Acara MGMP dimulai setelah kepsek MTs. Negeri 1 PPU hadir di ruang pertemuan. Sebagai tuan rumah, kepsek biasanya ikut hadir memberikan sambutan. Urut-urutan acara tidak jauh berbeda dengan urut-urutan acara pada pertemuan sebelumnya.
Pembawa acara, Pak Agus membuka acara dengan basmallah. Lagu Indonesia Raya pun dinyanyikan bersama. Acara sambutan demi sambutan merupakan agenda berikutnya.
Pak Hayun, ketua MGMP (lama) menyampaikan bahwa MGMP hari itu tanpa spanduk. Guru SMP 25 PPU tidak dapat dihubungi. Guru yang ketempatan MGMP pada bulan sebelumnya harus bertanggung jawab untuk membawa spanduk pada pertemuan bulan berikutnya. Pada pertemuan di MTs. Negeri 1 PPU tersebut, guru bahasa Indonesia SMP 25 PPU tidak hadir.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Pak Yamani (bukan Salmani, ya), kepsek MTs. Negeri 1 PPU. Pak Yamani menginformasikan bahwa jumlah peserta didik MTs. Negeri 1 PPU lebih dari empat ratus orang. Selain di Girimukti, ada MTs. Negeri 1 PPU "kelas jauh" yang berlokasi di Tanjung Jumlai. Untuk kelas jauh ada tiga rombel. Satu rombel untuk tiap kelasnya.
Giliran sambutan terakhir, saya, Suprihadi, menyampaikan bahwa kegiatan MGMP harus dijadikan "healing", sebulan sekali berjumpa teman-teman guru. Saya pun meminta teman-teman guru bahasa Indonesia lain diajak hadir pada setiap kegiatan MGMP.
Suasana ceria berjumpa teman-teman itulah yang saya harapkan. Setelah sekian hari sibuk di sekolah, perlu memanfaatkan waktu satu bulan sekali untuk "healing".
Acara inti MGMP disampaikan oleh Pak Hayun pada kesempatan berikutnya. Acara itu tidak tercantum di dalam surat undangan tetapi justru didahulukan, yaitu acara pemilihan pengurus MGMP yang baru. Sebagai ketua MGMP pengurus lama, Pak Hayun langsung memimpin proses pemilihan pengurus baru.
Mula-mula para peserta musyawarah diminta untuk mengajukan nama sebagai calon pengurus. Guru yang berasal dari suatu kecamatan diminta untuk diajukan. Dimulai dari Kecamatan Babulu, Waru, Sepaku, baru Penajam. Nama-nama pun disebutkan.
"Suhartiningsih!"
"Endah!"
"Murni!"