Syukuran Suami Kembali Sehat dan Anak Diterima PPPK
Hari Jumat berkah. Hampir setiap hari Jumat, ada acara makan-makan di tempat kerja kami. Jumlah personel di ruang kerja kami lebih tiga puluh orang, terdiri atas pengawas sekolah jenjang TK, SD, dan SMP; penilik sekolah, dan dua orang staf tata usaha.
Pada Jumat (16/6/23) Hj. S. Khasanah menyiapkan masakan istimewa untuk makan bersama. Hal itu sudah diumumkan satu hari sebelumnya. Pada saat hari H, seperti biasa, kami datang lebih awal. Jumat hari pendek, kalau datang agak siang, hanya sebentar berada di kantor.
Pagi-pagi kami sudah berada di teras Ruang Pengawas 1. Hj. Sri Kamariah datang diantarkan menantunya. Ada kue tradisional yang ia bawa yaitu cenil. Setelah meletakkan tas dan "oleh-oleh" itu, Hj. Sri Kamariah keluar ruang lagi untuk bergabung bersama teman lain di teras kantor.
Kebetulan Pak Daman, sekretaris disdikpora sudah datang. Beliau ikut bergabung bersama para pengawas sekolah. Obrolan pagi cukup ceria. Seiring waktu berjalan, Hj. S. Khasanah pun tiba. Bu Suwarni ikut di dalam mobil. Barang-barang pun segera diturunkan. Beberapa pengawas ikut membantu menurunkan makanan dan perlengkapan makan.
Sebagian pengawas lain menata makanan di atas meja. Ibu-ibu pengawas yang cekatan segera mengatur posisi makanan. Ada lontong dengan bungkus daun. Model lontong memanjang.Â
Pisau segera bekerja. Ada pengawas yang memotong lontong. Ada yang memotong kue bolu bulat. sementara itu bahan-bahan campuran untuk Soto Banyumas ditata di atas meja.
Ada mi putih dan kecambah panjang. Campuran untuk Soto Banyumas itu  berada dalam panci berbeda. Saya tidak sempat memotret lauk yang tersaji di atas meja. Ruang begitu penuh orang. Saya tidak mau berdesak-desakan dengan kaum ibu.
Untuk menemukan wajah atau sosok Hj. S . Khasanah yang punya hajat pun saya merasa kesulitan. Pergerakan atau aktivitas yang "punya gawe" cukup gesit. Sementara itu kondisi ruang cukup sempit.
Saat beberapa ibu pengawas sedang meracik soto ke dalam mangkok, Pak Patoni, pengawas dari wilayah Kecamatan Sepaku diminta untuk mulai memimpin berdoa. Situasi memang agak riuh. Mengingat waktu terus berjalan dan sebagian pengawas diminta segera untuk ikut rapat, jadilah pembacaan doa dipercepat.
Â
Doa yang dipanjatkan terkait dengan kesembuhan suami Hj. S. Khasanah yang sakit beberapa pekan. Selain itu, syukuran atas diterimanya anak Hj. S. Khasanah menjadi PPPK.
Doa yang dipimpin Pak Patoni itu berlangsung dengan lancar. Usai pembacaan doa, mangkok Soto Banyumas segera diserbu oleh para pengawas dan penilik sekolah.Â
Lontong yang begitu lembut dan kuah yang istimewa membuat lidah kami dapat bergoyang nyaman. Saya merasakan sesuatu yang berbeda. Soto Banyumas berbeda dengan Soto Lamongan, Soto Banjar, apalagi Coto Makassar. Ada bumbu khas yang terasa enak di lidah.
Pada saat saya sedang menikmati soto yang membuat lidah bergoyang-goyang itu, ada teman pengawas yang menjepret saya. Saat itu saya duduk dekat galon air minum.Â
Terima kasih atas hidangan yang disajikan Hj. S. Khasanah, semoga sang suami sehat selalu dan anaknya yang diterima sebagai PPPK dapat bekerja dengan  baik. Maaf, tidak ada wajah Hj. S. Khasanah yang tampil dalam tulisan ini. Waktu itu, kami terburu-buru ingin segera mengikuti rapat.Â
Penajam Paser Utara, 17 Juni 2023Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H