Aktivitas seorang guru yang diminta maju ke depan untuk menyampaikan pendapat dilakukan lagi. Pak Budi Lestarianto meminta guru SMP 21 PPU tersebut untuk bercerita tentang gambar yang ditayangkan. Ada tiga anak sedang menyaksikan pertandingan sepak bola. Satu anak bertubuh tinggi. Satu anak bertubuh sedang. Satu anak bertubuh pendek. Mereka menyaksikan pertandingan dengan posisi yang sama. Tentu saja, anak yang bertubuh tinggi dapat menyaksikan pertandingan dengan lebih leluasa. Sementara itu, anak yang bertubuh sedang dapat menyaksikan pertandingan tetapi tidak sebebas anak yang postur tubuhnya tinggi. Lebih parah, anak yang betubuh pendek, banyak hambatan untuk dapat menyaksikan pertandingan sepak bola. Pandangannya terhalang.
Satu guru perwakilan dari SMP 21 sudah menyampaikan pendapat, disusul perwakilan guru dari SMP 15 PPU. Bu Andi Nurul berbicara dengan penuh keyakinan atas jawabannya itu. Setelah Bu Nurul selesai memberikan jawaban, selanjutnya Bu Putri yang mewakili guru SMP 1 PPU yang berbicara.
Dengan mengenakan seragam batik khas SMP 1 PPU, Bu Putri menyampaikan pendapat tentang tiga anak yang menyaksikan sepak bola tersebut. Kondisi anak yang berbeda-beda dapat menjadi bahan untuk penyiapan materi pembelajaran berdiferensiasi. Itulah tantangan guru pada penerapan Kurikulum Merdeka. Setiap peserta didik harus dilayani kebutuhannya. Guru harus dapat mengetahui gaya belajar setiap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Pak Budi Lestarianto dengan cermat menyimak setiap jawaban peserta yang maju menyampaikan pendapatnya. Sebagai narasumber atau pembicara harus dapat mengambil inti sari atau kata kunci setiap jawaban.
Peserta terakhir yang menyampaikan pendapat adalah guru dari SMP 19 PPU. Dengan kalimat pengantar yang kocak, guru tersebut memulai atau mengawali pendapatnya. Demikian lima guru yang mewakili tiap sekolah telah menyampaikan pandangan atau pendapatnya. Selanjutnya Pak Budi Lestarianto membuat kesimpulan.
Jawaban dari para guru tersebut sangat luar biasa. Mereka sudah dapat mengartikan makna pembelajaran berdiferensasi dengan baik. Rasa puas atau senang diutarakan kepsek SMP 1 PPU tersebut.
Pejabat dari disdikpora yang hadir adalah Bu Suharti yang di-plt-kan sebagai kabid dikdas. Setelah pak Sumardiyana pensiun (purnatugas), belum ada pejabat yang di-SK-kan menjadi kabid dikdas. Sambil menunggu pejabat baru, Bu Suharti yang semula menjabat sebagai salah satu kasi (kepala seksi) di dikdas, Â di-plt-kan menjadi kabid dikdas.
Waktu tampil pun segera diberikan untuk Bu Suharti. Dengan pembawaan yang "slow" Bu Suharti memaparkan topik yang menjadi bagiannya, terkait kebijakan Implementasi Kurikulum Merdeka.
Kegiatan di aula SMP 1 PPU itu dihadiri lima kepsek, yaitu Pak Edy Prayitno (SMP 21 PPU), Pak Raif Wijaya (SMP 15 PPU), Pak Sukisno (SMP 19 PPU), Pak Pramana (SMP Dharma Husada), dan Pak Budi Lestarianto (SMP 1 PPU). Saya agak kesulitan memotret mereka karena tempat duduk yang terpencar dan ada yang berpindah-pindah posisi duduknya.
Kegiatan pengimbasan tersebut terpotong untuk ibadah salat Jumat. Waktu istirahat agak lama, dimulai pukul 11.30 wita. Sebagian peserta yang rumahnya dekat dengan SMP 1 PPU memilih untuk pulang. Waktu masuk lagi pukul 13.30 wita.
Penajam Paser Utara, November 2022