Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Waktu Jelang Berbuka Puasa Wajib Waspada

16 Maret 2024   16:05 Diperbarui: 16 Maret 2024   16:07 2849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duduk berbincang di teras (dokpri)

Kesepakatan pun dibuat. Pak Mokhamad Syafii bersedia menjadi driver mobil Pak Suyono. Untuk menambah penumpang, saya menghubungi Pak Edy Prayitno yang kebetulan berlatar belakang matematika seperti Pak Suryadi.

Menunggu di rumah Pak Suyono (dokpri)
Menunggu di rumah Pak Suyono (dokpri)
Sebelum pukul sembilan pagi hari Rabu (13/03/24) saya sudah duduk di depan rumah Pak Suyono. Saya harus datang lebih awal daripada Pak Mokhamad Syafii dan Pak Edy Prayitno.

Mengingat perjalanan cukup jauh, sengaja kami berangkat agak pagi. Ngabuburit kecepatan ini ceritanya!

Pak Suyono dan Pak M. Syafii (dokpri)
Pak Suyono dan Pak M. Syafii (dokpri)
Perjalanan santai. Pak Mokhamad Syafii menyetir dengan kecepatan rendah. Padahal, jalan yang kami lalui tidak terlalu padat. Kami mengobrol dengan santai selama perjalanan.

Berswafoto dengan Pak Edy P. (dokpri)
Berswafoto dengan Pak Edy P. (dokpri)
Saya duduk santai pula di bangku tengah bersama Pak Edy Prayitno. Sejak purnatugas, kami jarang bertemu dalam suasana formal. Obrolan terus berlanjut dengan topik yang meloncat-loncat.

Meskipun jauh, waktu terasa begitu cepat berlalu. Pak Mokhamad Syafii memarkir mobil bercat hitam milik Pak Suyono itu langsung di halaman rumah Pak Suryadi.

Duduk berbincang di teras (dokpri)
Duduk berbincang di teras (dokpri)
Kami memilih duduk-duduk di teras rumah Pak Suryadi. Meskipun sudah dipersilakan untuk masuk ke dalam rumah, kami tetap memilih untuk duduk-duduk santai di teras rumah.

Dokpri
Dokpri
Pak Suryadi banyak bercerita terkait putri keduanya yang sudah almarhumah itu. Ternyata sudah hampir satu bulan putri Pak Suryadi itu dirawat di rumah sakit Kanujoso Kota Balikpapan.  

Sakit tumor otak, demikian penjelasan Pak Suryadi. Tumor itu sudah menyebar. Kami mendengarkan penjelasan Pak Suryadi dengan ekspresi masing-masing.

Pada saat Pak Suryadi sedang asyik bercerita, datang seorang kepala sekolah wanita, Bu Wagiyamawati, yang lebih akrab dipanggil Bu Watik.

Bu Watik ikut meramaikan suasana (dokpri)
Bu Watik ikut meramaikan suasana (dokpri)
Dengan kehadiran Bu watik, obrolan semakin bertambah ramai. Bukan hanya kisah Pak Suryadi tentang putrinya yang sudah meninggal dunia, kami juga memperoleh kisah terkait kepindahan tugas Bu Watik dari kepsek SMP 8 PPU ke SMP 11 PPU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun