Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Awalnya "Risih", Akhirnya "Kompasiana" Menjadi "Kekasih"

4 November 2023   06:33 Diperbarui: 4 November 2023   07:17 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya Risih, Akhirnya Kompasiana Menjadi Kekasih

Sebelum tahun 2022 saya sering melihat tautan (link) artikel dari blog Kompasiana. Tautan tersebut sering muncul di grup-grup WhatsApp (WAG) yang saya ikuti. Saat itu saya merasa "risih", kurang suka! Sering sekali tautan itu muncul di WAG tidak kenal waktu. Pengirim tautan orangnya sama pada semua WAG. Judul artikelnya pun mirip-mirip dengan judul berita yang sedang viral pada media sosial.

Berhubung terlalu sering muncul tautan artikel dari orang yang sama, sesekali saya tergoda mengeklik untuk mengetahui, apa yang ditulis. Pada saat saya membaca artikel tersebut saya merasa "kecewa" karena isi artikel sangat pendek dan tidak mendalam ulasannya.

Sepengetahuan saya, artikel atau opini dalam Kompas edisi cetak tidak seperti itu. Pada saat masih berlangganan surat kabar Kompas edisi paper (cetak), saya selalu membaca opini yang ditulis oleh para ahli di bidangnya. Tidak sembarang orang "mampu" untuk dapat menembus kolom opini tersebut.

Rasa penasaran pun membuncah. Barulah di kemudian hari saya ketahui bahwa Kompas edisi cetak berbeda dengan Kompasiana. Rasa penasaran itu membuat saya ingin mengetahui lebih jauh tentang Kompasiana. Singkat cerita pada tanggal 1 Januari 2022 saya sudah terdaftar sebagai anggota baru pada blog Kompasiana. Anggota blog Kompasiana dijuluki kompasianer, ya?

Selama lebih delapan bulan  sejak terdaftar sebagai Kompasianer, saya belum mulai menulis. Waktu itu ada kesibukan terkait tugas kantor. Namun, sesekali saya mengintip tulisan-tulisan yang tayang di Kompasiana. Barulah pada tanggal 27 Agustus 2022 saya memutuskan untuk mulai menulis dan langsung pasang gigi tiga. Artinya, dalam satu hari rata-rata menayangkan tiga artikel. 

Target sudah saya canangkan setelah membaca aturan atau persyaratan untuk mendapatkan K-Rewards. Dalam rentang waktu tiga bulan, persyaratan sudah menayangkan 50 (lima puluh) judul artikel, memperoleh 100 (seratus) komentar, dan 25.000 (dua puluh lima ribu) views harus sudah dapat dicapai.

Alhamdulillah, target dapat dipenuhi sehingga pada bulan November 2022 saya sudah dapat menikmati K-Rewards yang pertama. Saya benar-benar merasa bersyukur karena ada kompasianer lain yang telah setahun menulis (bahkan lebih) belum pernah mendapatkan K-Rewards.

Teman Penulis Bertambah

Satu kebahagiaan yang saya rasakan kemudian adalah bertambah teman sesama penulis. Kami saling sapa pada kolom komentar. Kemudian diajak masuk WAG dengan anggota para Kompasianer. Bertambahlah semangat untuk menulis lebih baik dan lebih produktif.

Kawan-kawan anggota WAG umum yang saya ikuti ada sebagian yang tertarik untuk menulis di Kompasiana setelah mengetahui saya sering membagikan tautan (link) artikel yang saya tulis di Kompasiana. Umumnya mereka men-japri lewat WA. Mereka menanyakan cara-cara mendaftar sebagai anggota Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun