Untuk itu, para guru tidak perlu anti-buku lama. Justru, terkadang, buku-buku lama lebih lengkap dan lebih mudah dipahami daripada buku-buku baru yang sering menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami oleh peserta didik.
Proses Belajar Lebih Utama
Dalam penerapan Kurikulum Merdeka, konten atau materi pelajaran merupakan bagian dari PMB (Proses Belajar Mengajar). Agar peserta didik lebih mudah memahami sebuah TP, konten harus disiapkan guru. Untuk itu, pemilihan konten pelajaran perlu mempertimbangkan hasil asesmen awal.
Proses peserta didik memahami TP harus lebih menjadi prioritas daripada guru sibuk mencari konten. Apabila TP sudah ditetapkan, disampaikan kepada peserta didik, didiskusikan bersama, konten akan mengikuti. Konten dapat dicari bersama. Peserta didik boleh dan disarankan ikut mencari konten yang sesuai dengan TP dan sesuai dengan minat peserta didik. Semangat peserta didik akan meningkat jika mereka dilibatkan dalam proses pembelajaran.
Contoh Sederhana
CP mata pelajaran bahasa Indonesia fase D (kelas 7, 8, 9), kita pilih elemen Membaca dan Memirsa, CP elemen itu adalah (kalimat pertama): Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari berbagai jenis teks misalnya teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi, dan eksposisi dari teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat.
Seorang guru bahasa Indonesia jenjang SMP harus membaca berulang-ulang satu kalimat yang panjang tersebut. Kalimat di atas perlu dibaca berulang-ulang agar dapat ditemukan kalimat inti dan dapat ditentukan tujuan pembelajaran (TP) dengan tepat. Contoh Tujuan Pembelajaran (TP) dari analisis elemen CP tersebut.
TP: Peserta didik mampu menemukan makna yang tersurat dan tersirat.
Sarana/bahan: informasi berupa gagasan, pandangan, pesan
Jenis konten: teks deskripsi, teks narasi
Bentuk teks: visual dan audiovisual (naskah berita atau video bersuara).