Pada dasarnya menulis adalah "bercerita" seperti halnya saat kita berbicara. Pada saat kita baru saja melihat suatu kejadian yang tidak biasa, misalnya melihat suatu kecelakaan, kita akan dapat bercerita dengan rinci dan penuh semangat.
"Tadi saya melihat kecelakaan. Mula-mula ada sebuah sepeda motor berjalan pelan. Tiba-tiba ada sebuah mobil Avanza dari arah belakang melaju dengan kencang. Pengendara sepeda motor itu sudah berusaha menepi dan melambatkan laju kendaraannya. Namun, tiba-tiba ada sebuah truk besar dari arah berlawanan melaju dengan kecepatan tinggi. Truk itu melaju agak ke tengah. Dalam waktu sekejap, pengendara sepeda motor terpental karena ditabrak truk yang menghindari tubrukan dengan Avanza. Sepeda motornya remuk. Helm pengemudi motor pecah. Ngeri, sekali!"
Bagaimana cerita di atas? Kita dapat memahami alur cerita, para pelaku, dan kejadian yang berlangsung. Seperti itu saja langkah awal dalam menulis.
Ide, gagasan, atau inti persoalan tulisan jangan dianggap sesuatu yang membebani pikiran. Apalagi ada istilah tema, topik, premis, dan istilah-isitlah lain dalam teori menulis. Lupakan sejenak itu semua!
Menulis adalah membeberkan isi pikiran kita. Agar hal yang kita pikirkan dapat dituliskan, kita harus rajin atau rutin menulis. Dalam kegiatan bimtek kepenulisan selalu akan diakhiri (dilanjutkan) dengan pemberian tugas untuk menulis. Para peserta bimtek diberi waktu sekian hari untuk menulis (menuangkan gaagsan). Rambu-rambu atau ketentuan dalam menulis biasanya sudah diberikan. Namun, beban untuk memulai menulis ada pada diri masing-masing peserta, bukan?
Tahap Pertama MenulisÂ
Menulislah sesuatu yang mudah "diceritakan". Tujuan pada tahap ini adalah untuk membuat kebiasaan dan memperlancar "kata-kata" dapat "keluar" atau muncul dengan sendirinya saat diperlukan. Contoh paling mudah adalah bercerita tentang data diri pribadi.
"Nama saya Suprihadi. Saya dilahirkan di Kabupaten Klaten. Tanggal kelahiran saya adalah tanggal dua puluh dua bulan Januari tahun seribu sembilan ratus enam puluh empat. Ayah saya sudah meninggal. Ibu saya menjanda. Saya adalah anak keempat dari delapan bersaudara."
Tujuan menuliskan data pribadi ini adalah untuk membiasakan, melatih keterampilan, dan mengekspresikan kosakata yang kita miliki. Teruslah menuliskan data diri sebanyak-banyaknya. Sesuatu yang menyangkut diri pribadi akan mudah dituliskan.
Buat "cerita" tentang data diri ini sebanyak-banyaknya. Ceritakan hobi, kebiasaan, hal-hal yang disukai dalam kehidupan sehari-har. Ceritakan pula hal-hal yang tidak disukai. Terus ceritakan sampai berlembar-lembar atau berpuluh-puluh halaman. Tujuan "bercerita" ini adalah untuk melatih kelancaran menggunakan dan memilih kata-kata.
Banyak orang yang merasa "malu" bercerita tentang diri pribadi. Itu salah besar! Ceritakan kondisi diri pribadi dengan jujur dan apa adanya.