Cuplikan rekaman yang diambil dari belakang regu paduan suara SMP 22 PPU dapat memperlihatkan suasana upacara di bawah terik mentari pagi itu.
Untunglah saya dapat mengikuti upacara sambil memotret dan membuat rekaman video. Posisi duduk pada deret kursi paling depan cukup menguntungkan.
Setelah prosesi pengibaran bendera berakhir dan upacara diakhiri, inspektur upacara turun dari podium dan menyalami para tamu dan undangan yang duduk pada kursi paling depan.
 Acara atraksi pun langsung dimulai setelah Pak Lurah Gunung Seteleng duduk pada kursi yang sudah disiapkan, di samping Pak Rahman Ali.
Para penonton berdecak kagum oleh penampilan atraksi dari satu sekolah ke sekolah berikutnya. Apalagi urut-urutan atraksi begitu cepat. Satu atraksi selesai ditampilkan oleh satu sekolah, langsung disusul atraksi berikutnya dari sekolah lain.
Atraksi selanjutnya yang cukup memukau para penonton terus ditampilkan. Selain seni tari dengan diiringi musik, ada pula seni bela diri yang diiringi musik pula.
Seni bela diri yang membuat penonton terkesima saat ada atraksi memecahkan benda padat yang cukup kuat. Tumpukan bata terbuat dari semen dan pasir dipukul dengan tangan kosong.
Setelah acara atraksi atau pentas seni berakhir, ada acara berikutnya yang lebih seru dan membuat masyarakat dapat ikut terlibat secara langsung.