Warung Kenyang di Malang, Jawa Timur
Kunjungan Kerja (kunker) ke Kota Malang tersebut diikuti oleh sebagian besar pengawas dan penilik sekolah.
Perjalanan para pengawas dan penilik sekolah Disdikpora Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur ke Jawa Timur dimulai hari Rabu tanggal 3 Mei 2023. Perjalanan dalam rangkaPendamping yang mengikuti kegiatan itu adalah kabid dikdas, Pak Ismail dan Bu Risma pada bagian Program Disdikpora PPU. Pejabat lain yang semula akan mendampingi kemudian batal adalah kadisdikpora, Pak Alimuddin. Beliau batal  terkait dengan agenda lain kadisdikpora yang sangat penting dan mendesak.
Para peserta kunker berkumpul di bandara SAMS, Sepinggan Balikpapan mulai pukul 10.00 wita. Rombongan yang berjumlah lebih 30 (tiga puluh) orang itu dapat terbang bersama-sama dalam satu pesawat. Tempat duduk mereka berdekatan sehingga komunikasi di dalam pesawat dapat terjalin dengan baik.
Meskipun penerbangan mengalami keerlambatan (delay) sekitar tiga puluh menit, semangat para pengawas dan penilik tidak kendor. Mereka sangat ceria untuk mengikuti agenda yang sudah dijadwalkan jauh hari.
Warung Wareg
Tiba di bandara Juanda, rombongan dijemput bus berukuran besar. Perjalanan darat cukup menyenangkan. Kami sempat singgah di sebuah rest area untuk beristirahat sejenak. Ada yang melaksanakan salat, ke toilet, dan singgah di warung untuk minum.
Senda gurau dan kelakar terlontar sepanjang perjalanan untuk mengusir kantuk dan membuat suasana riang sepanjang perjalanan.
Menjelang magrib bus singgah di sebuah warung yang cukup besar. Rumah makan dengan nama Warung Wareg itu cukup representatif. Kami dapat memilih menu makanan sesuai selera masing-masing.
Salah satu jenis masakan yang dipesan peserta adalah gurami goreng. Ukuran dan penampakan ikan itu cukup menarik. Kami bergantian berfoto dengan lauk yang cukup bergizi dan enak rasanya itu.
Kami duduk dalam beberapa meja. Kebetulan saya duduk dengan Pak Ismal, Pak Imam Mudin, dan Pak Mokhamad Syafii. Makanan yang kami pesan tidak sama. Pak Mokhamad Syafii memesan mi kuah sedangkan saya memesan mi goreng. Pak Ismal, dan Pak Imam Mudin memesan gurami goreng.
Pak M. Arsyad yang duduk di samping meja kami memesan nasi goreng. Berhubung cukup sederhana jenis masakannya, pesanan itu datang lebih cepat daripada pesanan jenis makanan lain.
Pak Anas Baenana yang belum datang pesanannya memanfaatkan waktu sambil menunggu dengan berfoto bersama gurami goreng pesanan Pak Imam Mudin.
Pada meja lain, tampak Pak Sukoco, Bu Syamsiah, Pak Jumio, Bu Tuti, dan Bu Samnoor Janah. Kemudian ada beberapa meja lain yang sudah ada hidangan yang siap santap. Mereka adalah Pak Sukma, Pak Tri, dan Pak Hanafi.
Wajah ceria mereka tampakkan saat menikmati hidangan yang mereka pesan. Kemudian pada meja yang cukup panjang ada beberapa pengawas yang sangat asyik dengan hidangan masing-masing.
Sebagian wajah mereka tidak tampak karena berlawanan dengan arah kamera. Sebagai pemotret saya tidak cukup pandai untuk mengambil sudut gambar yang baik.
Namun, pada sudut tertentu, saya dapat mengabadikan wajah seseorang dengan cukup jelas dan beberapa orang yang ikut terjepret kurang bagus gambar wajahnya.
Arti wareg
"Ap arti wareg?" tanya seorang peserta yang bukan berasal dari etnis Jawa. Kebetulan orang yang ditanya juga bukan berasal dari etnis Jawa. Jadilah dialog di antara mereka. Jadilah mereka berkenalan. Memang tidak semua peserta dalam rombongan bus saling kenal asal muasalnya.
"Yang saya tahu warek itu monyet."
Di Kalimantan binatang semacam monyet sering disebut warek (bukan wareg, ya). Binatang satu keluarga dengan jenis kera itu cukup bayak di Kalimantan dan sering mengganggu tanaman warga masyarakat.
Masyarakat etnis Jawa umumnya sudah mengerti atau mengetahui makna kata wareg. Makna kata itu sudah tertera dan digunakan sebagai salah satu unsur dalam judul artikel ini.
Kota Malang, 4 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H