Makan Bersama Menambah Keakraban
Percakapan atau perbincangan serius dapat dilakukan di sela-sela acara makan. Pada awalnya mungkin pokok pembicaraan tidak serius, seiring perjalanan sendok dari satu suap ke suap berikutnya, topik menarik pun akan muncul dan menjadi percakapan yang hangat.
Pada hari Kamis (15/6/23) saya diajak Pak Machmud dan Pak Sukoco ke rumah makan yang sudah cukup lama tidak kami kunjungi, yaitu Rumah Makan Arela, di samping warung bakso di daerah Nipah-Nipah. Sekitar sepuluh tahunan yang lalu Rumah Makan Arela cukup ramai pengunjung. Hampir setiap hari banyak mobil berderet di halaman parkir.
Seiring kemunculan rumah makan baru, konsumen pun terpecah. Sebagian ingin mencoba atau mencicipi masakan rumah makan baru. Namun, rumah makan lama tetap ada saja pembelinya. Terbukti, saat kami menikmati makanan di rumah makan itu, ada pembeli lain yang datang.
Pada saat kami tiba, suasana cukup sepi. Langsung saja kami memilih lauk (ikan) yang masih berada di dalam kotak berisi aneka ikan laut. Tanpa melihat bentuk ikannya, saya langsung memesan ikan trakulu.
"Bagian kepala atau ekor?"Â
"Ekor," jawab saya pendek. Â Â
Sambil menunggu ikan digoreng, saya menyempatan waktu untuk ke toilet. Sebelum diisi, lambung perlu dikurangi muatannya, agar saat diisi tidak kepenuhan!
Kursi-kursi tampak kosong. Belum datang pembeli yang biasanya berombongan. Pada saat saya masih menjadi kepala sekolah, beberapa kali kami makan di rumah makan itu. Ikan yang disajikan benar-benar masih panas, habis digoreng. Selain itu, tempe dan tahu goreng juga menjadi teman ikan yang kami pilih.
Lalapan yang menemani sambal tomat adalah daun kemangi, kubis, dan irisan mentimun. Ikan goreng, tempe goreng, tahu goreng, sambal tomat, dan lalapan benar-benar nikmat.