Ada yang datang dari arah samping dan ada yang datang dari arah depan sang penjual burjo. Namun, sang penjual tidak pilih-pilih. Artinya, siapa yang lebih dahulu antre, dialah yang dilayani. Meskipun tampak ada seorang polisi yang tiba-tiba datang dan berdiri di dekat sang penjual, ia tidak dilayani lebih dulu.Â
Dengan sabar, sang polisi ikut menunggu giliran. Tempat berdiri antre yang lebih dekat bukan berarti akan didahulukan. Hal itu mengingat ada yang antre tetapi duduk di atas jok sepeda motor seperti saya.
Tiba di rumah, saya segera menyiapkan mangkok untuk menuangkan burjo dari salah satu bungkus plastik. Saya ingin cepat menikmati burjo hangat itu. Saya sudah lupa kalau harus membeli air minum isi ulang dalam galon.
Ya. Sarapan kedua. sebelum berangkat ke pasar, saya sudah menikmati sarapan nasi dengan lauk telur dadar dan tahu bacem plus kerupuk. Energi sudah berkurang saat mencuci pakaian dan melakukan perjalanan ke pasar pergi dan pulang.
Bubur kacang hijau plus ketan hitam dan kacang merah terasa cukup lezat. Santan yang dicampurkan sangat gurih dan rasa manis yang pas atau cocok pada lidah saya.
Dalam waktu sekejap, satu mangkok burjo langsung ludes tanpa tersisa sedikit pun. Rasa dan aroma burjo memang sangat menggoda. Siapa pun yang hobi makan burjo akan mengakui bahwa burjo itu sangat nikmat.
Setelah mencuci mangkok, saya kembali ke laptop. Tulisan yang saya tinggalkan beberapa saat karena mengantarkan istri ke pasar harus dilanjutkan. Tidak perlu waktu lama untuk menuntaskan tulisan tersebut.
Inilah hasil tulisan yang masih bercerita tentang kegiatan di pantai bersama kawan-kawan penilik dan pengawas sekolah yang sangat menyenangkan pada hari Jumat (10/11/23).
Demikianlah sebagian aktivitas saya pada 81 hari mejelang purnatugas. Â
Penajam Paser Utara, 12 November 2023