Saya juga agak prihatin karena jumlah pembaca terbanyak artikel guru tidak ada yang mencapai 500 (lima ratus). Padahal, informasi di WAG sudah sangat sering saya lakukan. Sebagai pengawas mata pelajaran bahasa Idonesia saya harus maklumi kondisi itu. Para guru sibuk dengan aktivitas di sekolah masing-masing. Apalagi mereka sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Pemenang lomba menulis artikel dengan pembaca terbanyak:
- Titik Sulastri (SMP 1 PPU): 435 pembaca Menumbuhkan Benih yang BaikÂ
- Hesti Kustrini (SMP 3 PPU): 246 pembaca Memperbaiki Citra Diri Siswa Bermasalah dengan Pendekatan Persuasif EdukatifÂ
- Sri Widiyanti (SMPIT NH): 190 pembaca Guru sebagai Pengajar dan Sahabat SiswaÂ
- Lusi Intani (SMP 3 PPU): 104 pembaca Mereka Istimewa: Didiklah dengan HumanisÂ
- Marlin T.L. (SMP 14 PPU): 50 pembaca Kesabaran
Dengan mengadakan lomba seperti itu, saya sebagai pengawas mata pelajaran bahasa Indonesia berharap para guru dapat meningkatkan literasi secara global. Mereka tidak hanya terpaku pada buku teks di sekolah. Mereka harus "out of the box", keluar dari zona nyaman.
Dunia luar sangat luas. Peserta didik harus diajak berselancar dengan bijak pada dunia internet yang semakin "kejam" dan kompetitif. Jika peserta didik tidak diarahkan, tidak menutup kemungkinan akan dapat terjerumus pada konten-konten negatif seperti perjudian dan perundungan.
Tantangan Omjay
Para kompasianer memang harus sering dipacu dengan berbagai kegiatan positif seperti tantangan menulis yang dilakukan Pak Wijaya Kusuma (Omjay). Dengan mengikuti tantangan itu, setiap kompasianer akan terpacu untuk aktif menulis satu hari satu artikel (tayangan) selama bulan November 2022.
WAG dibuat oleh Omjay untuk ajang silaturahim dan pelaporan tayangan setiap hari. Daftar nama peserta dan link atau tautan artikel di Kompasiana selalu ramai setiap hari, sejak pukul 00.00 hingga 23.59. Sesama peserta saling menyemangati dengan memberikan komentar. Hal itu penting agar motivasi eksternal selalu dapat menyemangati setiap peserta.
Setiap hari rata-rata 50-an Kompasianer melaporkan artikel yang ditayangkan di Kompasiana. Umumnya guru yang berpartisipasi dalam Tantangan Omjay tersebut.
Kompasianer Baru Harus Bagaimana?
Sebagai Kompasianer baru saya, Suprihadi harus lebih banyak belajar dan belajar. Artikel dari para pendahulu (Kompasianer yang lebih awal menjadi anggota) selalu saya cermati. Demikian pula para senior yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Saya selalu memperhatikan berapa artikel yang sudah ditayangkan dan berapa yang termasuk artikel utama (headline).
Saya pun selalu memperhatikan kerangka artikel para senior yang termasuk artikel utama. Saya juga kagum dengan Kompasianer "baru" yang artikelnya sudah bisa menjadi artikel utama (headline). Kekaguman saya pun tidak ada henti-hentinya.