Hadiri Acara Bukber di SMP 7 PPU Diberi Bingkisan
Hari Rabu tanggal 27 Maret 2024 saya menghadiri acara bukber di SMP 7 Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Saya dijemput Pak Mokhamad Syafii, pengawas pembina SMP 7 PPU. Status saya diundang sebagai mantan pengawas dan mantan kepala SMP 7 PPU yang sudah purnatugas.
Sebelum pukul setengah lima, usai asar, Pak Mokhamad Syafii memarkir mobil di samping rumah saya. Dengan kode bunyi klakson, saya segera keluar rumah dan bergabung dalam mobil pribadi Pak Mokhamad Syafii.
Pak Sukaryadi, kepsek SMP 7 PPU mengundang lewat pesan WA pada hari Senin (25/3/24). Saya merasa bersyukur mendapatkan undangan bukber tersebut. Saya merasa bersyukur pula karena pengawas pembina SMP 7 PPU bersedia menjemput saya untuk bersama-sama menghadiri acara bukber itu.
Tiba di SMP 7 PPU waktu masih longgar. Kami langsung diajak menuju musala, tempat dilaksanakan acara berbuka bersama. Siswa OSIS dilibatkan dalam persiapan untuk berbuka puasa.
Hidangan yang cukup menggoda disajikan di hadapan kami. Ada teh manis. Ada kolak pisang. Ada buah semangka. Tidak ketinggalan makanan kecil (takjil) yang cukup menggoda.
Pada saat anak-anak OSIS yang perempuan membantu menyiapkan hidangan dengan arahan para guru wanita, anak-anak OSIS yang laki-laki membentuk lingkaran untuk bersiap-siap menikmati hidangan bukber.
Sebelum acara bukber dimulai, ada sambutan dari Pak Sukaryadi. Dalam kesempatan itu Pak Sukaryadi menyampaikan bahwa Suprihadi diundang karena pernah menjadi kepala SMP 7 PPU dan sudah purnatugas (pensiun) PNS.
Setelah memberikan sambutan, Pak Sukaryadi meminta Pak Baan, guru IPS SMP 7 PPU untuk menyerahkan kenang-kenangan atau tanda mata karena Suprihadi sudah purnatugas.
Apa isi tas merah? Kelihatannya kecil tas itu tetapi isinya cukup banyak. Pada saat tiba di rumah, isi tas dibuka oleh nyonya Suprihadi. Ada beberapa barang untuk dapat digunakan pada saat lebaran atau salat Idulfitri.
Ada kemeja wanita beserta kerudung dengan warna yang cantik. Saya suka dengan warna kemeja itu. Istri tercinta cukup senang mendapatkan kenang-kenangan dari SMP 7 PPU itu.
Pada bungkusan lain, ada sarung berwarna putih. Warna sarung sangat cocok dipadukan dengan kemeja lengan panjang atau baju koko dengan warna sama dengan kemeja untuk istri tercinta.
Saya merasa bersyukur karena mendapatkan kenang-kenangan kemeja lengan panjang dengan warna senada dengan kemeja untuk istri tercinta.
Perlengkapan untuk salat, sajadah, juga ada dalam tas merah tersebut. Berulang kali saya berucap syukur. Lebaran tahun ini tidak perlu membeli baju baru.
Di ruang musala SMP 7 PPU pada hari Rabu tanggal 27 Maret 2024 itu saya semakin bersyukur karena mendapatkan bingkisan lebaran pula. Pak Sukaryadi meminta kepada Pak Roni, guru Pendidikan Agama Islam SMP 7 PPU untuk mewakili keluarga besar SMP yang terletak di Kelurahan Sotek tersebut.
Kardus atau kotak bingkisan terlihat kecil tetapi isinya cukup banyak. Saat tiba di rumah, nyonya Suprihadi membongkar isi kardus tersebut.
Ada satu pouch minyak goreng. Ada gula pasir satu kilogram. Ada teh celup satu kotak. Ada biskuit kaleng. Ada kue lebaran. Ada camilan berbungkus plastik tebal. Ada pula sirup manis dua botol.
Cukup berat kardus berisi bingkisan lebaran tersebut. Untuk bingkisan lebaran bukan hanya saya yang mendapatkan. Pak Mokhamad Syafii selaku pengawas pembina SMP 7 PPU juga mendapatkannya.
Setelah acara pemberian kenang-kenangan dan bingkisan lebaran, suara azan berkumandang. Kami segera berfoto bersama sebelum menikmati hidangan bukber yang sudah disiapkan di hadapan kami.Â
Suasana ceria tercipta. Puasa untuk hari Rabu (27/3/2024) sudah ditunaikan. Acara berbuka pun diliputi rasa bahagia. Saya langsung menyeruput minuman teh hangat sedikit. Kemudian kolak pisang yang hangat langsung dinikmati.
Kami benar-benar merasa lega. Rasa haus berangsur sirna. Wajah-wajah ceria mulai tampak dengan senyum yang merekah. Hidangan yang tersedia perlahan-lahan mulai berkurang, berpindah "alamat".
Usai menikmati makanan ringan (takjil) dilanjutkan dengan salat magrib berjamaah. Pak Baan yang azan sedangkan Pak Roni yang menjadi imam salat.
Salat berjamaah berlangsung dengan tertib. Suhu udara di dalam musala cukup nyaman. Ada beberapa kipas angin pada beberapa bagian dinding.
Selesai salat magrib berjamaah dilanjutkan dengan acara makan besar secara prasmanan. Seperti biasa, kaum bapak didahulukan untuk mengambil makanan.
Pada saat saya mengambil nasi, saya lihat ada Bu Sri Fauziah, guru matematika SMP 7 PPU. Saya tanyakan keberadaan Pak Rofik, suami Bu Sri Fauziah yang juga guru di SMP 7 PPU.
"Sedang nggak enak badan, Pak!" jawab Bu Sri Fauziah.
Saya menikmati hidangan cukup cepat. Begitu selesai makan, saya segera meminta mikrofon untuk memberikan ucapan terima kasih atas undangan bukber dan pemberian kenang-kenangan serta bingkisan lebaran.
Setelah saya selesai menyampaikan ucapan terima kasih, Pak Roni yang memegang mikrofon dan menjawab ucapan terima kasih yang saya sampaikan.
 Â
Alhamdulillah. Acara bukber berjalan dengan lancar. Kami segera berpamitan untuk pulang kembali ke Penajam. Ada beberapa guru wanita yang ikut mengiringi kami ke tempat parkir mobil. Ada Bu Siti Hasanah, Bu Asriani, Bu Mardiana, Bu Nirwana, dan ada pula staf SMP 7 PPU yang ikut mengantakan hingga ke parkiran itu, termasuk Pak Sukaryadi sang kepsek.
Kami merasa terharu mendapatkan perlakuan yang cukup istimewa. Semoga kebaikan keluarga besar SMP 7 PPU mendapatkan pahala dari Yang Maha Kuasa.
Pak Mokhamad Syafii mengantarkan saya pulang ke rumah di Perumahan Penajam Indah Lestari, kilometer satu setengah Penajam.
Penajam Paser Utara, 27 Maret 2024Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H