Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Musyawarah Pengawas Sekolah di Pantai Saloloang, 31 Oktober 2022

31 Oktober 2022   20:21 Diperbarui: 31 Oktober 2022   20:34 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita akan meminta penjelasan dari Pak Juhri (bagian umum disdikpora) atau Mas Bana!"

Demikian Pak Korwas memberikan solusi. Sejak beberapa tahun silam (sebelum pandemi Covid-19) persoalan presensi online ini menimbulkan persoalan serius bagi para pengawas. Ketika pandemi Covid-19 melanda, masalah presensi online "tenggelam" karena ada kebijakan WfH (work from home).

Dokpri
Dokpri
Pembahasan terkait presensi untuk sementara tidak diteruskan. Selanjutnya "oleh-oleh" dari munas V APSI di Bali pertama-tama disampaikan oleh Pak Jumio. Terkait aturan baru untuk pengangkatan kepala sekolah dan pengawas sekolah yang disoroti Pak Jumio, ketua APSI (Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia) Kabupaten Penajam Paser Utara saat ini.

"Untuk aturan baru, kepala sekolah dan pengawas sekolah diangkat dari Guru Penggerak!"

Hal itu sudah sering diberitakan dan dibahas dalam media massa. Dengan adanya aturan baru itu, para Guru Penggerak seharusnya didorong untuk meningkatkan kompetensi manajerial agar saat diangkat menjadi kepala sekolah atau pengawas sekolah sudah mempunyai bekal yang cukup.

Dokpri
Dokpri
"Oleh-oleh" dari munas V APSI berikutnya disampaikan oleh penulis, Suprihadi. Sebagai salah satu peserta munas V APSI dari Kabupaten Penajam Paser Utara, saya menyampaikan hal-hal yang ringan lebih dahulu pada pertemuan itu.

"Saya sudah akan pensiun, perlulah jalan-jalan. Kalau nanti sudah pensiun, mau jalan-jalan tentu harus membawa keluarga. Ongkosnya besar. Kebetulan ada munas di Bali, saya ikut!"

Selanjutnya, saya juga menyampaikan bahwa sebagai pengawas sekolah, perlu refreshing untuk meredakan masalah yang terjadi di sekolah binaan dan dalam rumah tangga.

"Saya berharap, sebelum Bu Paulina Sandri purnatugas pada bulan Desember nanti perlu ada kegiatan jalan-jalan lagi. Nanti tahun depan, sebelum Bu Sri Kamariah pensiun, kita jalan-jalan lagi!"

Setelah menyampaikan hal-hal yang ringan, saya pun berbicara terkait PKKS (Penilaian Kinerja Kepala Sekolah). Aplikasi "terbaru" akan diluncurkan APSI Pusat dalam kegiatan bimtek. Namun, jadwal bimtek belum diumumkan. Untuk itu, saya mengimbau kepada para pengawas untuk melihat lagi aplikasi PKKS hasil bimtek di Kota Batu, Jawa Timur sebelum pandemi Covid-19.

Giliran untuk berbicara di depan selanjutnya diberikan kepada Bu Hj. S.Khasanah. Setelah Pak Jumio, Pak Sugeng, dan saya, Suprihadi, giliran bendahara pengawas untuk berbicara. Laporan keuangan menjadi fokus uraian atau pembicaraan. Tahap demi tahap penggunaan uang selama satu bulan terakhir dilaporkan dengan lancar. Para peserta musyawarah menyimak dengan tertib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun