Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Olahraga Bela Diri dalam Pertunjukan Ketoprak dan Wayang Orang Sangat Berbeda

4 Juli 2024   05:58 Diperbarui: 4 Juli 2024   08:13 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Setiap diadakan pertunjukan kesenian ketoprak dan wayang orang sering, bahkan selalu ditampilkan adegan (olahraga) bela diri. Istilah bela diri menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) VI, adalah seni mempertahankan diri yang mengutamakan ketahanan dan kekuatan fisik.   

Ada perbedaan signifikan jenis olahraga beladiri yang ditampilkan oleh para pemain dalam dua kesenian tradisional Jawa tersebut. Perbedaan itu akan diuraikan dalam paparan berikut ini.

Olahraga Bela Diri dalam Wayang Orang

Seni pertunjukan wayang orang lebih mengutamakan aksi menari daripada gerakan bebas. Dalam menari ada irama dan kepaduan gerak antara satu pemain dengan pemain lain. 

Untuk itu, dalam adegan olahraga bela diri yang ditampilkan (selalu) diiringi musik gamelan yang terkadang slow dan lebih sering cepat. 

Gerakan-gerakan cepat dalam olahraga bela diri pada pertunjukan wayang orang tetap mengacu pada kepaduan gerak antara satu pemain dengan pemain lain. Bukan gerakan bebas. Ada irama yang harus diikuti.


Para pemain olahraga bela diri dalam pertunjukan wayang orang tetap mengikuti irama musik gamelan yang rancak, penuh semangat dan membuat kagum para penonton.

Gerakan para pemain wayang orang yang mengikuti irama dalam suasana berkelahi atau bertempur adu fisik tidak asal menggerakkan tangan dan kaki. Mereka bergerak mengikuti iringan musik gamelan. Berkelahi sambil menari. Bisa pula dibalik, menari sambil berkelahi.

Olahraga Bela Diri dalam Pertunjukan Ketoprak

Para pemain kesenian ketoprak yang berperan sebagai prajurit akan berolahraga bela diri saat berperang adu fisik dengan prajurit dari pihak lawan. Biasanya ada dua kerajaan yang berseteru. Saat terjadi ketegangan, biasanya para prajurit beradu kekuatan.


Prajurit yang berperan sebagai "bolo dupakan" (anggota pemain ketoprak yang berperan sebagai prajurit yang harus mendupak atau menendang lawan) harus siap melakukan olahraga bela diri di atas panggung.

Para prajurit dalam pentas ketoprak bergerak dengan bebas meskipun ada musik gamelan yang mengiringi. Artinya, para prajurit bebas bergerak dalam adu fisik dengan prajurit lawan. Gerakan-gerakan mereka tidak terbatas. Mereka bebas beradu fisik dengan pihak lawan dengan berbagai gaya atau jenis bela diri. Mereka dapat menggunakan gerakan silat, yudo, tinju, dan sebagainya.

Gerakan salto paling sering ditunjukkan oleh pemain ketoprak di sela-sela perkelahian atau peperangan yang sedang berlangsung. Hal itu tentu membuat decak kagum para penonton. 

Kostum Pemain yang Membuat Perbedaan

Perkelahian menggunakan gerakan bela diri dalam pertunjukan ketoprak dan wayang orang memiliki perbedaan tentu ada penyebabnya. Menurut pengamatan saya pribadi, cara berkelahi dalam dua pertujukan kesenian itu berbeda karena kostum atau pakaian yang dikenakan.

Dalam pertunjukan wayang orang, kostum para pemain sudah baku. Mereka menggunakan aksesori yang mudah terlepas atau jatuh. Ada aksesori untuk bagian kepala, telinga, badan, tangan, dan bagian kaki. Dengan banyaknya aksesori yang menempel pada tubuh, gerakan para pemain wayang orang sangat terbatas. Mereka tidak lazim melakukan salto atau gerakan lain yang lincah.

Pada pertunjukan wayang orang, diutamakan gerakan menari. Ketika berperang pun aksi mereka juga diiringi musik gamelan yang harus diikuti dengan baik. Tidak asal bergerak.

Berbeda dengan pertunjukan ketoprak. Pada umumnya, para prajurit pemain ketoprak mengggunakan kostum atau pakaian yang simpel. Tidak ada aksesori yang banyak. Dengan demikian, para prajurit pemain ketoprak dapat bergerak bebas dan melakukan aksi yang memikat penonton seperti melakukan salto di atas pentas.

Rekrutmen Atlet Bela Diri untuk Bermain Ketoprak dan Wayang Orang

Untuk menampilkan tontonan yang menarik, sutradara atau orang yang bertanggung jawab terhadap kelompok seni ketoprak dan wayang orang perlu merekrut atlet bela diri. Atlet karate, yudo, atau jenis bela diri lain  perlu direkrut untuk dilatih menjadi pemain ketoprak atau wayang orang.

Mungkin mereka sudah melakukan. Atlet atau pelatih bela diri dikontrak untuk melatih para "prajurit" atau pemain yang bertugas "berkelahi" dalam pertunjukan. Seni bela diri yang ditampilkan perlu variasi sehingga pertunjukan kian menarik.

Tujuan rekrutmen atlet bela diri atau pelatihnya bukan semata-mata ingin mengambil ilmu bela diri dari mereka. Para atlet itu pun perlu diperkenalkan dengan seni wayang orang dan ketoprak. Jika mereka sudah mengenal diharapkan akan ikut bergabung menjadi pemain (inti) spesial berkelahi.

Teman-teman para atlet yang berhasil direkrut akan dapat dijadikan "cadangan" untuk rekrutmen berikutnya sehingga terjadi estafet pemain. Apalagi dari pihak yang bertangung jawab terhadap kelompok seni tersebut sanggup memberikan gaji yang sepadan dengan gaji pegawai atau karyawan di tempat lain, tentu ajakan untuk bergabung akan disambut dengan baik. Toh, tugas mereka sesuai dengan keahlian yang mereka miliki.

Jika pihak yang bertanggung jawab terhadap kelompok seni tidak ada anggaran yang cukup, bisa saja mengambil pelatih bela diri. Kemudian pemain ketoprak atau wayang orang yang ada dilatih secara intensif agar dapat tampil "berkelahi" yang enak ditonton dan tentu saja menghibur.

Berkelahi dalam bentuk seni perlu dilakukan secara profesional. Meskipun bukan atlet bela diri, para pemain ketoprak atau wayang orang dapat diberi bekal pengetahuan dasar tentang bela diri dan gerakan-gerakan yang enak ditonton serta tidak membahayakan lawan main dan diri sendiri.

Satu lagi saran untuk penanggung jawab pertunjukan wayang orang, sebaiknya aksesori para pemain dibuat dari bahan yang tidak mudah jatuh atau terlepas dari anggota badan. Bahan imitasi dari plastik yang lentur dan kuat menempel pada tubuh perlu diadakan atau diproduksi agar para pemain, khususnya pemain yang harus berkelahi dapat leluasa bergerak. Saat berperang aksesori tidak mudah terlepas atau terlempar jatuh.

Dengan aksesori yang nyaman menempel pada badan/tubuh, para pemain wayang orang bebas bergerak dan tidak khawatir aksesorinya terlepas.

Demikian sedikit ulasan terkait olahraga bela diri dalam pertunjukan ketoprak dan wayang orang. Dua kesenian tradisional Jawa tersebut perlu dilestarikan dengan sentuhan teknologi dan rekrutmen pemain dari kalangan muda.***

Penajam Paser Utara, 4 Juli 2024

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun