Gambarkan atau lukiskan kondisi tempat tinggal, orang-orang di sekitar, kebiasaan-kebiasaan mereka, dan hal-hal lain yang terkait dengan itu. Dengan "bercerita" banyak kata, banyak kalimat, dan banyak halaman, kita akan semakin terbiasa dengan proses menulis. Seperti itulah aktivitas menulis. Â Â
Tahap Kedua Menulis
Selesaikan tahap pertama mininal seratus halaman. Lebih banyak lebih baik. Mengapa harus sampai angka 100? Kita berpedoman pada sebuah buku yang pantas diterbikan berkisar seratus halaman. Untuk itu berlatih menulis "apa adanya" minimal seratus halaman. Jika belum mencapai angka seratus teruslah menulis. Ceritakan atau tuliskan hal-hal yang ingin ditulis.
 Setelah tahap pertama terlewati, langkah berikutnya adalah "menulis sesuai aturan". Pada tahap kedua ini kita harus mempelajari ejaan, tata tulis, teknik mengelola paragraf, dan diksi. Bagaimana caranya?
Buka kamus (KBBI). Kamus Besar Bahasa Indonesia V sudah ada aplikasinya. Unduh (download) dari "playstore" jika belum memiliki. Setelah tampil pada gawai, cobalah untuk mengutak-atik atau mencoba-coba menemukan makna kata tertentu.
Kita ambil contoh kata umum yang sering kita dengar dan kita ucapkan. Bahkan, kita juga memiliki pada tubuh kita, yaitu kata "kepala". Ketik pada kotak pencarian kata "kepala".
Mungkin pada awalnya kita menduga bahwa kata "kepala" memiliki makna yang tunggal, ternyata ada tujuh makna yang harus kita pahami dengan cermat. Dengan membaca satu per satu makna kata "kepala" kita akan semakin memahami bahwa kata-kata dalam bahasa Indonesia sangat menarik untuk dipelajari. Selain makna atau arti kata "kepala", kita akan mendapatkan informasi tentang kata-kata turunan (kata berimbuhan dan kata ulang) dari kata dasar "kepala". Selain itu, kita akan mendapatkan pula contoh "gabungan kata" yang salah satu unsurnya adalah kata "kepala".
Ada lagi yang dapat kita temukan. Kita akan melihat contoh peribahasa dengan kata "kepala", antara lain "kepala sama hitam, pendapat berlain-lain".
Dengan mengetikkan  satu kata dalam aplikasi KBBI V, yaitu kata "kepala", kita memperoleh informasi atau pengetahuan yang cukup banyak.
Setelah mengetahui kondisi kamus yang seperti itu, kita harus mulai "menyadari" dan "mengoreksi" kata-kata yang pernah kita tuliskan pada "Tahap Pertama Menulis". Tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi. Kesalahan atau kekeliruan itu biasa terjadi. Dengan adanya kesalahan, kita harus segera memperbaiki. Kata atau istilah apa yang keliru  dituliskan, segera perbaiki!
Inilah tahap kedua menulis yang memerlukan proses panjang. Kita belajar penulisan ejaan yang benar dari kamus dan EYD V. Untuk mempelajari EYD V diperlukan waktu yang cukup. Sebaiknya perlu pendamping atau teman curhat agar informasi yang kita baca dapat dipelajari lebih baik.