Seperti biasa, kami tiba di area objek wisata Umbul Brondong langsung menitipkan barang-barang bawaan ke warung langganan, Mbah Surip. Setelah melepas pakaian luar, segera saya menuju kolam induk Umbul Brondong. Di dalam kolam sudah ada beberapa orang yang berendam di sana.
Berendam dan bermain air di Umbul Brondong dapat membuat rasa letih berkurang. Saya merasakan relaks dengan air yang masih segar, baru keluar dari dasar kolam Umbul Brondong. Ada rasa seperti dipijat-pijat seluruh anggota tubuh yang terendam air. Hal itu membuat aliran darah berjalan lebih lancar.
Setelah beberapa saat berendam di kolam induk tersebut, saya segera mandi pada bilik  kamar mandi yang cukup banyak tersedia di sekitar kolam yang ada di sana.
Seusai mandi dan mengenakan pakaian luar lagi, saya menyempatkan waktu untuk berswafoto dengan latar kolam induk Umbul Brondong. Foto itu sebagai bukti bahwa pada hari dan tanggal sekian saya bekunjung ke Umbul Brondong.
Setelah puas mengambil gambar di dekat kolam induk Umbul Brondong, saya segera menuju warung langganan adik Tarti, warung mbah Surip, tempat kami menitipkan barang-barang. Seperti pada kunjungan sebelumnya (bulan Februari 2024), sarapan menjadi agenda yang menyenangkan. Nasi pecel dengan aneka sayuran lokal membuat kangen.
Ketika usai menikmati sarapan, adik Tarti menginformasikan bahwa matahari sudah terbit. Saya pun merasa gembira. Ada panorama yang dapat diabadikan. Segera saya keluar warung untuk mencari posisi yang nyaman agar dapat menyaksikan kemunculan matahari.
Namun, cukup disayangkan, cuaca kurang bagus. Ada awan yang menghalangi penampakan wajah Sang Surya. Meskipun demikian, saya berusaha untuk dapat mengambil gambar bentuk bulat yang justru tampak indah. Pagi itu Sang Surya tampak seperti rembulan.
Saya justru berbahagia karena dapat memotret matahari tanpa harus menggunakan filter. Saya dapat memotret langsung Sang Surya yang agak terlindungi oleh awan putih.
Penampakan matahari sangat elok ketika saat memotret saya zoom, mirip lukisan dengan cat. Bentuk bulat tidak utuh. Warna kemerah-merahan begitu menakjubkan. Tidak henti saya memandangi panorama yang langka tersebut. Tidak ada sinar yang menyilaukan. Sinar matahari pada pagi hari itu masih terasa sejuk.
Foto asli tanpa melakukan zoom juga saya buat. Namun, hasilnya kurang bagus. Matahari tampak sangat kecil. Daun-daun berwarna hijau yang mendominasi. Awan putih tampak menggumpal menghiasi angkasa.
Saya benar-benar merasa takjub atas panorama pada pagi hari Sabtu (15/6/2024) itu. Ciptaan Tuhan benar-benar luar biasa. Dalam suhu udara yang sejuk  saya dapat menikmati keindahan yang menyejukkan mata dan membuat kalbu merasa tenteram.***