Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kembali Beraktivitas Setelah Cuti

20 Januari 2023   21:48 Diperbarui: 20 Januari 2023   21:52 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak M. Syafii dan burjo buatan istrinya (dokpri)

Kembali Beraktivitas setelah Cuti

Beberapa kawan pengawas kaget melihat kemunculan saya di ruang pengawas. Mereka menyalami saya dan berkomentar dengan kalimat hampir sama.

"Saya kira cuti sampai hari Senin!"

Ya. Saya mulai cuti kerja sejak hari Senin, 16 Januari 2023 hingga hari Kamis, 19 Januari 2023. Pada hari Jumat (20/1/2023) saya sudah masuk kerja. padahal hari Senin berikutnya, tanggal 23 Januari 2023 tanggal merah (cuti bersama).

Tiket pesawat pulang sudah saya beli untuk penerbangan hari Kamis, 19 Januari 2023. Kalau saya ubah jadwal, kemungkinan ada biaya yang harus dikeluarkan. Lagi pula, urusan saya selama tiga hari sudah selesai. Untuk apa memperpanjang cuti? Lebih baik segera pulang ke Penajam.

"Semakin lama di Jawa semakin menguras isi kantong!"

Demikian jawaban saya diplomatis. Memang demikian fakta di lapangan. Orang yang mudik, pasti akan keluar uang banyak. Semakin lama tinggal di kampung akan semakin banyak uang dikeluarkan. Godaan untuk membeli ini dan itu serta bepergian ke sana ke mari, semua perlu biaya.

Jarang terjadi, orang mudik mendapatkan pemasukan atau penghasilan melebihi pengeluaran. Pemasukan dari bekerja. Bukan memperoleh harta warisan, lho!

Apel hari Jumat (20/1/2023) Dokpri
Apel hari Jumat (20/1/2023) Dokpri
Hari Jumat (20/1/2023) yang ceria, saya dapat mengikuti apel di halaman kantor disdikpora. Kali ini saya berbaris pada deret kedua. Pada deret pertama berdiri Pak Daman, sekretaris disdikpora. Di sebelahnya, kadisdikpora. Di sebelah Pak Alimuddin berdiri kabid Paud Dikmas, kemudian Pak Sukoco dan Pak Jaling, serta Pak M. Hanafi. Pada deret kedua, di sebelah saya adalah Pak Agus, penilik sekolah.

Peserta apel (dokpri)
Peserta apel (dokpri)
Saya tidak sempat memotret peserta pengawas lain karena sinar surya begitu terik. Agak sulit mencari posisi untuk memotret karena tempat kami berdiri cukup sempit. Saya memotret sesuai jangkauan. Selain sebagai tukang memotret, saya juga peserta apel. Dengan begitu, kurang leluasa dalam bergerak.

Pengawas PJOK berkumpul (dokpri)
Pengawas PJOK berkumpul (dokpri)
Seperti waktu sebelumnya, setelah apel selesai, kami memasuki ruang pengawas. Entah disengaja atau tidak tampak empat pengawas PJOK (olah raga) berkumpul di sudut ruang. Mereka berbincang cukup serius. Paling banyak bersuara adalah Pak Syamsuddin. Kemudian ditimpali oleh Pak Jaling, Pak Sukma, dan Pak Habel Hewi.

Pada hari Jumat tanggal dua puluh Januari 2023, Pak Mokhamad Syafii masih membawa hidangan untuk disantap bersama. Kalau tidak salah, ini adalah Jumat ketiga. Selain pengawas mapel IPA itu, ada ibu-ibu pengawas SD yang membawa makanan juga. Kalau Pak Mokhamad Syafii membawa bubur kacang hijau, ibu-ibu pengawas SD membawa makanan berat. Ada nasi putih, sayur oseng-oseng pepaya muda, lauk ikan kering, kerupuk, dan beberapa yang lain.

Sayur dan lauk yang dibawa ibu-ibu pengawas SD (dokpri)
Sayur dan lauk yang dibawa ibu-ibu pengawas SD (dokpri)
Sayur oseng-oseng pepaya muda cukup menggoda. Ada udang, kecambah, dan tentu saja lombok. Lauk ikan asin goreng, bakwan (ote-ote), dan tempe yang dipotong kecil-kecil kemudian dibumbui, sangat menggoda selera pula.

Pak M. Syafii dan burjo buatan istrinya (dokpri)
Pak M. Syafii dan burjo buatan istrinya (dokpri)
atu stoples ukuran jumbo berisi burjo yang dibawa Pak Mokhamad Syafii diletakkan di atas meja. Burjo itu cukup banyak kuahnya. Kacang hijau tampak empuk dan siap disantap. Istri Pak Mokhamad Syafii yang mengolah burjo tersebut.

Kudapan jenang/dodol dari Jawa (dokpri)
Kudapan jenang/dodol dari Jawa (dokpri)
Di samping stoples burjo, tersaji jenang (dodol) yang dibawa dari Jawa. Semua makanan yang dihidangkan di atas meja sangat mengundang selera.

Siap berdoa (dokpri)
Siap berdoa (dokpri)
Sebelum kami menyantap hidangan yang sudah disajikan, doa pun dipanjatkan. Pak Anas Baenana bertindak selaku pemimpin pembacaan doa tersebut. Seperti biasa, posisi para pengawas ada yang duduk dan sebagian besar berdiri.

Posisi berdoa (dokpri)
Posisi berdoa (dokpri)
Pak Imam Mudin berdiri di samping kanan saya sehingga wajahnya tampak paling dekat dalam gambar. Pak Sarmidi memakai kaos warna kuning. Pak M. Hanafi berkaos hijau. Pak Jumio mengenakan  kemeja batik lengan panjang.

Pak Anas memimpin doa (dokpri)
Pak Anas memimpin doa (dokpri)
Saya berdiri di belakang Pak Anas Baenana yang memakai kaos warna hijau. Di sampingnya tampak Pak Sukoco. Kemudian Pak Syamsuddin, Pak Habel Hewi dan Pak Agus.

Swafoto (dokpri)
Swafoto (dokpri)
Agar wajah saya tampak dalam foto, saya harus membalikkan badan dan berswafoto dengan latar belakang Pak Anas Baenana, Pak Jaling (jaos hitam), Hj. Sri Kamariah, Bu Suwarni, dan Pak Jumio. Wajah Hj. S. Khasanah yang duduk di samping Bu Suwarni tidak tampak dalam gambar.

Sebagian pengawas mengambil burjo setelah pembacaan doa selesai. Sebagian yang lain langsung mengambil makanan berat. Mereka segera mengambil tempat duduk yang kosong. Ada yang tetap di Ruang Pengawas 1. Sebagian ada yang berpindah ke Ruang Pengawas 2.

Asyik (dokpri)
Asyik (dokpri)
Di Ruang Pengawas 2 tampak Pak Machmud asyik menikmati burjo. Duduk di sebelahnya, Pak Imam Mudin menikmati makanan berat. Sementara itu, di samping Pak Imam Mudin, tampak Pak Anas Baenana sedang mengerjakan sesuatu dengan laptopnya.

Pak Anas dan Pak M. Hanafi di depan laptop (dokpri)
Pak Anas dan Pak M. Hanafi di depan laptop (dokpri)
Di sebelah Pak Anas Baenana duduk Pak M. Hanafi. Ia juga sedang mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. Di depan Pak Anas Baenana, duduk Pak Mokhamad Syafii sedang menikmati hidangan makanan berat.

Pak Jumio, Pak Sukoco, dan Pak Agus (dokpri)
Pak Jumio, Pak Sukoco, dan Pak Agus (dokpri)
Pada sisi kiri tempat saya duduk, tampak Pak Jumio sedang makan sambil menerima telepon. Pak Sukoco duduk di sebelahnya dengan memegang piring yang sudah kosong. Di belakang Pak Sukoco, tampak Pak Agus.

Saya lupa memotret makanan yang saya pilih. Namun, saya masih ingat. Mula-mula menikmati burjo setengah ukuran gelas plastik. Kemudian saya menikmati makanan berat: nasi, sayur oseng-oseng pepaya muda, dan kerupuk.

Kami tidak berlama-lama di ruang pengawas. Ada tugas lain yang sudah menunggu. Saya dan Pak Mokhamad Syafii sudah bersepakat untuk berkunjung ke SMP 21 PPU. Kami mengendarai sepeda motor masing-masing. Lokasi SMP 21 yang tidak begitu jauh membuat perjalanan tidak memakan waktu lama.

Meja kerja kepsek SMP 21 PPU (dokpri)
Meja kerja kepsek SMP 21 PPU (dokpri)
Kami dipersilakan masuk di ruang kerja kepsek SMP 21 PPU. Sebelum saya berkunjung ke sekolah yang dipimpin oleh Pak Edy Prayitno itu, komunikasi lewat telepon sudah kami lakukan. Saat itu Pak Edy Prayitno menginfokan bahwa pada pukul 08.00-10.00 ada rapat dengan orang tua/wali siswa kelas IX membahas persiapan pelepasan siswa kelas IX.

Saya dan Pak Mokhamad Syafii pun tidak keberatan. Kami bersabar menunggu hingga rapat selesai. Sambil menunggu, Pak Mokhamad Syafii mencoba membuka aplikasi pelaporan pajak (SPT) tahun 2022. Ia mencoba masuk aplikasi untuk menginput data. Namun, ada kendala. Untuk itu, saya menginfokan kendala itu kepada Pak Anas Baenana. Saya berharap pengawas PAI itu bersedia datang ke SMP 21 PPU.

Tidak berapa lama Pak Anas Baenana datang bersama dua pengawas SMP yang lain, yaitu Pak Habel Hewi dan Pak M. Hanafi.

Berhubung untuk penginputan data Pak Mokhamad Syafii terkendala, data saya, Suprihadi yang dicoba untuk diinput ke dalam aplikasi. Secara keroyokan, proses penginputan data dilakukan. Pak Anas Baenana proaktif untuk memandu dibantu Pak M. Hanafi dan Pak Habel Hewi.

Dalam waktu yang tidak lama, proses pelaporan SPT pajak tahun 2022 atas nama Suprihadi selesai. Email pemberitahuan pun masuk akun saya. Lega rasanya.

Pak Edy Prayitno bergabung (dokpri)
Pak Edy Prayitno bergabung (dokpri)
Tidak berapa lama, Pak Edy Prayitno memasuki ruang kerjanya. Dengan tenang Pak Edy Prayitno menginformasikan bahwa akan hadir kabid dikdas yang baru ( Pak Ismail) dan Bu Sripeni. Saya pun memberikan usul agar Pak Mokhamad Syafii dan dua rekan pengawas kami untuk berpindah tempat dalam menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan laptop tersebut.

"Bisa berpindah ke ruang guru, Pak!" kata saya memberikan alternatif.

Pak Ismail dan Bu Sripeni tampak memasuki ruang kerja kepsek SMP 21 PPU. Saya pun menyalami mereka. Sebagai pengawas pembina SMP 21 PPU saya perlu ikut duduk bersama untuk membahas sesuatu yang cukup penting.

Penajam Paser Utara, 20 Januari 2023     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun