Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Warung "Kenyang" di Malang, Jawa Timur

4 Mei 2023   05:16 Diperbarui: 4 Mei 2023   05:20 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warung Kenyang di Malang, Jawa Timur

Perjalanan para pengawas dan penilik sekolah Disdikpora Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur ke Jawa Timur dimulai hari Rabu tanggal 3 Mei 2023. Perjalanan dalam rangka Kunjungan Kerja (kunker) ke Kota Malang tersebut diikuti oleh sebagian besar pengawas dan penilik sekolah.

Pendamping yang mengikuti kegiatan itu adalah kabid dikdas, Pak Ismail dan Bu Risma pada bagian Program Disdikpora PPU. Pejabat lain yang semula akan mendampingi kemudian batal adalah kadisdikpora, Pak Alimuddin. Beliau batal  terkait dengan agenda lain kadisdikpora yang sangat penting dan mendesak.

Para peserta kunker berkumpul di bandara SAMS, Sepinggan Balikpapan mulai pukul 10.00 wita. Rombongan yang berjumlah lebih 30 (tiga puluh) orang itu dapat terbang bersama-sama dalam satu pesawat. Tempat duduk mereka berdekatan sehingga komunikasi di dalam pesawat dapat terjalin dengan baik.

Meskipun penerbangan mengalami keerlambatan (delay) sekitar tiga puluh menit, semangat para pengawas dan penilik tidak kendor. Mereka sangat ceria untuk mengikuti agenda yang sudah dijadwalkan jauh hari.

Warung Wareg

Tiba di bandara Juanda, rombongan dijemput bus berukuran besar. Perjalanan darat cukup menyenangkan. Kami sempat singgah di sebuah rest area untuk beristirahat sejenak. Ada yang melaksanakan salat, ke toilet, dan singgah di warung untuk minum.

Senda gurau dan kelakar terlontar sepanjang perjalanan untuk mengusir kantuk dan membuat suasana riang sepanjang perjalanan.

Menjelang magrib bus singgah di sebuah warung yang cukup besar. Rumah makan dengan nama Warung Wareg itu cukup representatif. Kami dapat memilih menu makanan sesuai selera masing-masing.

Ikan gurame goreng (dokpri)
Ikan gurame goreng (dokpri)
Salah satu jenis masakan yang dipesan peserta adalah gurami goreng. Ukuran dan penampakan ikan itu cukup menarik. Kami bergantian berfoto dengan lauk yang cukup bergizi dan enak rasanya itu.

Dokpri
Dokpri
Kami duduk dalam beberapa meja. Kebetulan saya duduk dengan Pak Ismal, Pak Imam Mudin, dan Pak Mokhamad Syafii. Makanan yang kami pesan tidak sama. Pak Mokhamad Syafii memesan mi kuah sedangkan saya memesan mi goreng. Pak Ismal, dan Pak Imam Mudin memesan gurami goreng.

Pak Arsyad (dokpri)
Pak Arsyad (dokpri)
Pak M. Arsyad yang duduk di samping meja kami memesan nasi goreng. Berhubung cukup sederhana jenis masakannya, pesanan itu datang lebih cepat daripada pesanan jenis makanan lain.

Pak Anas Baenana (dokpri)
Pak Anas Baenana (dokpri)
Pak Anas Baenana yang belum datang pesanannya memanfaatkan waktu sambil menunggu dengan berfoto bersama gurami goreng pesanan Pak Imam Mudin.

Menunggu pesanan (dokpri)
Menunggu pesanan (dokpri)
Pada meja lain, tampak Pak Sukoco, Bu Syamsiah, Pak Jumio, Bu Tuti, dan Bu Samnoor Janah. Kemudian ada beberapa meja lain yang sudah ada hidangan yang siap santap. Mereka adalah Pak Sukma, Pak Tri, dan Pak Hanafi.

dokpri
dokpri
Wajah ceria mereka tampakkan saat menikmati hidangan yang mereka pesan. Kemudian pada meja yang cukup panjang ada beberapa pengawas yang sangat asyik dengan hidangan masing-masing.

dokpri
dokpri
Sebagian wajah mereka tidak tampak karena berlawanan dengan arah kamera. Sebagai pemotret saya tidak cukup pandai untuk mengambil sudut gambar yang baik.

Pak Sawur sadar kamera (dokpri)
Pak Sawur sadar kamera (dokpri)
Namun, pada sudut tertentu, saya dapat mengabadikan wajah seseorang dengan cukup jelas dan beberapa orang yang ikut terjepret kurang bagus gambar wajahnya.

Arti wareg

"Ap arti wareg?" tanya seorang peserta yang bukan berasal dari etnis Jawa. Kebetulan orang yang ditanya juga bukan berasal dari etnis Jawa. Jadilah dialog di antara mereka. Jadilah mereka berkenalan. Memang tidak semua peserta dalam rombongan bus saling kenal asal muasalnya.

"Yang saya tahu warek itu monyet."

Di Kalimantan binatang semacam monyet sering disebut warek (bukan wareg, ya). Binatang satu keluarga dengan jenis kera itu cukup bayak di Kalimantan dan sering mengganggu tanaman warga masyarakat.

Masyarakat etnis Jawa umumnya sudah mengerti atau mengetahui makna kata wareg. Makna kata itu sudah tertera dan digunakan sebagai salah satu unsur dalam judul artikel ini.

Kota Malang, 4 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun