Seperti di sekolah lain, jika ada undangan orangtua peserta didik, mayoritas yang hadir para ibu. Ya, memang rata-rata ibu rumah tangga. Ayah peserta didik tentu berada di tempat kerja pada hari Senin-Jumat. Tidak lama kemudian, Bu Rarik sudah mengakhiri pertemuan dengan para orangtua/wali tersebut.Â
Saat berada di ruang kepsek, saya selalu mencari objek untuk diabadikan. Kebetulan di atas dinding tempat kami duduk dipajang foto-foto para kepsek yang pernah bertugas di SMP 14 PPU. Meskipun tergolong sekolah baru, ternyata sudah ada enam kepala sekolah yang bertugas di SMP tersebut.
Kepsek pertama adalah Pak Ali Pohan (2007-2009), kedua Pak Supriadi (2009-2013), ketiga Pak Jaman (2013-2017), keempat Pak Sukaryadi (2017-2019), kelima Bu Rosnah (2019-2021), dan keenam Bu Rarik (2021-berita diturunkan masih menjabat).
Sambil menikmati minuman teh hangat, kami berbincang cukup akrab. Kami memang sudah kenal cukup lama. Sebelum bertugas di SMP 14 PPU, Bu Rarik pernah bertugas di SMP 22 PPU.
Selain menikmati minuman teh, kami juga disuguhi rujak yang cukup pedas. Saya perlu beberapa kali berhenti menyantap rujak buah itu untuk minum teh, menghilangkan rasa pedas.
Rujak memang membuat ketagihan. Meskipun pedas, kami tetap ingin menyantap. Apalagi buah yang diserut cukup lembut dan dapat membuat lidah bergoyang.
Sebelum meninggalkan SMP 14 PPU, dua buah nasi kotak disiapkan untuk kami. Seperti sebelumnya, kami belum ingin makan di tempat. Dua buah nasi kotak itu pun kami bawa pulang. Sebelum meninggalkan halaman sekolah, kami berfoto di sebuah gazebo yang baru selesai dibuat di dekat ruang laboratorium.
***
Penaja, Paser Utara, 3 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H