Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru-Kepsek-Pengawas Sekolah

25 November 2022   06:31 Diperbarui: 25 November 2022   06:38 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menerima SK, saya segera bergabung dengan pengawas sekolah yang sudah ada. Ruang untuk kami sangat sempit. Saat itu merupakan hari terakhir pada pekan pertama bulan Juli 2017. Pada hari Senin tanggal 10 Juli 2017 merupakan hari pertama masuk sekolah tahun pelajaran 2017/2018. Kami harus melakukan "sidak" (inspeksi mendadak) ke sekolah-sekolah.

Pembagian tugas pun dilakukan. Saya benar-benar akan menjalani tugas yang berbeda. Pada pekan sebelumnya masih berstatus sebagai kepala sekolah. Pekan berikutnya sudah menjadi pengawas sekolah. Sebelumnya menjadi pihak yang "disidak". Mulai tanggal 10 Juli 2017 sudah menjadi pihak yang melakukan "sidak". Dalam tempo hanya beberapa hari tugas dan fungsi berubah seratus delapan puluh derajat. Saya harus menikmati perubahan demi perubahan. Saat menjadi kepala sekolah, saya mempunyai ruang kerja khusus dan ruang tamu tersendiri.

Setelah menjadi pengawas sekolah, tidak ada ruang khusus. Bahkan, untuk kursi tempat duduk pun harus berpindah-pindah. Tidak ada kursi tetap untuk kami. Siapa yang lebih dahulu datang ke kantor bebas mau duduk di mana. Semua kursi sama!

Penyesuaian atau adaptasi harus dilakukan dengan senang hati. Tugas-tugas sebagai pengawas sekolah segera saya pelajari dari permen (Peraturan Menteri) dan buku-buku pedoman sebagai pengawas sekolah.

Pada saat awal-awal berkantor di Dinas Pendidikan (disdikpora) saya merasakan hal-hal yang kurang nyaman. Ada rasa kehilangan teman-teman guru. Ada kehilangan momen berjumpa siswa yang dapat diajak bergurau dan bertukar pikiran.

Setiap hari berjumpa dengan orang-orang tua, kepala sekolah dari berbagai jenjang, wali murid yang datang ke kantor disdikpora, dan masyarakat umum yang ada urusan dengan disdikpora.

Lambat laun, saya dapat beradaptasi. Tugas pengawas memang seharusnya lebih banyak ke sekolah-sekolah, bukan berada di kantor! Kami pun secara berombongan sering melakukan kegiatan ke sekolah bersama-sama. Silaturahim kolektif.

Mengingat para kepala sekolah adalah mantan teman yang sama tugas dan fungsinya, kami tidak merasa canggung untuk berkunjung dari satu sekolah ke sekolah lain.  

Selamat merayakan Hari Guru. Jadilah guru yang profesional. Ikuti regulasi yang berlaku. Jika sudah cukup lama menjadi guru dan ada peluang untuk menjadi kepala sekolah, mengapa tidak? Apalagi sudah mempunyai sertifikat Guru Penggerak. Jangan ragu untuk bertindak.

Penajam Paser Utara, 25 November 2022

*Tantangan Omjay Menulis di Blog

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun