Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Anak Tidak Mudik, Ortu Kunjungi Saudara Kandung

9 April 2023   06:55 Diperbarui: 9 April 2023   06:58 2465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak Tidak Mudik, Ortu Kunjungi Saudara Kandung

Ada rasa sedih ketika anak-anak kami tidak mudik pada tahun 2019. Waktu itu masa libur sekolah dan cuti bersama. Tiga anak kami berada di luar Kalimantan Timur. Kami selaku orang tua, hanya berdua di rumah Penajam, Kalimantan Timur.

Mengetahui anak-anak tidak mudik, saya mengajak istri tercinta keluar daerah. Daripada suasana libur hanya di rumah saja, saya memutuskan untuk mengunjungi kakak kandung yang tinggal di Sulawesi Selatan. Ongkos naik pesawat dari Balikpapan ke Makassar lebih murah dibandingkan ongkos ke Yogyakarta.

Kebetulan kakak kandung saya, Mas Sawiyo belum lama ditinggal pergi istrinya. Istri Mas Sawiyo meninggal karena sakit.

Di Makassar, Mas Sawiyo tinggal bersama dua anak perempuan, satu menantu dan satu cucu. Dua anak yang lain tinggal di Madiun, Jawa Timur.

 

Boarding Pass (dokpri)
Boarding Pass (dokpri)
Tiket pesawat pun segera kami beli. Tidak sulit untuk mendapatkan tiket meskipun waktu sudah mepet. Jalur Balikpapan-Makassar termasuk jalur sibuk. Pasti ada saja pesawat yang terbang ke sana. Waktu terbang dapat dipilih sesuai keinginan.

Kesibukan mempersiapkan keberangkatan dan membenahi sesuatu yang ditinggalkan dapat sedikit melupakan kesedihan karena tidak dapat berjumpa dengan ke-3 anak-anak kami. 

Di atas pesawat Bpp-Makassar (dokpri)
Di atas pesawat Bpp-Makassar (dokpri)
Istri tercinta tampak sumringah di atas pesawat. Kami akan berjumpa dengan saudara yang sudah cukup lama tidak temu darat. Selama ini kami hanya bertegur sapa dan berkelakar melalui WAG Keluarga Sastro.

Saya sudah membayangkan bagaimana suasana pertemuan dengan Mas Sawiyo yang kondisi tubuhnya kian tambun setelah pensiun dari TNI AU.

Mas Sawiyo jemput di bandara Makassar (dokpri)
Mas Sawiyo jemput di bandara Makassar (dokpri)
Mas Sawiyo dan keluarga menjemput kami di bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Suasana bandara sangat sibuk. Maklumlah hari libur sekolah.

Dua anak perempuan dan cucu Mas Sawiyo ikut jemput kami di bandara (dokpri)
Dua anak perempuan dan cucu Mas Sawiyo ikut jemput kami di bandara (dokpri)
Saya selalu berusaha mengabadikan peristiwa yang langka. Dua anak perempuan dan satu cucu yang digendong sempat saya abadikan saat kami di bandara. Foto itu tentu akan menjadi kenangan tidak terlupakan. Keluarga besar Sastro Martoyo pun akan ikut senang jika melihat foto itu saya bagikan di WAG Keluarga Sastro.

Perjalanan dari bandara Sultan Hasanuddin ke rumah tinggal Mas Sawiyo tidak terlalu jauh. Sepanjang perjalanan kami mengobrol ringan untuk melepas kerinduan.

Akrab dengan Cucu Mas Sawiyo

Saya cepat akrab dengan cucu Mas Sawiyo. Dengan bermain bersama cucu Mas Sawiyo, saya teringat akan cucu sendiri yang tinggal di Provinsi Lampung. Berhubung tidak dapat berjumpa cucu sendiri, tidak apalah dapat berjumpa dengan cucu kakak kandung.

Bersama cucu Mas Sawiyo (dokpri)
Bersama cucu Mas Sawiyo (dokpri)
Bocah itu sangat lincah. Banyak gerak. Kami harus penuh pengawasan. Jika lengah sedikit, sang bocah bisa lari ke jalan perumahan yang agak ramai. Pengendara sepeda motor sering lewat di jalan depan rumah tinggal keluarga Mas Sawiyo.

Destinasi Wisata

Berkunjung ke Makassar tidak berkesan jika belum  ke Pantai Losari yang ikonik. Kendaraan roda empat yang kami gunakan menuju ke sana. Kami berjalan kaki beberapa langkah untuk dapat menikmati objek-objek yang menarik untuk latar berfoto. 

Lokasi ikonik di Sulawesi Selatan (dokpri)
Lokasi ikonik di Sulawesi Selatan (dokpri)
Tulisan yang menggambarkan lokasi pantai sempat kami jepret sebagai kenang-kenangan. Tulisan yang panjang agak sedikit merepotkan saat pengambilan gambar. Kami harus mengambil posisi agak jauh agar semua tulisan dapat dijepret.

Becak tradisional (dokpri)
Becak tradisional (dokpri)
Untuk mengambil gambar benda unik pun saya harus mengatur posisi agar benda yang ikonik itu dapat menjadi latar yang menarik. Benda berupa miniatur becak saya jadikan latar untuk berfoto.

Foto bersama istri dan Mas Sawiyo (dokpri)
Foto bersama istri dan Mas Sawiyo (dokpri)
Ketika berfoto bertiga dengan latar tulisan yang panjang, posisi pemotret harus agak jauh. Dampaknya, wajah kami bertiga kurang terlihat jelas. Namun, tulisan pada latar tampak sempurna. Tidak terpotong. 

Berkunjung ke Bantimurung

Setelah puas berada di Pantai Losari, kami pun beralih ke objek wisata lain. Ada kendaraan yang kami sewa sehingga kami tidak terlalu repot terkait transportasi.

Pintu masuk Bantimurung (dokpri)
Pintu masuk Bantimurung (dokpri)
Objek wisata terkenal di Sulawesi Selatan selain Pantai Losari adalah Bantimurung. Objek wisata alam tersebut cukup diminati pengunjung. Suhu udara yang sejuk membuat kami betah berada di lokasi wisata. Berhubung saat kami berada di sana hujan turun, kami perlu menyewa gazebo untuk berteduh sekaligus tempat makan bersama.

Spot yang disewakan (dokpri)
Spot yang disewakan (dokpri)
Loket (dokpri)
Loket (dokpri)
Tiket masuk ke objek wisata Bantimurung cukup terjangkau. Untuk satu orang, baik anak-anak maupun dewasa dikenakan biaya Rp 25.000 pada tahun 2019 itu. Untuk sewa gazebo dan fasilitas lain ada beberapa kriteria ukuran gazebo dan lokasi yang lebih luas.

Kami merasa cukup senang dalam suasana penuh kekeluargaan. Banyak spot untuk berfoto, baik berfoto sendiri, berdua, atau berfoto beramai-ramai.

Ikut-ikutan anak muda (dokpri)
Ikut-ikutan anak muda (dokpri)
Kami sempat berfoto berdua dengan latar LOVE yang cukup menarik sebagai kenang-kenangan. Belum tentu setahun atau dua tahun lagi dapat berkunjung lagi ke lokasi itu.

Air mengalir deras (dokpri)
Air mengalir deras (dokpri)
Lokasi air terjun cukup menyejukkan. Banyak orang bermain air dengan penuh tawa. Rata-rata mereka menyewa ban dalam mobil untuk pelampung. Posisi sungai yang agak terjal membuat air mengalir dengan lancar dari air terjun yang tidak begitu tinggi.

Museum Kupu-Kupu (dokpri)
Museum Kupu-Kupu (dokpri)
Salah satu lokasi yang cukup terkenal di Bantimurung adalah Museum Kupu-Kupu. Berhubung cuaca masih terus gerimis dan kami membawa anak kecil, kesempatan untuk mengunjungi museum kupu-kupu belum dapat dilakukan.

Waktu Pulang

Tiga hari sudah kami berada di rumah kediaman Mas Sawiyo. Cukup banyak kenangan indah yang  kami dapatkan. Kami dapat menikmati coto makassar di lokasi Makassar, menikmati bakso Solo di Makassar dan menikmati jajanan khas Sulawesi pada pagi hari sebagai teman minum kopi.

Siap pulang ke Kaltim (dokpri)
Siap pulang ke Kaltim (dokpri)
Tiket pesawat pulang pun sudah ada di tangan. Mas Sawiyo yang saya tawari ikut jalan-jalan ke Kalimantan Timur tidak bersedia. Usia yang kian sepuh dan kewajiban menjaga dua putri, satu menantu, dan satu cucu memang harus dijalani.

Ada Hikmah saat Anak Tidak Mudik 

Perjalanan pulang ke Kaltim (dokpri)
Perjalanan pulang ke Kaltim (dokpri)
Dalam perjalanan pulang dari Makassar ke Balikpapan, saya merasa bersyukur. Ada sesuatu yang membuat saya bahagia. Meskipun tidak dapat berjumpa anak-anak kandung, menantu, dan cucu, saya berkesempatan berjumpa dengan kakak kandung di luar pulau.

Saya merasa bahagia dan Mas Sawiyo saya harapkan ikut berbahagia. Awal tahun 2023 anak perempuan Mas Sawiyo yang sudah mempunyai anak pernah mengirimi pesan japri ke nomor WA saya agar kami berkunjung lagi ke rumah tinggalnya di Makassar.

Saya pun merasa terharu atas keinginan itu. Namun, dalam waktu dekat kami belum dapat memenuhi permintaan itu. Masih ada agenda lain yang harus diselesaikan.

Dalam bulan Ramadan tahun 2023 Anda yang mempunyai anggota keluarga yang tidak dapat mudik, tidak perlu dijadikan alasan untuk bersedih. Mereka tidak mudik mungkin sedang ada sesuatu yang menghalangi. Buatlah diri bahagia dengan cara membuat orang lain senang. Rasa bahagia memang harus diciptakan sendiri, bukan berharap pada orang lain.

Seperti kisah yang saya ceritakan di atas. Waktu itu, saya sangat berharap ketiga anak kami dapat mudik pada saat libur sekolah dan cuti bersama. Berhubung ketiga anak kami tidak ada yang mudik, sayalah yang mencari "hiburan" dengan mengunjungi saudara kandung di luar pulau. Saya merasa senang dan percaya Mas Sawiyo sekeluarga ikut senang.

Dengan memberikan rasa senang pada orang lain, hati kita ikut bahagia. Kesedihan tidak dapat berkumpul dengan anak-anak tergantikan dengan rasa bahagia berkumpul dengan keluarga kakak kandung.

Bagaimana lebaran Anda tahun ini?  

Penajam Paser Utara, 9 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun