Setelah puas berkeliling, kami berpindah ke ruang guru. Silaturahim memang perlu bertatap muka. Jumlah semua pegawai di SMP 8 sebanyak 23 (dua puluh tiga). Pada hari Senin hari pertama masuk kerja tahun 2023 hanya ada satu orang yang tidak hadir karena sedang sakit. Data seperti itulah yang kami butuhkan dalam agenda sidak (inspeksi mendadak).
Ada semacam dialog di ruang guru. Sebagai "ketua" pengawas jenjang SMP Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, saya diminta untuk sedikit memberikan sambutan pada acara silaturim itu. Pak Mokhamad Syafii yang meminta saya berbicara lebih dahulu di hadapan para guru dan staf di ruang tersebut.
Ada dialog sedikit. Ada pertanyaan dari seorang guru terkait proses pembelajaran dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Pertanyaan pun saya jawab sebatas kemampuan (pengetahuan) yang saya miliki. Sebenarnya masih perlu contoh agar jawaban lebih jelas. Berhubung agenda kami masih harus berkunjung ke sekolah lain, pertemuan itu pun segera diakhiri setelah Pak Mokhamad Syafii memberikan sambutan.
Sekolah berikutnya sebagai sasaran sidak adalah SMP 3 PPU yang berlokasi di Gunung Intan, masih wilayah Kecamatan Babulu. Â Pak Abdullah sedang asyik di depan layar laptop saat kami tiba di SMP 3 PPU.
Hidangan nasi rawon disajikan setelah beberapa saat kami mengobrol dengan Pak Abdullah. Sebelumnya, pada saat berada di SMP 8 PPU, kami menikmati kue-kue yang dihidangkan untuk menemani minuman kopi hangat.
Perjalanan berikutnya, kami menuju SMP Muhammadiyah 2 PPU. Mobil dinas diparkir di halaman sekolah yang agak luas. Kami segera menuju ruang kerja kepala sekolah. Pak Gamaruddin menyambut kami dengan hangat.
Pak Mokhamad Syafii mendekati Pak Gamaruddin untuk meminta tanda tangan penyelesaian administrasi. Sebagai petugas sidak, ada beberapa dokumen yang harus dimintakan tanda tangan kepala sekolah.
Selanjutnya, kami meminta izin untuk melaksanan kewajiban. Azan zuhur sudah lama berkumandang. Pukul 13.00 sudah lewat. Kami melaksanakan kewajiban di ruang kerja kepala sekolah.
Setelah semua administrasi diselesaikan, Pak Gamaruddin mengajak kami makan tetapi Pak Mokhamad Syafii menjawab bahwa kami baru saja makan nasi rawon di SMP 3 PPU. Untuk itu, kami langsung minta diri. Pak Gamaruddin mengantar kami hingga di depan mobil. Percakapan masih terus kami lakukan hingga kami meninggalkan sekolah itu.
Pada perjalanan kembali ke Penajam, saya dan Pak Mokhamad Syafii berbincang banyak hal. Sampai pada suatu titik, saya menawarkan untuk mampir ke warung burjo langganan. Mobil pun kami parkir di pinggir jalan. Kemudian kami menyeberang jalan menuju tempat penjual burjo di samping bank BRI.
Rupanya burjo yang akan kami beli sudah habis. Untuk itu, kami mencari alternatif makanan lain. Kebetulan di dekat tempat parkir mobil ada penjual gado-gado. Kami pun membeli gado-gado di warung kecil itu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!