Babak demi babak berlangsung dengan baik. Setiap adegan dapat kami pahami maknanya. Walaupun hanya sedikit dialog dan lebih banyak gerak (menari), kami dapat memahami isi cerita.
Para penari yang sudah terlatih dapat menyajikan gerakan yang enak ditonton. Pakaian yang "glamour" ala wayang orang cukup membuat mata terasa nyaman.
Durasi pertunjukan selama dua jam benar-benar tidak terasa. Kami hampir tidak percaya ketika layar penutup acara sudah diturunkan. Tulisan SELESAI terpampang pada sisi kiri dan kanan panggung utama.
Rasa puas tentu saja kami peroleh. Satu per satu penonton beranjak dari tempat duduknya. Senyum bahagia tersungging. Para penabuh iringan musik (gamelan) dan pesinden (penyanyi) segera beranjak pula meninggalkan tempat duduknya yang lesehan.
Demikianlah aktivitas hari Jumat mulai dari Penajam, Kalimantan Timur hingga ke Solo (Surakarta). Kami pulang dengan penuh ceria. Di dalam mobil yang dikemudikan oleh Mas Thofik canda tawa terjadi.
Ditulis di rumah ibu kandung di Dukuh Ketinggen, Desa Karanglo, Klaten Selatan, Jateng, 22 Februari 2024Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H