Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Satu Hari Kunjungi Empat Sekolah di Tiga Kecamatan (1)

7 Desember 2023   19:41 Diperbarui: 7 Desember 2023   19:46 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Mokhamad Syafii dan Pak M. Hanafi (dokpri)

Satu Hari Kunjungi Empat Sekolah di Tiga Kecamatan (1)

Tugas harus segera dilaksanakan. Pada hari Senin (4/12/23) baru diputuskan tanggal kegiatan. Meskpiun rencana kegiatan itu sudah cukup lama diagendakan, hari dan tanggal pelaksanaan kegiatan belum diputuskan. Pada hari Senin diputuskan, sehari kemudian, yaitu pada hari Selasa (5/12/23) kegiatan harus dilaksanakan.

Hal itu membuat kami perlu melakukan strategi. Jadwal lokasi (sekolah) yang menjadi sasaran kunjungan sudah ditetapkan jauh hari. Untuk itu, kami tinggal melakukan koordinasi dengan kepala sekolah.

Saya merasa beruntung karena kepala sekolah yang akan saya kunjungi sekolahnya segera menjawab informasi yang saya sampaikan. Sebagai pengawas sekolah bukan binaan sekolah yang akan dikunjungi memang perlu komunikasi sebelum datang berkunjung.

Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) dilakukan secara silang. Seorang pengawas akan melakukan monev pada sekolah yang bukan binaannya. Saya mempunyai tiga sekolah binaan, yaitu SMP 1 PPU, SMP 21 PPU, dan SMP 27 PPU.

Untuk kegiatan monev tanggal lima Desember 2023 tersebut, saya mendapatkan tugas untuk melakukan monev pada SMP 8 PPU dan SMP 23 PPU.

Monev Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Surat Tugas untuk melakukan monev P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) sudah diterbitkan. Para pengawas jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP mendapatkan tugas rata-rata dua sekolah.  Setiap orang pengawas membawa satu dokumen visum dan berkas atau instrumen verval.

Sebelum saya mengunjungi sekolah yang akan saya monev, selain memberikan informasi waktu kedatangan, saya juga mengirimkan fail  (file) instrumen monev. Fail dalam format Ms. Excel tersebut harus diisi langsung. Bukan dicetak (print) lebih dahulu baru diisi dengan pulpen secara manual.

Hal itu sudah saya sampaikan melalui pesan WhatsApp kepada dua kepala sekolah yang akan saya kunjungi sekolahnya. Respons mereka cukup positif. Dengan demikian, saya cukup tenang saat akan berkunjung ke sekolah mereka.

Untuk menuju ke sekolah yang akan dikunjungi, saya perlu kawan yang bisa menemani. Kebetulan Pak M. Hanafi bersedia menemani karena jalur sekolah yang kami kunjungi satu arah (berdekatan). 

Dokpri
Dokpri

Pukul 07.04 Wita saya sudah berada di Ruang Pengawas Satu disdikpora, PPU, Kaltim. Foto keberadaan saya seorang diri di ruang yang tidak terlalu luas itu segera saya sebarkan di WAG Pengawas SMP. Hal itu saya lakukan untuk mengonformasikan kepada Pak M. Hanafi bahwa saya sudah berada di kantor.

Sesuai kesepakatan, kami bertemu di kantor disdikpora sebelum berangkat menuju sekolah untuk monev P5. Tidak berapa lama kemudian, Pak Mokhamad Syafii dan Pak M. Hanafi masuk ke Ruang Pengawas Satu tersebut. 

Pak Mokhamad Syafii ada kesepakatan untuk melakukan monev bersama-sama dengan Bu Bahriah karena jalur yang akan dikunjungi satu arah dan berdekatan. Demikian informasi itu kami dapatkan dari WAG Pengawas SMP.

Pengawas lain, Pak Anas Baenana ada kesepakatan untuk melakukan monev bersama-sama pula bersama Pak Habel Hewi. Keduanya menempuh jalur yang agak panjang.

Dari sebelas orang pengawas jenjang SMP hanya enam orang yang terpantau melakukan perjalanan berkelompok (berpasangan). Pengawas lain melakukan monev P5 secara mandiri atau seorang diri. Tiga pengawas yang terdeteksi melakukan monev mandiri adalah Bu Fitrawati, Pak Mukafik, dan Pak Sugeng Mardisantoso.

Ada satu pengawas yang sedang cuti dan ada satu pengawas dalam kondisi sakit. Kami bersebelas memang saling berkomunikasi sehingga keberadaan masing-masing dapat dipantau melalui WAG Pengawas SMP dan komunikasi per telepon secara langsung.

Pak Mokhamad Syafii dan Pak M. Hanafi (dokpri)
Pak Mokhamad Syafii dan Pak M. Hanafi (dokpri)
Pak Mokhamad Syafii berbincang sebentar dengan Pak M. Hanafi di Ruang Pengawas Satu sebelum berpisah. Ada sedikit kesalahan dalam dokumen yang akan dibawa Pak Mokhamad Syafii untuk monev P5. Untuk itu, ia menunggu staf tata usaha guna meminta perbaikan data dalam dokumen tersebut. Penulisan nama dalam visum ada kekeliruan.

Pak M. Hanafi menjadi driver (dokpri)
Pak M. Hanafi menjadi driver (dokpri)

Beberapa menit kemudian, saya mengajak Pak M. Hanafi untuk segera berangkat mengingat ada empat sekolah yang harus kami kunjungi. Dua sekolah bagian saya dan dua sekolah bagian Pak M. Hanafi.

Gerimis masih turun saat kami meninggalkan Pak Mokhamad Syafii seorang diri di Ruang Pengawas Satu. Jalanan basah. Di sana -sini tampak air menggenang. Beberapa hari terakhir sudah sering turun hujan.

Pak M. Hanafi cukup terampil dalam mengemudikan mobil pribadinya sehingga saya merasa nyaman duduk di sebelahnya. Jalanan yang masih agak ramai tidak membuat sang driver gugup atau grogi. Dengan tenang, Pak M. Hanafi menyetir mobil pribadinya tersebut.

Pertama Dikunjungi SMP 8 PPU 

Sekolah yang pertama kami kunjungi adalah SMP 8 PPU. Jarak tempuh cukup lumayan. Sekitar 50 kilometer dari kantor disdikpora. SMP 8 PPU berada di desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu.

Pak M. Hanafi pernah menjadi kepala sekolah di sekolah tersebut. Dengan begitu, kedatangan Pak M. Hanafi sekaligus bernostalgia dengan para guru.

Dokpri
Dokpri

Pengawas pembina SMP 8 PPU adalah Pak Mokhamad Syafii. Beberapa waktu silam, saya mengajak Bu Fitrawati dan Bu Bahriah berkunjung ke sekolah tersebut ditemani pengawas pembinanya itu. Bu Wagiyamawati, kepsek SMP 8 PPU sudah cukup akrab dengan para pengawas jenjang SMP. Siapa pun yang berkunjung akan disambut dengan cukup ramah dan penuh persaudaraan.

Kami tidak hanya berbincang di ruang kepala sekolah. Saya menyempatkan waktu untuk berdialog dengan para guru di ruang mereka. Dialog cukup akrab dan penuh makna.

Dokpri
Dokpri

Masing-masing guru bekerja dengan laptop pada meja kerja mereka. Dengah demikian, pemanfaatan teknologi sudah tidak diragukan lagi di SMP 8 PPU. Dengan teknologi, pekerjaan menjadi lebih mudah dan mampu menjangkau dunia yang lebih luas.

Dokpri
Dokpri

Dengan melakukan dialog dengan para guru, rasa persaudaraan sesama pekerja di dunia pendidikan terjalin lebih akrab. Guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah adalah mitra kerja yang harus bekerja sama untuk meningkatkan kompetensi para peserta didik.

Selain berdialog secara klasikal di ruang guru, saya juga melakukan wawancara dengan seorang guru senior di SMP 8 PPU. Wawancara tersebut dilakukan di ruang tata usaha yang bersebelahan dengan ruang guru. Ada satu topik hangat yang menjadi fokus wawancara tersebut.

Wawancara dengan satu guru senior (dokpri)
Wawancara dengan satu guru senior (dokpri)
Setelah cukup lama saya bercengkerama dengan para guru yang cukup antusias menyambut kehadiran kami, agenda di ruang kepala sekolah tidak kalah seru. Pak M. Hanafi banyak melakukan komunikasi dengan Bu Wagiyamati selaku kepsek yang cukup gesit dalam memecahkan berbagai persoalan.

Sebelum bertugas di SMP 8 PPU, Bu Watik, demikian biasa dipanggil, pernah menjadi kepsek di SMP 18 PPU, SMP 17 PPU, dan SMP 11 PPU. Pengalaman bertugas di tiga sekolah berbeda telah menempa Bu Watik menjadi kepsek yang cukup tangguh di SMP 8 PPU.

Setelah cukup lama berbincang dengan akrab, tugas utama saya pun dimulai, yaitu melakukan monev P5. Berkas-berkas terkait P5 sudah disiapkan Bu Watik. Dengan demikian, fail instrumen yang sudah saya kirimkan dapat diisi dengan lancar tanpa kendala.

Dokpri
Dokpri
Pada saat kami meninggalkan SMP 8 PPU, ada dua macam oleh-oleh diberikan Bu Watik. Satu tas kresek berisi buah mangga dan satu tas kresek berisi kacang tanah mentah.

Alhamdulilah. Kami bersyukur diberi oleh-oleh. Sebagai pengawas sekolah kami sangat berterima kasih atas pemberian oleh-oleh tersebut. Buah mangga yang diberikan kepada kami merupakan buah mangga yang tumbuh di dekat rumah Bu Watik. Kebetulan sedang berbuah.

 Mengunjungi SMP 17 PPU

Sekolah kedua yang kami kunjungi adalah SMP 17 PPU yang berada di Desa Babulu Laut. Kepala SMP 17 PPU berdomisili di Labangka, dekat dengan SMP 11 PPU. Sebelum menuju ke sana, saya sudah berkomunikasi dengan Pak Kaswan, sang kepsek. Sebelum berdinas di SMP 17 PPU, Pak Kaswan pernah bertugas di SMP 24 PPU di Bukit Subur. 

Gerbang SMP 17 PPU
Gerbang SMP 17 PPU

Melalui komunikasi menggunakan ponsel, saya mengetahui bahwa Pak Kaswan sedang menghadiri undangan di SMA 4 PPU yang berlokasi tidak jauh dari tempat tinggalnya di Labangka. Setelah saya telepon, Pak Kaswan bergegas meninggalkan acara di sana dan meluncur menuju sekolah tempatnya bertugas, SMP 17 PPU.

Dokpri
Dokpri

Kami berbincang santai di ruang tamu kepsek yang cukup sejuk. Ada pendingin ruangan yang membuat kami nyaman berlama-lama di sana. Namun, kami tidak dapat berlama-lama mengingat masih ada dua sekolah lagi yang harus kami datangi, yaitu SMP 13 PPU di Desa Bangun Mulyo, Kecamatan Waru, dan SMP 23 PPU di Kecamatan Penajam.

Dua lokasi sekolah tersebut sudah kami lewati saat berangkat menuju SMP 8 PPU. Dengan demikian, kami menyinggahi dua sekolah tersebut sekalian melakukan perjalanan kembali ke kantor disdikpora.

Dokpri
Dokpri
Pak M. Hanafi sempat memberikan pendampingan untuk pengisian instrumen dalam format Ms. Excel. Dalam fail tersebut tidak ada keterangan atau ketentuan cara mengisi instrumen. Untuk itu, perlu penyampaian secara lisan.

Sebelum meninggalkan SMP 17 PPU, saya berswafoto dengan Pak Kaswan di depan papan nama sekolah. Pak M. Hanafi tidak ikut berfoto karena sedang mengeluarkan mobil dari tempat parkir. 

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Lokasi sekolah terjauh sudah dikunjungi. Kami pun segera melanjutkan untuk mengunjungi dua sekolah lagi sambil melakukan perjalan kembali ke kantor disdikpora. 

Bu Lili Suriani, kepsek SMP 13 PPU menelpon saya. Sekolah itu yang akan kami kunjungi selanjutnya.

Di mana Bu Lili Suriani menelepon? Saat kami sedang berada di mana ponsel saya berdering?

(Bersambung)

Penajam Paser Utara, 7 Desember 2023 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun