Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

IHT di SMP 4 PPU, Kaltim, 3 Desember 2022

4 Desember 2022   09:51 Diperbarui: 4 Desember 2022   09:52 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IHT di SMP 4 PPU, Kaltim, 3 Desember 2022

Ada pesan WA masuk dari Bu Rosnah, kepala SMP 4 PPU pada pukul 17.22 wita hari Jumat tanggal dua Desember 2022.

"Assalamualaikum wwb. Mohon kehadiran Bpk. Pada acara IHT di SMP 4 PPU, Sabtu 3 Desember 2022."

"Pkl. 08.00 wita -- selesai."

"Jika Bpk. berkenan, sekalian besok kami jemput saat menjemput narasumber."

Atas undangan itu, saya pun menanggapi dengan serius. Dalam chat itu disebutkan bahwa saya akan dijemput sekalian menjemput narasumber. Pikiran saya pun berkelana. Narasumber siapa yang dijemput di Penajam?

"Dari Bpp, Pak. Bu Dayang."

Begitu Bu Rosnah memberikan jawaban saat saya tanyakan narasumber yang dimaksudkan. Saya menyambut gembira, tentu saja. Bu Dayang yang dimaksud tentu Bu Dayang Suriani, guru bahasa Inggris SMA 1 Balikpapan. Sudah beberapa kali saya mengikuti kegiatan dengan narasumber Bu Dayang (Mom Dayang=MD).

Hari Sabtu pagi tanggal tiga Desember 2022, ketika saya sedang asyik di depan laptop, ada chat masuk. Bu Rosnah menyampaikan informasi. Tanda waktu menunjukkan pukul 06.40 wita.

"Siap-siap, Pak. Ini OTW."    

Saya kaget bercampur senang. Pada hari sebelumnya Bu Rosnah menginformasikan pukul delapan. Saat saya buka pesan itu belum juga pukul tujuh. Bu Rosnah sudah OTW. Waduh. Segera saya "loncat" ambil handuk dan menuju kamar mandi. Tidak sampai lima belas menit, saya sudah selesai urusan di kamar kecil.

Laptop segera saya masukkan ke dalam tas. Demikian pula gawai dan kacamata. Kaos kaki segera saya kenakan. Hari ini tidak perlu memakai jaket karena mau numpang mobil yang dikemudikan Pak M. Hanafi, suami Bu Rosnah.

"Bu Rosnah mana?"

Saya bertanya kepada Pak M. Hanafi yang hanya seorang diri di dalam mobil. Dengan suara pelan, Pak M. Hanafi mengatakan  bahwa istrinya turun di dekat warung Pak H. Kani.

"Beli kue!"

Perjalanan selanjutnya, kami menuju Pelabuhan Kapal Klotok untuk menjemput Bu Dayang. Rumah narasumber IHT di SMP 4 PPU itu di Kota Balikpapan. Untuk ke Penajam, Bu Dayang harus menyeberangi Teluk Balikpapan sekitar lima kilometer. Transportasi yang relatif cepat menggunakan speedboat.

Mobil Pak M. Hanafi diparkir di area yang biasa untuk parkir mobil di dekat pintu masuk (loket) Kapal Klotok. Kami menyaksikan beberapa guru matematika jenjang SMP yang sedang bersiap ke Balikpapan. Mereka mengadakan MGMP outdoor. Agenda tahunan setiap MGMP rata-rata seperti itu. Pada Bulan Desember pertemuan MGMP dilaksanakan di ruang terbuka.

Tidak menunggu lama, Bu Dayang pun tiba. Kami berempat segera menuju SMP 4 PPU. Cuaca mendung semakin mencekam. Baru beberapa meter kami meninggalkan Pelabuhan Penajam, gerimis turun. Semakin jauh perjalanan, gerimis berubah menjadi hujan cukup deras.

Pak M. Hanafi cukup berhati-hati saat menyetir. Jalanan yang mulai tergenang air sangat mengganggu perjalanan. Curah hujan yang cukup deras juga mengurangi jarak pandang. Apalagi pengguna jalan masih cukup padat. Semua pengemudi harus waspada. Perjalanan kami lancar hingga masuk gerbang SMP 4 PPU yang termasuk kawasan Kecamatan Waru.

f-1a-pak-muis-638c088008a8b515f84c7c02.jpeg
f-1a-pak-muis-638c088008a8b515f84c7c02.jpeg
Pukul sembilan acara IHT dimulai. Rangkaian acara dibuka oleh pembawa acara Pak Abdul Muis, guru bahasa Inggris SMP 4 PPU. Sambutan kepala sekolah, Bu Rosnah mengawali prosesi IHT. Selanjutnya, saya, Suprihadi, ditunjuk untuk memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan IHT tersebut.

f-2-pembukaan-iht-638c08c108a8b514894a3124.jpeg
f-2-pembukaan-iht-638c08c108a8b514894a3124.jpeg
Usai pembukaan, langsung Bu Dayang diminta untuk action. Suasana langsung berubah lebih ceria. Suasana yang semula sudah ceria bertambah ceria dengan kehadiran Bu Dayang (MD) di tengah-tengah ruang pertemuan tersebut.

f-3-perkenalan-638c08f24addee71f77a8982.jpeg
f-3-perkenalan-638c08f24addee71f77a8982.jpeg
Peserta yang berjumlah enam belas orang guru langsung diajak bergembira dengan iringan musik rap ala Iwa K. Saya dan Pak M. Hanafi diajak ikut bergabung dengan para guru tersebut. Kami berdiri di tengah ruang dengan membentuk formasi U. Musik terus bergema. Satu per satu peserta diminta memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan mata pelajaran yang diampu. Cara mengucapkan kata-kata harus berirama sesuai iringan musik rap tersebut. Bu Dayang memberikan contoh lebih dahulu. Terdengar mudah contoh yang diberikan. Namun, saat para guru mulai mendapatkan giliran, ternyata tidak gampang.

f-4-perkenalan-638c093c166b4264903b4e42.jpeg
f-4-perkenalan-638c093c166b4264903b4e42.jpeg
Beberapa guru bisa memperkenalkan diri dengan irama. Hanya sedikit yang masih agak ragu untuk mengikuti irama saat menyebutkan nama dan mata pelajaran yang diampu. Beberapa guru bahkan sempat terhenti suaranya karena irama belum sesuai.

Acara perkenalan yang membuat suasana semakin ceria tersebut dapat membuat keringat mengalir. Gerakan-gerakan saat berdiri di tengah ruang ternyata ikut membakar kalori tubuh.

Pada sesi berikutnya, Bu Dayang banyak bercerita pengalaman saat berada di luar negeri untuk menerima penghargaan sebagai 50 guru terbaik internasional tahun 2017. Secara rinci, Bu Dayang bercerita suasana saat berkumpul dengan 49 guru lain dari berbagai negara.

Materi yang disampaikan Bu Dayang langsung dipraktikkan. Tidak banyak teori atau ceramah yang dituturkan Bu Dayang. Semua peserta langsung diajak praktik menerapkan sebuah kegiatan pembelajaran, seperti permainan menuliskan kata berantonim. Siang-malam, tinggi-rendah, atas-bawah, dan sebagainya.

Peserta diminta menuliskan dua kata berantonim pada dua lembar kertas tempel (post-it) atau stiky note. Satu kertas diisi satu kata kemudian ditempelkan pada karton yang ditempelkan di dinding. Antonim dari kata tersebut dituliskan pada lembar post-it yang lain dan ditempelkan pada lembar karton yang berbeda.

Ada lima kelompok guru. Satu kelompok menjaga satu karton di dinding. Anggota kelompok tersebut menempelkan satu post-it ke karton kelompoknya dan satu post-it ke karton yang dijaga kelompok lain.

Pada awal permainan para guru tidak mengetahui bahwa permainan itu baru pada babak pertama. Selanjutnya, pada babak kedua, setiap anggota kelompok harus menemukan lagi pasangan kata yang ada pada kertas karton yang dijaga kelompoknya.

Pada babak kedua ini permainan cukup seru karena ada sebagian guru yang sudah lupa, di mana menempelkan satu post-it pasangan kata yang dituliskannya. Mereka harus berebut dengan kelompok lain karena ada kata yang sama dengan kelompok lain yang dituliskan pada post-it tersebut.

Keseruan pun tidak terhindarkan. Para guru saling berebut lembar post-it yang ditempelkan pada karton kelompok lain. Saking bersemangat berlari menuju karton tempat lembar post-it ditempelkan, ada guru yang sempat terjatuh. Tertawa pun tidak terhindarkan.

Tema IHT di SMP 4 PPU tesebut adalah Optimalisasi Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka. Tidak banyak teori yang disampaikan Bu Dayang. Contoh-contoh penerapan pembelajaran yang banyak diberikan. Pada sela-sela kegiatan, cerita pengalaman selama di luar negeri diselipkan sesuai materi yang disampaikan.

Para guru SMP 4 PPU tampak sangat antusias mengikuti semua arahan dari Bu Dayang. Pada sesi per kelompok harus berjoget, tidak ada yang menolak. Justru mereka cukup kreatif dengan menciptakan gerakan yang unik dan menimbulkan kekaguman kelompok lain.  

Waktu bergulir tiada terasa. Sesi istrirahat terasa begitu cepat. Pada sesi sore, suasana semakin meriah. Bu Dayang memiliki banyak trik untuk membuat peserta IHT tetap dalam semangat. Hampir pukul empat sore acara baru diakhiri. Rasa bahagia terlihat dari wajah-wajah para guru.

Mereka telah mendapatkan pelatihan yang sangat berharga. Para guru (sudah) langsung mempraktikkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Dengan adanya IHT seperti itu, tentu saja Bu Rosnah, selaku kepala sekolah berharap agar para guru SMP 4 PPU semakin kreatif dalam mengelola proses pembelajaran di kelas.

IHT merupakan sarana untuk meningkatkan kompetensi guru. Meskipun acara dikemas dalam suasana santai, pengalaman melakukan sendiri aktivitas pembelajaran pasti tidak akan terlupakan. Selain untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas, IHT dapat dijadikan sarana "healing" dan "refreshing" bagi guru setelah suntuk berinteraksi dengan para peserta didik. Selain itu, IHT dapat dijadikan sarana untuk lebih mengakrabkan antarguru di satu sekolah.

Penajam Paser Utara, 4 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun