Tindakan pijat pun dilakukan sesuai  kondisi badan yang saya alami.
Setelah sekitar satu jam, Pak Maryata merampungkan sesi pijat. Saya segera mengelap minyak urut yang masih tampak atau terasa membasahi badan.
Sebelum meninggalkan rumah Pak Maryata, saya diberi oleh-oleh satu ikat daun kelor yang dipetik dari kebun samping runah Pak Maryata.
Sekadar informasi, orang tua Pak Maryata berasal dari Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kemudian, istri Pak Maryata pernah bersekolah di SMA Penajam ketika saya masih menjadi guru Bahasa Indonesia di sana (1987-2004).
Sebenarnya saya ingin singgah beli burjo (bubur kacang hijau) di samping bank BRI Petung. Namun, rencana itu saya urungkan. Kemudian, saya juga ingin singgah ke rumah Pak M. Hanafi.Â
Rencana itu pun saya batalkan. Dari rumah Pak Maryata di Girimukti (dekat rumah Pak Anas Baenana) saya langsung pulang ke rumah.Â
Sampai di rumah, sepeda motor tidak langsung saya masukkan ke teras. Saya ingin membeli air minum isi ulang.
Dua galon kosong saya siapkan. Mumpung cuaca cerah, saya ingin membeli dua galon air minum isi ulang untuk stok beberapa hari ke depan.
Cuaca yang tidak menentu perlu diantisipasi. Sejak kami tiba dari Jawa (Selasa, 2/7/2024) gerimis turun cukup lama hampir tiap hari.
Ketika cuaca cerah, tidak gerimis, perlu melakukan aktivitas di luar rumah yang tertunda atau yang perlu disegerakan.
Setelah dua galon air minum isi ulang terbeli, saya sempatkan waktu untuk membuat minuman hangat. Pagi itu saya ingin minum teh hangat.