Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Paragraf Pembuka dalam Cerpen yang Memikat Pembaca seperti Apa?

8 Maret 2024   10:14 Diperbarui: 8 Maret 2024   10:24 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggambaran tokoh yang memiliki "kelebihan" yang unik dengan dimunculkan kosakata "ajaib" tentu akan menggiring pembaca untuk ingin lebih tahu isi cerita dalam cerpen yang memikat itu.

Paragraf dibuka dengan memunculkan "konflik cerita" dapat dijumpai (pula) dalam cerpen karya Adek Alwi berjudul Lampu Ibu yang dimuat dalam buku Cerpen Kompas Pilihan 2007 (halaman 11)

Akhirnya bunda datang juga ke Jakarta, didampingi seorang cucu. Kami tidak bisa lagi menutup mata serta telinga beliau. Kasus dan sakitnya abangku, Palinggam, telah disiarkan koran dan televisi. Tak dapat lagi ditutup-tutupi dari bunda.

Pembaca tentu akan bertanya-tanya, kasus apa yang ditutup-tutupi itu. Mengapa tokoh bunda datang ke Jakarta. Meskipun paragraf itu cukup pendek, hanya terdiri atas empat kalimat, pembaca sudah dibuat penasaran. Bagaimana cerita selanjutnya.

Contoh lain, cerpen karya Puthut EA dengan judul Ibu Pergi ke Laut yang dimuat dalam buku Cerpen Kompas Pilihan 2005-2006 (halaman 37).

Ayah bilang Ibu pergi ke laut. Waktu aku tanya kenapa Ibu tidak pulang, Ayah menjawab, Ibu mungkin tidak pulang. Tentu saja kemudian aku bertanya apakah Ibu tidak kangen kepadaku? Dan Ayah menjawab, tentu saja Ibu kangen dan tetap sayang padaku. Tetapi, kenapa ia tidak pulang? Apakah ada seorang anak sepertiku yang ada di laut sehingga Ibu tidak mau lagi pulang ke rumah ini? Sepasang mata Ayah kemudian berair.

Tokoh dalam cerpen tersebut adalah seorang anak (kecil) yang mempertanyakan ibunya yang tidak pulang. Sang ayah menjawab bahwa "Ibu mungkin tidak pulang". Dari jawaban itu, sang anak (sesuai pola pikirnya) lebih banyak bertanya tentang sebab Ibu tidak pulang (lagi).

Pembaca tentu akan tergoda untuk mengetahui isi cerpen selanjutnya. Paragraf pembuka yang begitu apik memang demikian adanya. Untaian kalimat yang disajikan dibuat "memikat" dan "menggoda" sehingga keingintahuan pembaca "diobok-obok".

Nah, dari beberapa contoh paragraf pembuka cerpen di atas, bagaimana dengan Anda yang akan memulai menulis cerpen? Ya, tentu saja banyak cara, teknik, metode yang dapat digunakan. 

Ada penulis cerpen yang memulai cerita dengan dialog atau percakapan antartokoh. Ada pula penulis yang mengawali cerpen dengan mengutip kalimat atau pernyatan dari tokoh terkenal.

Bisa pula, paragraf pertama cerpen berisi rangkuman "berita" yang sedang hangat atau diminati banyak orang.

Selamat menulis cerpen dengan gaya masing-masing. Contoh yang diberikan di atas sebagai pemicu untuk memunculkan ide-ide yang masih terpendam.

Penajam Paser Utara, 8 Maret 2024  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun