Lantas, tes awal (diagnostik) terkait kognitif bagaimana cara melakukannya?
Pada intinya, bagaimana guru memberikan "kata pengantar" sebelum melakukan tes awal atau asesmen awal tersebut.
Guru jangan sekali-sekali mengatakan bahwa asesmen awal bertujuan untuk membagi kelompok menjadi kelompok pintar, kurang pintar, dan tidak pintar. Guru harus pandai mengolah kalimat yang dapat membuat hati dan peraaan peserta didik merasa sejuk.
"Anak-anak yang Bapak/Ibu banggakan, kami akan melakukan semacam observasi atau latihan soal untuk mengetahui apakah kalian sudah memahami topik atau tema yang akan kita pelajari bersama.Â
Tujuan dari latihan soal ini adalah untuk membantu kalian semua dapat dengan cepat memahami topik yang akan dipelajari nanti. Jadi hasil dari latihan soal tidak akan mempengaruhi apa pun. Kerjakan soal sesuai yang kalian ketahui.Â
Kalau memang tidak tahu, ya katakan tidak tahu. Tidak perlu melihat pekerjaan teman lain atau membuka-buka buku. Mengapa?Â
Bapak/Ibu guru ingin mengetahui sejauh mana topik yang akan kita pelajari bersama nanti sudah kalian kenal atau kalian mengerti. Bagaimana, bisa dipahami maksud Bapak/Ibu guru?"
Bandingkan kalimat pengantar di atas dengan kalimat pengantar di bawah ini!
"Anak-anak, Bapak/Ibu guru akan mengetes kalian, apakah kalian termasuk siswa yang pandai, setengah pandai, atau belum pandai!Â
Jadi, setelah selesai mengerjakan soal ini nanti, kalian akan Bapak/Ibu kelompokkan menjadi tiga kelompok. Apakah kalian termasuk kelompok yang pandai, setengah pandai, atau belum pandai. Bagaimana? Siap ya!"
Bagaimana Bapak/Ibu guru, sudah dapat membandingkan, bukan? Contoh yang kedua akan membuat peserta didik "takut" dan "jatuh mental".Â