Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menjenguk Orang Sakit Bisa Meningkatkan Kewaspadaan

29 Desember 2022   09:07 Diperbarui: 7 Juni 2023   01:35 1929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjenguk Orang Sakit Bisa Meningkatkan Kewaspadaan

Anggota keluarga, teman, atau tetangga pernah kita dengar sedang menderita sakit. Sebagai makhluk sosial, kita tentu ingin menjenguk mereka yang sedang menderita sakit tersebut. 

Pernahkah kita merasa bahwa menjenguk orang sakit sebagai pengingat bahwa tubuh manusia itu rentan terhadap berbagai penyakit dan kita harus lebih waspada?

Nasihat atau petunjuk terkadang tidak harus berupa kata-kata atau kalimat. Fakta kejadian di depan mata bisa menjadi nasihat yang sangat ampuh. Kita mungkin sering mendengar kalimat nasihat seperti di bawah ini.

  • Kalau makan jangan berlebihan, nanti bisa menjadi penyakit
  • Jangan tidur terlalu larut malam, nanti bisa kena penyakit
  • Sempatkan untuk beristirahat pada siang hari meskipun hanya lima belas menit
  • Jangan berpikir terlalu keras atau mendalam agar tidak terkena strok

Masih banyak nasihat lain yang pernah kita baca, dengar, atau penuturan langsung. Apakah semua nasihat itu akan kita patuhi? 

Umumnya, kita akan ingat nasihat saat kita sudah kena gejala bahkan sudah menderita suatu penyakit. Kalimat berikut akan diucapkan setelah penyakit menimpa.

"Benar kata dokter bahwa makan itu secukupnya, bukan semau kita!"

"Kata temanku sekantor memang tidak salah bahwa kita perlu mengistirahatkan fisik pada siang hari meskipun hanya lima belas menit!"

"Untung saya ingat kata tetanggaku bahwa segala sesuatu sebaiknya dipikirkan secukupnya. Tidak perlu terlalu mendalam agar tidak kena strok!"

Contoh Nyata

Contoh pertama, teman berinisial P sangat serius dalam bekerja. Ia selalu berusaha menjadi yang terbaik. Segala sesuatu dipikir dengan sangat mendalam. 

Semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya harus dikerjakan dengan "sempurna". Dalam jangka waktu empat atau lima tahun, ia masih sanggup melakukan semua itu. Namun setelah enam tahun, ia terkena strok mulai yang ringan hingga berat.

Contoh kedua, teman berinisial N sangat aktif dalam bergerak fisik. Ia sangat rajin beraktivitas apa saja sepulang jam kerja kantor. Selain berbisnis, ia juga rajin berolah raga. 

Ia pulang ke rumah sampai larut malam . Tentu saja ia kurang beristirahat. Makanan tidak terkontrol. Akhir-akhir ini beberapa kali ia terjatuh dari kendaraan. 

Namun, masih tetap aktif beraktivitas. Puncaknya, ia terjatuh lagi dan dinyatakan cukup parah sakitnya. Persendian tulangnya mengalami gangguan parah. Ia harus operasi. Dampaknya, habis operasi sulit berjalan.

Dari kedua contoh nyata di atas, kita dapat mempunyai gambaran bahwa kondisi fisik dan pikiran harus dijaga. Kita tidak boleh memforsir pikiran terlalu keras. 

Demikian pula kondisi fisik. Kita tidak boleh terlalu banyak beraktivitas yang dapat membuat fisik kelelahan dan kurang istirahat.

Menjenguk Orang Sakit

Pada hari Rabu tanggal dua puluh delapan Desember 2022, kami menjenguk teman yang sedang sakit. Sudah beberapa bulan teman itu menderita sakit fisik. 

Saya merasa ikut prihatin. Teman yang sebelumnya begitu lincah, aktif bergerak, sering bersilaturahim, tiba-tiba sulit bergerak. Ia hanya dapat berbaring dan kadang duduk. Untuk berjalan masih perlu bantuan "kruk".

Dengan mengetahui kondisi seseorang yang sedang sakit, kita memang harus mawas diri. Kita perlu menyadari bahwa setiap manusia bisa sakit. 

Orang yang aktif berolah raga tidak ada jaminan tidak akan pernah sakit. Demikian pula orang yang selalu menjaga makan yang dikonsumsi. Kecukupan gizi bukan berarti akan terbebas dari segala macam penyakit.

Harus Lebih Waspada

Dengan sering menjenguk orang sakit, kita seharusnya lebih waspada dalam menjalani kehidupan. Pola aktivitas harus diatur sedemikian rupa sehingga kita memiliki waktu yang seimbang antara waktu bekerja dan waktu beristirahat.

Pola makan, jenis makanan, waktu makan, dan hal-hal terkait makanan harus kita perhatikan pula sesuai umur. Untuk olah raga tentu harus dipilih olah raga yang sesuai dengan usia kita.  

Kewaspadaan memang penting. Pengetahuan tentang ilmu kesehatan harus kita pelajari dengan sungguh-sungguh. Apalagi usia sudah di atas lima puluh tahun, kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan. 

Penajam Paser Utara, 29 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun