudian terpejam lagi" Begitu cerita Abah Hudin.
Kamis pagi sebelum adzan subuh berkumandang sebuah kabar duka datang dari rumah sakit bahwa Pak To telah meninggal dunia. Innalillahi wa innailaihi rojiun. Sang manusia masjid itu pun telah pulang menghadap Allah SWT.
Sontak berita duka ini menghebohkan seluruh jamaah masjid dan warga kampung kami, termasuk sang Penasehat. "Rencananya Kamis pagi saya akan pergi ke Pasuruan untuk ikhtiar mencarikan 'tombo' buat kesembuhan Pak To. Namun ternyata Allah SWT punya kehendak lain, Pak To telah meninggal dunia" ucapnya.
"Manusia itu menjelang akhir hayatnya tidak akan jauh dari kebiasaan yang dilakukan selama hidupnya. Kalau semasa hidupnya selalu berbuat baik seperti Pak To ini, maka dia akan meninggal  dalam keadaan Khusnul khotimah" begitu tutur habib Abdullah kepada para jamaah masjid ketika mengisi pengajian Senin malam bakda Maghrib.
" Kita semua tahu bahwa Pak To ini selalu istiqomah memakmurkan masjid kita ini. Dan beliau meninggalnya pun dimulai dari kondisi sakit di masjid ini. Insyaallah beliau adalah ahli surga dan meninggal dalam keadaan Khusnul khotimah " imbuh Habib Abdullah lagi dan langsung diamini oleh seluruh jamaah masjid.
Memang Pak To hampir sepanjang hidupnya selalu berada di masjid. Dia mengabdikan waktunya, tenaganya, dan pikirannya untuk kemakmuran masjid. Maka tak salah jika julukan sebagai manusia masjid layak disematkan untuk Pak To. Tak heran ketika beliau meninggal dunia banyak orang yang merasa kehilangan dirinya.
Terbukti pada saat pembacaan do'a tahlil selama tujuh hari jamaah yang datang membludak. Rumah Pak To yang berada diujung gang tidak mampu menampung seluruh jamaah tahlil yang datang. Akhirnya jamaah yang meluber tersebut ditampung di rumah - rumah tetangga hingga ada yang sampai rela duduk di jalan. Mereka semua mengirimkan do'a terbaik untuk si manusia masjid.
Lawang, 1 Juni 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H