"Ayo ngopi!"
Saya merasa tidak enak kalau menolak ajakan itu. Kehadiran Pak Sarmidi cukup "langka". Belum tentu ia akan datang lagi dalam waktu dekat. Untuk menghormati ajakannya, saya datang ke kantin bulik tersebut.
Saya pesan kopi hitam dengan gula (manis). Sementara itu, Pak Agus, Pak Anas Baenana, dan Pak Sarmidi sudah dibuatkan minuman karena mereka datang lebih dahulu.
Sebagai penghormatan, saya perlu menemani Pak Sarmidi minum kopi di kantin itu. Gorengan yang tersaji berupa ote-ote atau bakwan. Ada sambal dalam piring di samping piring berisi gorengan.
Seperti biasa, saya melakukan jeprat-jepret untuk mengabadikan aktivitas di kantin bulik tersebut. Pak Sarmidi memperlihatkan gelas minuman di tangannya.
Setelah minuman kopi saya habis dan dua potong ote-ote saya nikmati, segera saya minta  pamit. Tentu ucapan terima kasih tidak lupa saya ucapkan kepada Pak Sarmidi yang menraktir kami.
Agenda kami selanjunya adalah bersiap-siap menuju ke tempat acara resepsi pernikahan keponakan Pak Mokhamad Syafii. Mobil pribadi Pak Anas Baenana yang terparkir di depan ruang pengawas sudah siap membawa kami ke sana.
Surat undangan acara resepsi itu dibagian di WAG.