Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memaafkan dan Melupakan Harus Dilakukan dengan Kesadaran, Bukan Keterpaksaan

11 Agustus 2024   06:08 Diperbarui: 11 Agustus 2024   06:10 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dengan Canva (dokpri)

Memaafkan dan Melupakan Harus Dilakukan dengan Kesadaran, Bukan Keterpaksaan

Dalam pergaulan di masyarakat, sering ada gesekan atau benturan. Istilah umum yang sering digunakan, ada perbedaan pendapat atau pemahaman. Dengan adanya perbedaan pendapat, sering muncul kata-kata yang bernada mengejek atau menghina. Untuk mempertahankan pendapat pribadi, sering tidak kita sadari muncul rasa ego dan ingin pendapat kitalah yang diterima.

Setelah berselang beberapa waktu, ada rasa penyesalan. Mengapa hanya berbeda pendapat kita tega melontarkan kata-kata tidak pantas. Sebaliknya, pihak lawan mungkin yang melontarkan kata-kata yang tidak bijak itu. Hal itu tentu membuat hati terluka atau tersakiti.

Memaafkan dan Melupakan

Atas peristiwa yang sudah terjadi, kita akan bisa memaafkan atau memberi maaaf pihak yang berseberangan pendapat dengan kita. Demikian pula, pihak yang kontra itu mungkin yang akan meminta maaf kepada kita. Sebagai makhluk sosial, kita harus dengan lapang dada meminta maaf atau menerima permintaan maaf dari pihak "lawan".

Tidak cukup sampai di situ. Berjabat tangan atau mengucapkan kata maaf memang mudah. Satu hal yang perlu diikuti setelah jabat tangan  dan ucapan maaf adalah melupakan perbedaan pendapat yang pernah terjadi.

Dengan melupakan hal yang menimbulkan "perkelahian" itu, rasa hati akan lega. Perasaan akan damai. Apakah hal itu mudah dilakukan? Sebagian orang mungkin akan dengan cepat melupakan. Namun, ada sebagian yang agak sulit melupakan hal itu.

Menyibukkan Diri  

Manusia tempat salah dan lupa. Nah, setelah merasa bersalah dan meminta maaf, kita wajib melupakan hal yang menimbulkan masalah tersebut. Bagaimana caranya? Kita perlu menyibukkan diri dengan aktivitas positif. Dengan asyik dan sibuk dengan kegiatan yang positif, secara perlahan hal-hal yang menimbulkan masalah tersebut akan "hilang" atau terlupakan. 

Dengan aktivitas baru dan kesibukan yang menyita waktu, hal-hal negatif yang pernah terjadi akan "terbang" bersama "angin". Kita harus menerapkan resep sederhana ini: menyibukkan diri kepada hal-hal positif.

Memaafkan dengan Kesadaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun