Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Menyaksikan Pertunjukan Wayang Orang Sriwedari Solo pada Hari Jumat

22 Februari 2024   20:49 Diperbarui: 22 Februari 2024   22:58 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyaksikan Pertunjukan Wayang Orang Sriwedari Solo pada Hari Jumat

Perjalanan saya dan istri tercinta pada hari Jumat (16/2/2024) cukup menyenangkan. Kisah perjalanan dengan beberapa sarana transportasi itu sudah diceritakan di sini.

Hanya beberapa menit kami beristirahat di rumah ibu kandung saya di Dukuh Ketinggen, Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Pada pukul 18.00 WIB lewat beberapa menit (sehabis salat magrib), kami segera berangkat ke Kota Solo (Surakarta) untuk menyaksikan pertunjukan Wayang Orang Sriwedari Solo.

Tiket sudah saya pesan lewat aplikasi (daring) sehingga kami tidak perlu terburu-buru berangkat. Mobil carteran dengan driver Mas Thofik siap mengantarkan kami ke tempat tujuan.

Informasi judul cerita (lakon) Wayang Orang selama satu bulan (dokpri)
Informasi judul cerita (lakon) Wayang Orang selama satu bulan (dokpri)

Pada saat kami tiba di area pertunjukan, banyak informasi kami peroleh pada bagian depan (teras) gedung pertunjukan. Ada informasi jadwal pertunjukan selama satu bulan (Februari 2024).

Informasi pertunjukan ketoprak (dokpri)
Informasi pertunjukan ketoprak (dokpri)

Selain pertunjukan Wayang Orang, gedung Sriwedari yang kami kunjungi itu digunakan pula untuk pentas ketoprak. Informasi lain yang dapat kami baca di dekat loket penjualan tiket (karcis) adalah perihal kenaikan harga tiket.

Harga tike t mulai Januari 2024
Harga tike t mulai Januari 2024

Pada tahun sebelumnya, harga tiket pernah (hanya) lima ribu rupiah. Kemudian pada tahun 2023, harga tiket Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) dan mulai 1 Januari 2024, harga tiket per orang Rp 20.000 (dua puluh ribu rupiah) untuk pengunjung (wisatawan) domestik. Untuk wisatawan mancanegara Rp 50.000 (lima puluh ribu rupiah) per orang.

Tiket dijadikan gelang tangan (dokpri)
Tiket dijadikan gelang tangan (dokpri)

Model tiket pertunjukan Wayang Orang Sriwedari mirip dengan model tiket pada objek wisata candi Borobudur yang kami kunjungi beberapa tahun yang silam. Tiket dijadikan gelang pergelangan tangan.

Dokpri
Dokpri

Saat kami memasuki gedung pertunjukan terlihat sudah ada beberapa penonton yang duduk pada kursi sesuai nomor pada tiket yang dibawanya.

Kami membeli enam tiket dengan nomor kursi 31-36. Kami menempati deret kedua sebelah kiri panggung. Satu deret terdiri atas dua puluh kursi. Setiap sepuluh kursi ada gang (jalan). Gang itu membelah dua sisi. Setiap sisi terdiri atas sepuluh kursi untuk satu deret.

Dokpri
Dokpri

Model panggung pertunjukan seperti model panggung ketoprak. Ada tempat pentas dengan penutup atau tirai dari kain. Penutup tirai itu akan dibuka saat pertunjukan dimulai atau ganti babak.

Judul cerita/lakon (dokpri)
Judul cerita/lakon (dokpri)

Pada sisi kiri dan kanan panggung bertirai ada layar tempat menampilkan tulisan. Pada saat kami datang, judul cerita/lakon terpampang.


Suasana sebelum pertunjukan dimulai cukup hiruk-pikuk. Saya menyempatkan waktu untuk merekam atau memvideokan suasana yang penuh ceria tersebut.


Para penonton ada yang baru datang dan mencari tempat duduk sesuai dengan nomor (angka) yang tertera pada tiket yang digunakan sebagai gelang tangan.

Dokpri
Dokpri

Layar pada sisi kiri dan kanan panggung digunakan untuk menampilkan deskripsi cerita Wayang Orang. Pada permulaan babak atau pergantian babak, tulisan atau deskripsi akan ditampilkan.

Penonton yang tidak memahami bahasa Jawa yang digunakan dalam dialog para pemain bisa terbantu dengan adanya deskripsi yang ditayangkan tersebut.


Pertunjukan dimulai pada pukul 20.00 WIB. Lampu untuk penonton dimatikan. Cahaya terfokus pada panggung pertunjukan. Para penabuh iringan musik (gamelan) harus bekerja dalam suasana (agak) gelap.

Setelah tirai dibuka (dokpri)
Setelah tirai dibuka (dokpri)
Saya dan lima orang yang duduk di sebelah kiri dan kanan cukup menikmati adegan demi adegan pertunjukan Wayang Orang Sriwedari tersebut.

Dokpri
Dokpri
Sebagai etnis Jawa, kami jarang bahkan sudah cukup lama tidak menyaksikan pertunjukan wayang orang dan ketoprak secara live (langsung). 

Adegan Gara-Gara (Goro-Goro) dokpri
Adegan Gara-Gara (Goro-Goro) dokpri

Dalam pertunjukan wayang orang ada babak yang menampilkan empat orang (pelawak) yang sangat ditunggu oleh para penonton. Pada malam hari Jumat (16/2/2024) itu, empat orang punakawan tampil pada babak kedua.


Kami cukup terhibur dengan banyolan yang dilontarkan para punakawan. Mereka tampak sudah terlatih untuk saling melempar joke yang dapat membuat penonton tertawa.

Dokpri
Dokpri

Babak demi babak berlangsung dengan baik. Setiap adegan dapat kami pahami maknanya. Walaupun hanya sedikit dialog dan lebih banyak gerak (menari), kami dapat memahami isi cerita.

Dokpri
Dokpri

Para penari yang sudah terlatih dapat menyajikan gerakan yang enak ditonton. Pakaian yang "glamour" ala wayang orang cukup membuat mata terasa nyaman.

Dokpri
Dokpri

Durasi pertunjukan selama dua jam benar-benar tidak terasa. Kami hampir tidak percaya ketika layar penutup acara sudah diturunkan. Tulisan SELESAI terpampang pada sisi kiri dan kanan panggung utama.

Rasa puas tentu saja kami peroleh. Satu per satu penonton beranjak dari tempat duduknya. Senyum bahagia tersungging. Para penabuh iringan musik (gamelan) dan pesinden (penyanyi) segera beranjak pula meninggalkan tempat duduknya yang lesehan.

Demikianlah aktivitas hari Jumat mulai dari Penajam, Kalimantan Timur hingga ke Solo (Surakarta). Kami pulang dengan penuh ceria. Di dalam mobil yang dikemudikan oleh Mas Thofik canda tawa terjadi.

Ditulis di rumah ibu kandung di Dukuh Ketinggen, Desa Karanglo, Klaten Selatan, Jateng, 22 Februari 2024   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun