Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jumat Membawa Nikmat

25 Februari 2023   07:41 Diperbarui: 25 Februari 2023   07:47 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat Membawa Nikmat

Aktivitas hari Jumat tanggal 24 Februari 2023 diawali apel pagi. Pak Daman, sekretaris disdikpora bertindak selaku pemimpin apel. Banyak hal diutarakan terkait agenda undangan, kegiatan, dan penyelesaian administrasi. Ada pula kunjungan dari Yogyakarta ke kabupaten kami. Ada beberapa agenda tingkat kabupaten yang didelegasikan ke Dinas Pendidikan.

Sebagai pengawas sekolah, kami hanya merekam hal-hal yang berhubungan dengan tugas terkait. Jika hal yang disampaikan Pak Daman tidak ada hubungan dengan tugas kami, tentu cukup kami dengarkan. Saat ada hal menyangkut sekolah, kami harus responsif. Hal yang disampaikan tentu akan segera kami tindaklanjuti.

Akhir-akhir ini marak siswa dikeluarkan dari sekolah. Istilah halusnya, siswa dikembalikan kepada orang tua. Hal yang menjadi penyebab antara lain masalah kehadiran. Ada beberapa siswa yang dikeluarkan dari sekolah karena tingkat kehadiran di sekolah sangat rendah.

Usai apel, seperti biasa, kami memasuki Ruang Pengawas 1 atau sebelahnya, Ruang Pengawas 2. Jumlah kami yang hadir mengikuti apel cukup banyak. Satu ruang tidak muat. Jumlah kursi terbatas. Apalagi jumlah meja sangat sedikit.

"Nanti kalau saya dapat arisan, saya akan belikan meja untuk ruang pengawas ini!"

Ada seseorang yang berjanji untuk membelikan meja dan akan diletakkan di ruang pengawas. Hal itu tentu akan menambah jumlah meja di ruang yang memang sangat kurang mejanya.

"Harganya sekitar enam ratus ribu!" Demikian ibu itu melanjutkan.

Ruang pengawas kami memang sangat minimalis. Selain ukuran ruang tidak memadai, perabot atau mebeler juga ala kadarnya. Jumlah meja dan kursi tidak sebanyak jumlah pengawas dan penilik. Apalagi lemari dan perabotan lain. Sangat kurang. Namun, kami ber-35 orang sangat menikmati suasana yang selalu ceria di dua ruang itu.

Secara bergantian (tanpa ada jadwal), ada yang menyapu lantai, membawa makanan (baik kue atau makanan berat), membantu teman yang perlu bantuan, dan banyak hal bersifat kekeluargaan. Usia kami yang berjenjang, sangat mendukung rasa kekeluargaan itu. Ada yang berusia 40-an, 50-an, dan mendekati purnatugas (hampir 60 tahun).

Pada hari Jumat terakhir bulan Februari 2023 ada pengawas yang membawa kue dari rumah. Ada pula pengawas lain yang membeli gorengan dari kantin. Ada pula yang membawa kopi bubuk. Semua serba saling ingin memberi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun