Warung itu cukup dekat dengan Hotel Harris tempat kami diinapkan. Posisi pas di ujung pertigaan jalan dari arah jembatan Sungai Mahakam lama. Kami dapat menyaksikan kendaraan yang lalu lalang di jalan raya.
sate ayam atau sate kambing. Dengan cepat saya memilih sate kambing. Kemudian kami mendengar bahwa untuk sate kaambing tinggal satu porsi.
Penjual sate menanyakan, apakah kami mau makan"Ya, sudah, Pak Pri sate kambing, saya sate ayam!" demikian Pak Imam Mudin memutuskan.
Saya pun setuju saja, padahal kalau pun saya diminta memilih sate ayam pun tidak menolak. Sambil menunggu racikan sate disiapkan, saya mengamati jalanan yang penuh gemerlap dengan lampu kendaraan.
Tiada berapa lama, pesanan kami pun dihidangkan. Tidak terlalu repot meracik masakan sate. Bumbu pasti sudah disiapkan. Lontong tinggal mengiris-iris atau memotong-motong. Kemudian, waktu yang agak lama adalah proses pemanggangan atau pembakaran daging sate.
Untuk mendapatkan sensasi lebih pedas, saya lihat Pak Imam Mudin menambahkan sambal. Untuk saya pribadi sambal kacang sudah cukup. Tidak perlu menambah sambal lagi. Selera orang memang berbeda-beda. Ada yang suka pedas dan ada yang tidak suka pedas. Untuk makan sate, saya cukup dengan sambal kacang.
Sesuai usia, yang lebih muda lebih cepat menyelesaikan hidangan yang tersedia. Sementara itu, saya perlu berhenti beberapa menit untuk menggelontorkan makanan yang sudah masuk ke lambung. Setelah itu, lanjut menikmati lagi hidangan yang masih tersisa. Saya hitung ada sebelas tusuk sate. Cukup banyak memang. Apalagi sate kambing. Semoga tidak berdampak buruk ke dalam tubuh saya.
Agar tidak mubazir, saya pun besemangat untuk menghabiskan lontong dan daging yang masih tersisa di piring. Rasa lega sudah pasti saat lontong dan sate yang tersisa dapat saya habiskan. Minuman teh manis segera saya tuntaskan pula. Habis makan memang perlu minum. Berhubung yang tersedia teh manis. Saya pun tidak mencari-cari minuman lain. Kalau mau minuman air putih, nanti bisa minum lagi di kamar hotel.
Setelah cukup waktu duduk-duduk usai makan, Pak Imam Mudin berdiri dan membayari makanan kami. Alhamdulillah. Semoga rezeki Pak Imam Mudin semakin lancar dengan melakukan hal itu. Sebelum meninggalkan warung, saya melakukan perekaman video kondisi di sekitar warung tersebut. Fokus pada lokasi warung yang cukup dekat dengan Hotel Harris. Lebih khusus lagi, saya ingin menggambarkan bahwa lokasi warung tepat di ujung jalan dari jembatan Sungai Mahakam lama.
Usai melakukan perekaman, kami segera kembali ke kamar hotel. Kami harus bersimpun, merapikan pakaian kotor untuk dibawa pulang ke Penajam. Kegiatan sejak tanggal 28 Mei 2023 menyisakan banyak pakaian kotor.