Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mumpung Belum Ramadan, Makan Soto DPR

21 Maret 2023   21:37 Diperbarui: 21 Maret 2023   22:13 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sate jeroan ayam (hati dan ampela goreng). Dokpri

Laris Manis (dokpri)
Laris Manis (dokpri)
Pak Mokhamad Syafii begitu ceria membawa gelas-gelas kosong habis tempat minuman kopi. Tidak sia-sia ia membawa kopi itu dari rumahnya.

Soto DPR Masih Nikmat

Ada beberapa pembeli yang masih asyik di Warung Soto DPR saat kami datang. Melihat rombongan kami muncul, mereka bergegas membayar dan meninggalkan warung. Meja dan kursi memang terbatas. Para pembeli yang sudah selesai makan harus tahu diri. Kami berenam menempati kursi yang sudah ditinggalkan pembeli sebelumnya.

Mangkok nasi dan mangkok soto dipisahkan (dokpri) 
Mangkok nasi dan mangkok soto dipisahkan (dokpri) 
Pesanan soto saya seperti biasa. Nasi dipisahkan dengan mangkok soto. Ada mangkok kecil tempat nasi putih. Mangkok agak besar untuk kuah soto dan kelengkapannya (suwiran ayam goreng, irisan kol. seledri, dan bawang goreng). Lombok yang saya minta cukup satu biji. Lombok itu dilumatkan dalam mangkok kuah soto.

Sate jeroan ayam (hati dan ampela goreng). Dokpri
Sate jeroan ayam (hati dan ampela goreng). Dokpri
Selain soto yang membuat kangen, ada tambahan lauk berupa sate jeroan ayam (hati ayam dan ampela goreng). Ada tusuk sate. Hati ayam dan ampela goreng dirangkai dalam satu tusukan sate. Tidak semua suka makan sate jeroan itu. dari enam orang, dua di antaranya tidak mengambil sate jeroan ayam itu. Mungkin khawatir kolesterol akan meningkat!

Untuk menambah semangat makan soto, kami juga mengambil kerupuk. Namun, tidak semua mau makan kerupuk. Khawatir batuk atau malu-malu. 

Minuman pun tidak sama. Ada yang minta minuman jeruk hangat, jeruk panas, es jeruk, dan teh panas. Pramusaji warung sampai harus bertanya ulang tentang jenis minuman yang kami minta.

Untuk mengabadikan atau merekan keberadaan kami di Warung Soto DPR itu agak kesulitan karena tempat duduk kami agak menyebar. Tidak ada yang duduk merapat. 

Pak Imam Mudin, Pak Anas Baenana, dan Pak M. Hanafi (dokpri)
Pak Imam Mudin, Pak Anas Baenana, dan Pak M. Hanafi (dokpri)
Posisi duduk yang satu garis dapat saya jepret dengan enak. Tentu saja saya mencoba menampilkan latar belakang yang menarik. saya usahakan latar belakang dapat menggambarkan lokasi yang mudah dikenali oleh orang yang pernah ke sana.

Pak M. Arsyad (dokpri)
Pak M. Arsyad (dokpri)
Pak M. Arsyad duduk agak terpisah sehingga harus difoto seorang diri. Saya pun berusaha mengambil latar belakang yang jelas. Bukan pas foto yang hanya mengenai wajah.

Pak Machmud asyik dengan Gawainya (dokpri)
Pak Machmud asyik dengan Gawainya (dokpri)
Pak Machmud sempat saya foto saat belum datang hidangan. ia sedang asyik dengan gawai di tangan sehingga tidak mengetahui saat saya jepret.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun