Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Makan Malam di Pantai Jimbaran, Bali, 15 Oktober 2022

24 Oktober 2022   19:51 Diperbarui: 24 Oktober 2022   19:56 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makan Malam di Pantai Jimbaran, Bali, 15 Oktober 2022

Hari Sabtu tanggal lima belas Oktober 2022, kami berwisata ke Bedugul. Bus nomor 12 yang kami tumpangi meninggalkan daerah pegunungan itu perlahan-lahan. Jalanan licin yang menurun, berliku, dan agak padat membuat sopir bus harus lebih berhati-hati.

Rombongan peserta munas V APSI (Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia) terbagi dua kelompok. Kelompok pertama menggunakan bus nomor 1-7 dengan tujuan wisata ke Kintamani. Kelompok kedua menggunakan bus nomor 8-14 dengan tujuan wisata ke Bedugul.

dokpri
dokpri
Kedua rombongan akan bertemu di Jimbaran untuk menikmati makan malam. Sebelum menuju lokasi di wilayah pantai itu, kami singgah ke toko swalayan yang menjual aneka oleh-oleh. Pemandu bus kami menginfokan ada dua toko oleh-oleh yang bisa dipilih, yaitu Krisna dan Joger. Berhubung waktu sudah mendekati senja, Joger dipastikan sudah tutup. Satu-satunya pusat oleh-oleh yang menjadi pilihan adalah Krisna. Pusat oleh-oleh Agung Bali sudah kami kunjungi sebelum berangkat ke Bedugul.

dokpri
dokpri
Aturan untuk masuk ke swalayan Krisna lebih ketat. Pengunjung wajib memakai masker, cuci tangan, dan mendekatkan tangan ke tempat pengukur suhu badan. Beberapa teman yang belum memakai masker berusaha mencari teman lain yang mempunyai stok masker. Untunglah saya sudah siap satu masker dan segera saya pakai begitu mau memasuki pintu utama.

Kondisi fisik saya mulai kurang nyaman. Rasa ingin buang air besar begitu menggebu. Saya kurang begitu berkonsentrasi dalam memilih dan mengambil oleh-oleh yang cukup banyak pilihan. Pemotong kuku saya beli lagi di swalayan Krisna. Pada saat di swalayan Agung Bali, saya sudah membeli pemotong kuku.

Untunglah ada toilet di bagian dalam toko pusat oleh-oleh itu. Dengan tenang, saya membuang hajat pada salah satu kamar kecil yang tersedia. Kondisi letih bercampur perut mulas benar-benar tidak nyaman. Untuk mengganti isi perut yang dikeluarkan, saya membeli camilan yang bisa langsung disantap.

Saya berasumsi, waktu makan masih agak lama. Perut perlu diisi. Untuk itu, sebagian oleh-oleh dibungkus pakai kardus, sebagian saya tenteng untuk dimakan di luar toko. Kami memang tidak langsung menuju bus yang menunggu di tempat parkir. Bersama beberapa pemgawas, kami duduk-duduk di bawah pohon di depan pintu masuk toko.

Sambil melihat-lihat teman yang mondar-mandir di sekitar toko, kami menikmati camilan kering untuk mengganjal perut. Obrolan pun berlangsung ringan dan penuh canda. Saat waktu berkunjung habis, rombongan bus pun bergerak menuju Pantai Jimbaran. Perjalanan terasa begitu lama. Banyak lampu merah dan arus lalu lintas cukup padat.

dokpri
dokpri
Bus melambat mendekati lokasi makan malam. Kami diturunkan untuk segera diminta memasuki lokasi makan malam. Lampu-lampu sudah menyala pertanda malam sudah tiba. Cuaca cukup cerah sehingga kami tidak khawatir akan datangnya hujan. Meja-meja panjang sudah disiapkan. Kursi yang cukup nyaman berada di dua sisi meja. Pada setiap kursi ada sebuah kelapa muda di atas meja di depannya.

Para pengawas sekolah dari bus kami segera menyerbu kursi-kursi yang masih kosong. Kebetulan bus kami datang lebih awal sehingga dapat leluasa memilih tempat duduk. Posisi di depan panggung hiburan yang kami pilih. Wajah-wajah ceria terlihat setelah para pengawas sekolah dari berbagai provinsi di Indonesia itu duduk. Aksi jeprat-jepret pun mereka lakukan.

dokpri
dokpri
Kelapa muda yang begitu menggoda pun segera kami nikmati. Ada sedotan dan sendok sudah disiapkan. Untuk mengupas daging kelapa muda menggunakan sendok. Hal itu dilakukan setelah air kelapa disedot sedikit. Kalau air kelapa masih banyak akan kesulitan untuk mengupas daging kelapa muda itu. Di atas meja juga sudah disiapkan piring makan. Nasi dalam ceting mini juga sudah siap. Proses menunggu sea food yang sedang kami lakukan.

dokpri
dokpri
Sambil menunggu lauk-pauk yang masih diproses, kami dapat melihat suasana pantai yang begitu lapang. Pada sisi dekat air laut terdapat lampu yang membentuk tulisan "Ganesha" , nama rumah makan (cafe) di pantai itu. Lantai pasir dan atap langit menambah suasana malam yang indah. Untung tidak hujan. Kalau pun turun hujan, ada tempat duduk beratap disediakan di dekat jalan raya. Pihak pengelola rumah makan tentu sudah mempunyai perhitungan. Saat cuaca cerah, kursi-kursi diatur di alam terbuka. Pengunjung dapat makan dalam tempat dengan pemandangan langsung ke pantai. Sebaliknya, ketika hujan turun, pengunjung dapat menikmati hidangan pada ruang yang beratap.

dokpri
dokpri
Hiburan di atas panggung pun ditampilkan. Beberapa pengawas sekolah ikut menyumbangkan lagu. Satu pengawas dari rombongan bus nomor 12 ikut menyumbangkan lagu. Judul lagu "Karmila". Lagu lawas itu dinyanyikan dengan iringan musik electone didampingi dua penyanyi khusus. Suasana kian meriah ketika rombongan pengawas lain berdatangan. Mereka menampakkan wajah ceria. Lampu-lampu yang dipasang di dekat meja menambah suasana meriah. Sambil menunggu lauk-pauk, kami membagi nasi yang ada dari ceting.

Saat itu lauk-pauk sea food sudah datang. Pramusaji meletakkan piring-piring berisi ikan goreng dan semacam cumi-cumi goreng bertepung di atas meja. Satu pengawas sekolah mendapatkan satu piring. Saat saya ditawari oleh pramusaji, saya mengatakan bahwa saya memesan lauk yang lain, bukan sea food. Untuk itu, saya perlu menunggu karena lauk non-sea food belum datang.

Sengaja saya memilih lauk non-sea food. Hal itu saya lakukan berdasarkan pengalaman beberapa tahun silam. Saat kami ke Jimbaran beberapatahun silam itu, pemandu wisata mengatakan tentang lauk sea food yang akan dihidangkan di Jimbaran. Ada kerang, cumi, dan berbagai ikan laut akan disajikan. Namun, faktanya, tidak seperti yang saya bayangkan. Semua lauk yang dihidangkan dalam ukuran minimalis. Berdasarkan pengalaman itu, kali ini saya memesan lauk yang berbeda. Hal itu memang ditawarkan oleh pemandu wisata. Kami memilih lauk sea food atau non-sea food. Saya pun mengambil peluang itu.

Beberapa saat saya harus menunggu. Sementara itu, teman-teman pengawas di samping kiri-kanan dan depan sudah melahap makanannya. Tanpa malu-malu, saya mencomot sedikit lauk mereka sambil minta izin tentunya. Rasa lapar telah menimbulkan keberanian untuk "meminta-minta". Hal itu tidak berlangsung lama. Lauk-pauk untuk saya pun diantarkan pramusaji.

dokpri
dokpri
Ada tempe dan tahu goreng. Ada pula ayam bakar. Tidak ketinggalan sate ayam. Kali ini saya perhatikan tusuk sate-nya berbentuk bulat. Tidak seperti tusuk sate saat makan di hotel dan rumah makan Saras di Bedugul. Saya pun segera mencomot satu demi satu lauk yang menggoda itu. Ukuran ayam bakar cukup besar sehingga saya perlu waktu agak lama untuk menghabiskannya.

dokpri
dokpri
Perut terasa cukup kenyang setelah menghabiskan ayam bakar. Empat tusuk sate ayam tidak termakan. Saya menawarkan kepada teman-teman pengawas lain tetapi mereka tidak berminat. Rupanya mereka sudah cukup kenyang dengan lauk masing-masing.

Sementara itu di panggung hiburan penyanyi sudah berganti beberapa kali. Ketua umum APSI (Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia) terpilih ikut pula menyumbangkan lagu. Pak Agus Sukoco memilih lagu berbahasa Jawa yang sudah cukup dikenal karena sering ditayangkan stasiun televisi beberapa tahun silam. Lagu itu sering dinyanyikan oleh beberapa penyanyi yang bukan etnis Jawa. Lagu berjudul "Gethuk" cukup populer pada zamannya bahkan hingga sekarang masih sering dinyanyikan.

dokpri
dokpri
Pada saat asyik menikmati lagu, ada pesan WA masuk. Ada pengawas yang duduk pada meja lain memperkenalkan diri bahwa beliau berasal dari Sangkal Putung, Klaten. Saya segera membalas dengan slogan, Klaten Bersinar. Tidak lama kemudian beliau mengirimkan foto posisi duduk. Saya pun menanyakan tempat tugas beliau. Dijawab lewat WA itu bahwa beliau adalah pengawas jenjang SMA dari Kota Bekasi. Alhamdulillah, bertambah kenalan pengawas asal Klaten lagi. 

dokpri
dokpri
Sebelum meninggalkan lokasi makan malam di Pantai Jimbaran, saya menyempatkan waktu untuk menuju lampu yang membentuk tulisan "GANESHA" dan berswafoto.

Penajam Paser Utara, 24 Oktober 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun