Setelah memegang tiket boarding pass, saya segera mengajak istri tercinta menuju ruang tunggu. Sebelum berjalan ke pintu masuk ruang tunggu, istri tercinta singgah untuk membeli roti rasa durian. Saya pun menunggui hingga proses transaksi selesai.
"Siapkan KTP!" pesan saya kepada istri yang dengan sigap segera mengeluarkan KTP dari dalam tas tangannya.
Untuk masuk ke ruang tunggu perlu menunjukkan tiket boarding pass disertai KTP. Sebelum kami ke sana, dua benda berharga itu sudah siap di tangan.
Proses pemeriksaan dengan X-Ray berjalan lancar. Tidak ada barang kami yang dicurigai atau mencurigakan. Kami pun berjalan menuju Gate 4 yang tidak jauh dari ruang pemeriksaan.
Seperti biasa, saya mengabadikan spot menarik yang dapat menjadi catatan sejarah. Tulisan nama pesawat, nomor lambung pesawat, dan jam keberangkatan saya jadikan latar untuk berswafoto. Tidak banyak orang yang melakukan hal seperti itu. Padahal, kesempatan seperti itu tidak hadir setiap hari, lho!
Di dalam pesawat, kami tidak duduk sejajar atau satu deret. Istri saya memperoleh nomor kursi 30 E. Kemudian, saya memperoleh nomor kursi tepat di belakangnya, 31 E. Posisi kami di samping jendela.
Pemandangan yang menarik saya abadikan lewat jendela di samping tempat duduk. Saya benar-benar merasa kagum atas ciptaan Yang Mahakuasa. Angkasa begitu indah. Warna awan putih sangat menawan. Ombak laut terlihat begitu indah pergerakannya.
Tiba di bandara YIA Kulonprogo, kami dijemput oleh mobil langganan kami. Perasaan senang semakin bertambah. Tidak lama lagi saya akan berjumpa dengan ibunda tercinta. Selain itu, anak lanang pertama, menantu, dan kedua cucu kami sudah menanti di rumah Ibu Suparti.
Momen bersua dengan cucu laki-laki pertama tidak saya sia-siakan. Segera Zaki saya ajak berfoto meskipun saya hanya mengenakan kaos dalam (singlet). Belum tentu kalau ditunda, Zaki bersedia diajak berfoto.
Sebelum menemui anak lanang pertama, menantu, dan kedua cucu kami, saya sungkem lebih dahulu dengan Ibu Suparti yang sedang beristirahat siang. Kami tidak sempat memotret momen sungkem itu. Rasa senang telah membuat kami lupa untuk memotret.
Keberkahan dari orang tua yang kami harapkan dari acara mudik kali ini. Dengan mengunjungi orang tua, kami berharap rasa senang dan bahagia Ibu Suparti akan tercipta.