Pagi hari Kamis tanggal dua Maret 2023 saya kaget. Gagang kacamata saya patah saat saya taruh di meja. Waktu itu saya habis menikmati secangkir kopi ginseng hangat. Seperti biasa, usai minum saya bergegas untuk bersih-bersih. Kacamata saya lepas kemudian saya taruh di atas meja kerja.
Pada saat saya lepas, saya merasakan ada yang tidak beres. Sambungan gagang kacamata dekat lensa sebelah kanan terlepas. Patah. Saya pun berusaha untuk menyambung lagi. Namun, gagal.
Rencana pun disusun. Agenda kerja dapat diatur ulang. Pada sela-sela melaksanakan tugas, saya dapat singgah ke toko kacamata. Bukan optik terkenal. Ada toko kacamata di wilayah Kelurahan Petung yang belum lama buka. Kata teman-teman, harga kacamata di sana agak miring.
Pada saat awal-awal memakai kacamata, saya ke optik yang cukup punya nama. Pelayanan di sana lebih nyaman. Ruang berpendingin (ber-AC), tempat cukup nyaman. Tidak begitu ramai pengunjung. Namun, harga kacamata (gagang dan lensa) lebih satu juta rupiah.
Ketiga anak kami juga memakai kacamata sejak usia sekolah dasar. Pada suatu saat, anak ketiga saya bercerita bahwa ada tempat penjual kacamata dengan harga miring. Saat mau ganti kacamata, anak bungsu saya itu minta untuk beli sendiri dengan harga yang jauh di bawah harga di optik ternama. Saya pun mengikuti kemauan anak bungsu itu. Alhamdulillah, tidak ada masalah.
Persoalan yang sering terjadi pada kacamata anak-anak kami adalah gagang kacamata patah. Banyak penyebabnya. Kadang gara-gara jatuh. Sering karena tertindih. Untuk beli lagi, saya tidak keberatan. Harga agak miring.
Kemudian, pada saat kacamata saya sudah waktunya diganti, saya pun mencoba membeli di toko kacamata pinggir jalan seperti tempat Adib, anak bungsu saya itu. Pelayanan cukup ramah. Pemilik toko juga cukup cekatan dalam memilihkan kacamata yang cocok. Saya pun puasa atas pelayanan dan harga yang diberikan.
Untuk selanjutnya, saya kembali ke toko itu bila tiba waktu untuk ganti kacamata. Namun, lokasi di Kota Balikpapan sering membuat waktu tempuh cukup lama. Diperlukan waktu kurang lebih tiga jam pergi pulang. Saya pun pernah ke toko kacamata yang agak dekat dari rumah (sekitar 16 km). Waktu tempuh lebih cepat. Tidak perlu melewati jalur laut. Namun, harga agak mahal daripada toko kacamata langganan anak saya yang sudah menjadi langganan saya pula.
Untung, ada toko kacamata baru di wilayah dekat Pasar Petung yang mematok harga lebih murah daripada di toko kacamata yang sekitar 16 km dari rumah itu.
Usai melakukan presensi (fingerprint) di kantor disdikpora, saya berbincang sebentar dengan beberapa pengawas. Saya pun mengutarakan bahwa kacamata saya patah gagangnya. Harus segera ganti baru. Meskipun ada cadangan kacamata lain, saya merasa kurang nyaman.