Kami berdelapan menikmati soto yang hangat dengan santai. Saking santainya, saya lupa mengambil foto saat sedang makan. Sebelum hidangan datang, saya sempat memotret. Namun, dua kawan pengawas terlupa dijepret, yaitu Pak Habel Hewi dan Pak Sukma Widjaya.
Sebelum pukul setengah sebelas kami sudah meninggalkan warung Soto DPR. Sebagai "bos", Pak Mokhamad Syafii membayarkan semua hidangan yang kami santap. Selain menu utama berupa soto, kami juga minum, makan sate hati ayam plus ampela. Ada juga kerupuk.Â
Kami pun kembali ke kantor disdikpora. Ada dua mobil yang membawa kami. Satu mobil pribadi Pak Anas Baenana dan satu mobil pribadi Pak Sukma Widjaya. Rutinitas sebagai pengawas sekolah pun kami jalankan lagi.
Diskusi, merancang agenda, dan membahas hal-hal yang urgen merupakan aktivitas kami selaku pengawas sekolah saat berkumpul di ruang pengawas disdikpora. Persoalan-persoalan krusial yang dihadapi oleh satu atau dua orang pengawas sering dibahas bersama.
Agenda yang akan dilakukan bersama oleh semua pengawas juga selalu didiskusikan. Ada pengawas TK, pengawas SD, dan pengawas SMP. Selain itu, ada pula penilik sekolah. Semua jenjang sekolah ada pengawas atau peniliknya. Dengan demikian, persoalan-persoalan yang ada pada jeenjang sekolah lain, sering kami dengar. Diskusi pun sering lintas jenjang.Â
Kami tidak pernah membuat kotak-kotak atau sekat antarjenjang kepengawasan. Setiap persoalan yang berada pada satu jenjang sekolah tidak jarang didiskusikan bersama pengawas jenjang lain. Masukan dan saran dapat menjadi pertimbangan.
Penajam Paser Utara, 24 Februari 2023